Penampakan Kuburan Massal Korban Corona di Iran, Seukuran Lapangan Bola
A
A
A
QOM - Iran telah menggali dua parit seukuran lapangan sepak bola untuk penguburan massal korban virus corona baru, COVID-19. Penggalian kuburan massal ini terungkap oleh satelit milik Maxar Technologies yang berbasis di Amerika Serikat (AS).
Aktivitas penguburan massal ini berlangsung dalam beberapa pekan setelah kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi. The Washington Post yang mengutip data citra satelit Maxar melaporkan lokasi kuburan massal berada di pemakaman Behesht-e Masoumeh di Qom, sekitar 130 km selatan Teheran.
Menurut laporan tersebut, penggalian kuburan massal dimulai pada 21 Februari. Iran sendiri mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada 19 Februari. "Citra satelit @maxar mulai 1 Maret jelas menunjukkan sepasang parit besar. Bersama-sama, panjangnya adalah sebidang lapangan sepak bola," tulis Dalton Bennett, peneliti yang juga jurnalis investigasi The Washington Post di Twitter via akun @DaltonBennett.
Negara para Mullah ini telah terkena dampak parah oleh virus corona baru. Data hingga hari ini (14/3/2020), ada 11.364 kasus dengan 514 orang meninggal dan 3.529 orang lainnya disembuhkan.
Di antara mereka yang terinfeksi dan meninggal termasuk beberapa pejabat tinggi Iran.
Analis citra satelit di Maxar Technologies di Colorado mengatakan kepada The Washington Post bahwa dilihat dari ukuran parit dan kecepatan penggaliannya itu merupakan penyimpangan dari praktik penguburan tradisional di lokasi tersebut.
Dalam satu video yang di-posting oleh surat kabar Amerika tersebut, seorang narator mengatakan dia berada di pemakaman Behesht-e Masoumeh pada 3 Maret.
"Seorang pekerja mengatakan kepada saya bahwa mereka pasti telah mengubur lebih dari 250 korban virus corona sejauh ini," kata narator di video tersebut tanpa menyebutkan namanya.
"Ini semua adalah kuburan dan masih segar," lanjut sang narator. “Ini semua dari beberapa hari terakhir. Dan seperti yang Anda lihat, itu berlangsung sampai akhir."
Gambar satelit juga menunjukkan tumpukan objek warna putih besar mirip kapur yang sebelumnya para pejabat kesehatan Iran katakan digunakan ketika mengubur para korban virus corona.
Menteri Luar Negeri Michael Richard Pompeo menuduh Teheran menyembunyikan informasi tentang penyakit itu.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan informasi yang menunjukkan bahwa rezim Iran mungkin telah menekan rincian penting tentang wabah di negara itu," katanya bulan lalu.
Pada hari Selasa, Pompeo menyerukan pembebasan beberapa warga Amerika yang ditahan secara tidak sah di Iran di tengah kekhawatiran tentang menyebarnya virus corona di penjara-penjara negara tersebut.
"Laporan bahwa COVID-19 telah menyebar ke penjara-penjara Iran sangat meresahkan dan menuntut pembebasan seluruh warga Amerika secara penuh dan segera," kata Pompeo. "Penahanan mereka di tengah kondisi yang semakin memburuk menentang kepatutan dasar manusia."
Aktivitas penguburan massal ini berlangsung dalam beberapa pekan setelah kasus pertama COVID-19 dikonfirmasi. The Washington Post yang mengutip data citra satelit Maxar melaporkan lokasi kuburan massal berada di pemakaman Behesht-e Masoumeh di Qom, sekitar 130 km selatan Teheran.
Menurut laporan tersebut, penggalian kuburan massal dimulai pada 21 Februari. Iran sendiri mengumumkan kasus pertama COVID-19 pada 19 Februari. "Citra satelit @maxar mulai 1 Maret jelas menunjukkan sepasang parit besar. Bersama-sama, panjangnya adalah sebidang lapangan sepak bola," tulis Dalton Bennett, peneliti yang juga jurnalis investigasi The Washington Post di Twitter via akun @DaltonBennett.
Negara para Mullah ini telah terkena dampak parah oleh virus corona baru. Data hingga hari ini (14/3/2020), ada 11.364 kasus dengan 514 orang meninggal dan 3.529 orang lainnya disembuhkan.
Di antara mereka yang terinfeksi dan meninggal termasuk beberapa pejabat tinggi Iran.
Analis citra satelit di Maxar Technologies di Colorado mengatakan kepada The Washington Post bahwa dilihat dari ukuran parit dan kecepatan penggaliannya itu merupakan penyimpangan dari praktik penguburan tradisional di lokasi tersebut.
Dalam satu video yang di-posting oleh surat kabar Amerika tersebut, seorang narator mengatakan dia berada di pemakaman Behesht-e Masoumeh pada 3 Maret.
"Seorang pekerja mengatakan kepada saya bahwa mereka pasti telah mengubur lebih dari 250 korban virus corona sejauh ini," kata narator di video tersebut tanpa menyebutkan namanya.
"Ini semua adalah kuburan dan masih segar," lanjut sang narator. “Ini semua dari beberapa hari terakhir. Dan seperti yang Anda lihat, itu berlangsung sampai akhir."
Gambar satelit juga menunjukkan tumpukan objek warna putih besar mirip kapur yang sebelumnya para pejabat kesehatan Iran katakan digunakan ketika mengubur para korban virus corona.
Menteri Luar Negeri Michael Richard Pompeo menuduh Teheran menyembunyikan informasi tentang penyakit itu.
"Amerika Serikat sangat prihatin dengan informasi yang menunjukkan bahwa rezim Iran mungkin telah menekan rincian penting tentang wabah di negara itu," katanya bulan lalu.
Pada hari Selasa, Pompeo menyerukan pembebasan beberapa warga Amerika yang ditahan secara tidak sah di Iran di tengah kekhawatiran tentang menyebarnya virus corona di penjara-penjara negara tersebut.
"Laporan bahwa COVID-19 telah menyebar ke penjara-penjara Iran sangat meresahkan dan menuntut pembebasan seluruh warga Amerika secara penuh dan segera," kata Pompeo. "Penahanan mereka di tengah kondisi yang semakin memburuk menentang kepatutan dasar manusia."
(mas)