Perjanjian Damai AS-Taliban Diprediksi akan Berumur Pendek

Jum'at, 13 Maret 2020 - 12:00 WIB
Perjanjian Damai AS-Taliban...
Perjanjian Damai AS-Taliban Diprediksi akan Berumur Pendek
A A A
WASHINGTON - Perjanjian damai antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban diprediksi tidak akan berumur panjang. Perjanjian itu diprediksi akan runtuh sebelum pemilihan umum AS pada akhir tahun ini.

Mantan Duta Besar AS untuk Arab Saudi, Chas Freeman memprediksi, perjanjian itu akan runtuh sebelum November, karena tidak menciptakan perdamaian antara faksi yang bertikai di Afghanistan begitu pasukan koalisi pergi.

"Perjanjian ini tampaknya telah diatur waktunya untuk memungkinkan Donald Trump untuk mengklaim bahwa ia telah menepati janji kampanyenya untuk mundur dari Afghanistan, tetapi tampaknya pasti akan berantakan sebelum pemilihan umum AS November," kata Freeman.

"Lebih penting, itu tidak menciptakan perdamaian di Afghanistan antara faksi-faksi yang bertikai dan tidak berisi janji untuk melanjutkan bantuan Amerika untuk Afghanistan," sambungnya, seperti dilansir Sputnik.

Kemungkinan besar, jelas Freeman, itu adalah resep untuk perang saudara Afghanistan yang intensif. "Saya ragu itu akan memungkinkan penarikan pasukan AS atau memperbaiki situasi di Afghanistan," ucapnya.

Inti dari perjanjian ini adalah janji oleh Taliban untuk mencegah kelompok-kelompok teroris asing seperti Al Qaeda dan ISIS mendirikan pangkalan di Afghanistan untuk merencanakan dan melakukan serangan di Amerika Serikat.

Pada pertengahan 1990-an, al Qaeda dan pemimpinnya, Osama bin Laden, pindah dari Sudan ke Afghanistan, yang menjadi basis dari mana serangan 11 September 2011 di New York dan Washington diarahkan.

Freeman sejatinya telah menyarankan bahwa AS bisa menghindari perang terpanjang dalam sejarahnya dengan menegosiasikan perjanjian serupa pada 2001-2002, alih-alih memulai upaya pembangunan bangsa yang panjang.

Upaya ini, menurut Freeman, yang memungkinkan Taliban untuk berkumpul kembali dan mengubah dirinya menjadi kelompok pemberontakan yang cukup kuat melawan pemerintah yang didukung Amerika.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2119 seconds (0.1#10.140)