Fobia Corona, Masyarakat Dunia Tolak Jabat Tangan hingga Cium Kening
A
A
A
BERLIN - Dampak virus corona Covid-19 tidak hanya mengancam kesehatan, tapi juga budaya sosial. Belakangan ini masyarakat di dunia menjadi fobia untuk melakukan interaksi. Di Jerman publik dikagetkan manakala ajakan jabat tangan Kanselir Jerman Angela Merkel ditolak Menteri Dalam Negeri (Mendgari) Horst Seehofer. Penolakan itu bahkan tampak tegas.
Peristiwa itu saat Merkel menghadiri pertemuan dengan para pemimpin asosiasi migran di Berlin, Jerman, Senin (2/3/2020). Dia mencoba menyapa Seehofer dengan berjabat tangan. Namun, Seehofer tidak membalasnya. Selama sesi foto dia juga hanya tersenyum pada Merkel dan tidak berani berjabat tangan. (Baca: Hindari Jabat Tangan, Para Pejabat OPEC Menyapa dengan Kaki)
Seperti dilansir Fox News, Merkel dan Seehofer tertawa-tawa sebelum dan sesudah acara berlangsung. Sejauh ini sedikitnya 157 orang terjangkit Covid-19 di sepuluh dari 16 negara bagian di Jerman, hampir separuhnya berada di North Rhine-Westphalia. Para ahli lokal pun menyarankan agar warga tidak berjabat tangan.
Perubahan budaya sosial itu tidak hanya terjadi di Jerman, tapi juga hampir di seluruh wilayah terdampak Covid-19, mulai dari China hingga Uni Emirates Arab (UEA). Budaya jabat tangan, high fives, berpelukan, atau mencium kening juga mulai hilang demi mengurangi risiko terjangkit dan mencegah penyebaran Covid-19.
Di Prancis budaya jabat tangan dan mencium kening juga diminta dihindari untuk sementara waktu. Ahli gaya hidup lokal Philippe Lichtfus menegaskan, jabat tangan adalah budaya baru di dalam sejarah masyarakat Prancis sehingga hal itu dapat mudah diganti dengan yang lain.
Pemerintah Romania juga mengimbau warganya untuk tidak berciuman selama merayakan Festival Martisor pada 1 Maret lalu. “Silakan berikan bunga untuk menandai awal musim semi, tapi jangan berciuman,” kata Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan Romania Nelu Tataru dikutip The Guardian.
Polandia yang dikenal sebagai negara paling Katolik di kawasan Eropa juga harus mengubah tradisi agama. Umat Katolik setempat diperbolehkan melakukan ritual dan memakan roti, tapi tidak dari mulut ke mulut, melainkan menggunakan tangan. Mereka juga diimbau tidak mencelupkan tangan ke dalam air suci. (Baca juga: Gara-Gara Virus Corona, AS-Israel Batalkan Latihan Gabungan)
Begitu pun dengan umat Kristen di Spanyol. Mereka kemungkinan diminta untuk tidak mencium tangan dan kaki patung Maria menjelang Paskah yang akan berlangsung sebulan lagi. “Ini adalah salah satu langkah pencegahan yang harus dan dapat kami lakukan,” kata pejabat kesehatan Spanyol Fernando Simon.
Di Beijing, China, masyarakat juga diminta tidak berjabat tangan. Mereka dapat menggantinya dengan melambaikan tangan, mengucapkan salam saja, atau menempelkan sendiri dua telapak tangan. Di beberapa wilayah lainnya masyarakat bahkan diminta untuk membangkitkan gong shou, salam khas China.
Di Australia, masyarakat juga diinstruksikan tidak berjabat tangan. Adapun di Iran dan UEA, orang-orang menggantinya dengan berjabat kaki alias sepatu. Hal serupa dilakukan Presiden Tanzania JohnMagufuli saat bertemu para menteri atau tamu-tamunya. Meski belum ada warga Tanzania yang terpapar virus mematikan ini, namun Presiden John begitu mengingatkan rakyatnya untuk waspada. Dia mengimbau warganya menghindari salaman, saling memeluk, atau mencium. Sebagai bukti kampanyenya, belum lama ini, Presiden John merilis fotonya bertos kaki dengan pemimpin oposisi Maalim Sheif Sharif.
