Pandemi Virus Corona, India Tutup Taj Mahal
A
A
A
NEW DELHI - India menutup situs wisata utamanya, Taj Mahal, dalam upaya mengendalikan penyebaran virus Corona di negara Asia selatan itu. Taj Mahal bergabung dengan daftar objek wisata di seluruh dunia yang menutup pintu mereka di tengah pandemi virus Corona.
"Semua monumen tiket dan semua museum lainnya telah diarahkan untuk ditutup hingga 31 Maret 2020," kata Menteri Pariwisata India, Prahlad Singh Patel, di akun Twitter seperti dilansir dari CNN, Selasa (17/3/2020).
India sebelumnya telah menangguhkan untuk mengeluarkan visa turis baru dan memberlakukan karantina selama dua minggu pada semua wisatawan. Kebijakan ini juga berlaku untuk warga negara India yang kembali, yang datang dari atau telah mengunjungi China, Prancis, Jerman, Iran, Italia, Korea Selatan (Korsel) dan Spanyol.
Hingga saat ioni jumlah kasus virus Corona yang dikonfirmasi di India mencapai 114, termasuk dua meninggal.
"Skala dan tingkat intervensi kami telah meningkat sejalan dengan perkembangan situasi (virus Corona) COVID-19 di seluruh dunia, dan India khususnya," kata Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, kepada wartawan awal bulan ini.
Taj Mahal, yang merupakan daya tarik wisata yang paling banyak dikunjungi di negara itu, disebut-sebut menjadi pusat perhatian dari Vardhan. Dikatakan ada rencana untuk mengkarantina Agra, kota yang menjadi rumah bagi bangunan bersejarah itu.
Dibangun oleh kaisar Mughal Shah Jahan di abad ke-17, Taj Mahal adalah situs Warisan Dunia UNESCO. Namanya berarti "mahkota istana" dalam bahasa Urdu dan Persia.
Monumen dari marmer yang sangat populer itu kerap dikunjungi 50.000 pengunjung dalam satu hari. Menurut statistik dari Kementerian Pariwisata India hampir 6,5 juta orang mengunjungi Taj Mahal pada 2018.
Situs ini juga populer di kalangan selebritas dan pejabat asing.
Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump mengunjungi Taj Mahal pada bulan Februari lalu, sementara Duke dan Duchess of Cambridge alias Pangeran William dan Kate Middleton berfoto di sana selama kunjungan kerajaan pada tahun 2016.
"Semua monumen tiket dan semua museum lainnya telah diarahkan untuk ditutup hingga 31 Maret 2020," kata Menteri Pariwisata India, Prahlad Singh Patel, di akun Twitter seperti dilansir dari CNN, Selasa (17/3/2020).
India sebelumnya telah menangguhkan untuk mengeluarkan visa turis baru dan memberlakukan karantina selama dua minggu pada semua wisatawan. Kebijakan ini juga berlaku untuk warga negara India yang kembali, yang datang dari atau telah mengunjungi China, Prancis, Jerman, Iran, Italia, Korea Selatan (Korsel) dan Spanyol.
Hingga saat ioni jumlah kasus virus Corona yang dikonfirmasi di India mencapai 114, termasuk dua meninggal.
"Skala dan tingkat intervensi kami telah meningkat sejalan dengan perkembangan situasi (virus Corona) COVID-19 di seluruh dunia, dan India khususnya," kata Menteri Kesehatan India, Harsh Vardhan, kepada wartawan awal bulan ini.
Taj Mahal, yang merupakan daya tarik wisata yang paling banyak dikunjungi di negara itu, disebut-sebut menjadi pusat perhatian dari Vardhan. Dikatakan ada rencana untuk mengkarantina Agra, kota yang menjadi rumah bagi bangunan bersejarah itu.
Dibangun oleh kaisar Mughal Shah Jahan di abad ke-17, Taj Mahal adalah situs Warisan Dunia UNESCO. Namanya berarti "mahkota istana" dalam bahasa Urdu dan Persia.
Monumen dari marmer yang sangat populer itu kerap dikunjungi 50.000 pengunjung dalam satu hari. Menurut statistik dari Kementerian Pariwisata India hampir 6,5 juta orang mengunjungi Taj Mahal pada 2018.
Situs ini juga populer di kalangan selebritas dan pejabat asing.
Presiden Donald Trump dan Ibu Negara Melania Trump mengunjungi Taj Mahal pada bulan Februari lalu, sementara Duke dan Duchess of Cambridge alias Pangeran William dan Kate Middleton berfoto di sana selama kunjungan kerajaan pada tahun 2016.
(ian)