Corona Bikin Panik, Pemimpin Chechnya: Anda Akan Tetap Mati

Minggu, 15 Maret 2020 - 15:11 WIB
Corona Bikin Panik,...
Corona Bikin Panik, Pemimpin Chechnya: Anda Akan Tetap Mati
A A A
GROZNY - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mendesak bangsanya untuk tetap tenang ditengah kepanikan akibat wabah virus Corona. Ia juga meminta warganya untuk mengkonsumsi obat tradisional dan berhenti memikirkan masalah secara berlebihan.

“Orang-orang kehilangan tidur karena penyakit yang muncul di China: virus (Corona). Mereka takut penyakit itu menyerang (mereka) dan mereka akan mati. Jangan terburu-buru, Anda akan mati. Jangan mencoba mati sebelum waktunya," kata Kadyrov, berbicara pada pertemuan pemerintah setempat seperti dikutip dari Russia Today, Minggu (15/3/2020).

Pemimpin Chechnya mencatat bahwa sementara virus COVID-19 yang mematikan membawa dunia dalam badai telah menjadi pembicaraan di kota itu, penyakit-penyakit lain seperti flu biasa terus merenggut ribuan nyawa setiap tahun.

"Seperti halnya hampir semua penyakit serius lainnya mereka yang dalam kesehatan yang baik, akan mengatasinya (virus Corona), mereka yang tidak, tidak akan berhasil,” ujar Kadyrov.

Ia pun merekomendasikan mereka yang cemas dengan kondisi kesehatannya untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan cara tradisional.

"Campur lemon dengan madu dan air dan minum - maka virus tidak akan menyerang Anda. Makan bawang putih,” ungkapnya.

Chechnya, yang memiliki populasi lebih dari 1,3 juta, belum melaporkan kasus virus Corona pertamanya. Sebaliknya, Rusia sebanyak 59 orang di Rusia telah terinfeksi virus Corona dengan 25 diantaranya bermukim di Ibu Kota Moskow. Enam dari pasien virus Corona telah dinyatakan pulih, dan tidak ada kematian yang diakibatkan COVID-19 di negara ini.

Sejalan dengan pedoman nasional yang bertujuan untuk menghentikan penyebaran penyakit di dalam perbatasan Rusia, Kadyrov sebelumnya meminta penduduk untuk menjauh dari acara-acara publik dan menghindari perjalanan ke luar negeri, karena titik penyebaran dari virus Corona telah bergeser ke Eropa di mana jumlah harian dari yang terinfeksi telah mencapai puncaknya di China.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7049 seconds (0.1#10.140)