Di Indonesia, salaman tos kaki ini juga mulai dilakukan sebagian orang. Belum lama ini juga banyak beredar video di media sosial yang menggambarkan seseorang turun dari mobil kemudian bersalaman kaki dengan koleganya. Ada juga video yang menggambarkan dua tokoh nasional dengan berbaju batik bersalaman kaki
Di Brasil otoritas terkait setempat merekomendasikan warganya agar tidak berbagi sedotan logam yang digunakan untuk meminum chimarrao. (Muh Shamil)
Peristiwa itu saat Merkel menghadiri pertemuan dengan para pemimpin asosiasi migran di Berlin, Jerman, Senin (2/3/2020). Dia mencoba menyapa Seehofer dengan berjabat tangan. Namun, Seehofer tidak membalasnya. Selama sesi foto dia juga hanya tersenyum pada Merkel dan tidak berani berjabat tangan. (Baca: Hindari Jabat Tangan, Para Pejabat OPEC Menyapa dengan Kaki)
Seperti dilansir Fox News, Merkel dan Seehofer tertawa-tawa sebelum dan sesudah acara berlangsung. Sejauh ini sedikitnya 157 orang terjangkit Covid-19 di sepuluh dari 16 negara bagian di Jerman, hampir separuhnya berada di North Rhine-Westphalia. Para ahli lokal pun menyarankan agar warga tidak berjabat tangan.
Perubahan budaya sosial itu tidak hanya terjadi di Jerman, tapi juga hampir di seluruh wilayah terdampak Covid-19, mulai dari China hingga Uni Emirates Arab (UEA). Budaya jabat tangan, high fives, berpelukan, atau mencium kening juga mulai hilang demi mengurangi risiko terjangkit dan mencegah penyebaran Covid-19.
Di Prancis budaya jabat tangan dan mencium kening juga diminta dihindari untuk sementara waktu. Ahli gaya hidup lokal Philippe Lichtfus menegaskan, jabat tangan adalah budaya baru di dalam sejarah masyarakat Prancis sehingga hal itu dapat mudah diganti dengan yang lain.
Pemerintah Romania juga mengimbau warganya untuk tidak berciuman selama merayakan Festival Martisor pada 1 Maret lalu. “Silakan berikan bunga untuk menandai awal musim semi, tapi jangan berciuman,” kata Juru Bicara (Jubir) Kementerian Kesehatan Romania Nelu Tataru dikutip The Guardian.
Polandia yang dikenal sebagai negara paling Katolik di kawasan Eropa juga harus mengubah tradisi agama. Umat Katolik setempat diperbolehkan melakukan ritual dan memakan roti, tapi tidak dari mulut ke mulut, melainkan menggunakan tangan. Mereka juga diimbau tidak mencelupkan tangan ke dalam air suci. (Baca juga: Gara-Gara Virus Corona, AS-Israel Batalkan Latihan Gabungan)
Begitu pun dengan umat Kristen di Spanyol. Mereka kemungkinan diminta untuk tidak mencium tangan dan kaki patung Maria menjelang Paskah yang akan berlangsung sebulan lagi. “Ini adalah salah satu langkah pencegahan yang harus dan dapat kami lakukan,” kata pejabat kesehatan Spanyol Fernando Simon.
Di Beijing, China, masyarakat juga diminta tidak berjabat tangan. Mereka dapat menggantinya dengan melambaikan tangan, mengucapkan salam saja, atau menempelkan sendiri dua telapak tangan. Di beberapa wilayah lainnya masyarakat bahkan diminta untuk membangkitkan gong shou, salam khas China.
Di Australia, masyarakat juga diinstruksikan tidak berjabat tangan. Adapun di Iran dan UEA, orang-orang menggantinya dengan berjabat kaki alias sepatu. Hal serupa dilakukan Presiden Tanzania JohnMagufuli saat bertemu para menteri atau tamu-tamunya. Meski belum ada warga Tanzania yang terpapar virus mematikan ini, namun Presiden John begitu mengingatkan rakyatnya untuk waspada. Dia mengimbau warganya menghindari salaman, saling memeluk, atau mencium. Sebagai bukti kampanyenya, belum lama ini, Presiden John merilis fotonya bertos kaki dengan pemimpin oposisi Maalim Sheif Sharif.
Di Indonesia, salaman tos kaki ini juga mulai dilakukan sebagian orang. Belum lama ini juga banyak beredar video di media sosial yang menggambarkan seseorang turun dari mobil kemudian bersalaman kaki dengan koleganya. Ada juga video yang menggambarkan dua tokoh nasional dengan berbaju batik bersalaman kaki
Di Brasil otoritas terkait setempat merekomendasikan warganya agar tidak berbagi sedotan logam yang digunakan untuk meminum chimarrao. (Muh Shamil)
(ysw)