Pasangan Lesbian Arab Saudi yang Melarikan Diri Muncul di TV

Jum'at, 21 Februari 2020 - 10:27 WIB
Pasangan Lesbian Arab...
Pasangan Lesbian Arab Saudi yang Melarikan Diri Muncul di TV
A A A
LONDON - Pasangan lesbian "Fad" dan "Nanz" yang melarikan diri dari Arab Saudi karena takut dihukum mati kini tinggal di London, Inggris dan mengklaim telah menemukan kebahagiaan. Mereka bahkan muncul di stasiun televisi (TV) untuk menyatakan perasaan cinta satu sama lain.

Keduanya melarikan diri tak lama setelah Arab Saudi mencabut larangan berpegian perempuan tanpa wali pria pada Agustus 2018. Mereka sudah diberikan suaka di Inggris.

Selama berada di Arab Saudi, keduanya merahasiakan hubungan asmara karena negara tersebut menganut hukum syariah yang melarang hubungan sesama jenis. Hubungan sesama jenis baik gay maupun lesbian dapat dihukum mati di bawah hukum syariah.

Pasangan sesama jenis itu muncul dalam sesi wawancara di acara televisi berbahasa Arab "Jaafar Talk" yang mengudara di channel DW. Mereka muncul dalam acara yang khusus untuk Hari Valentine (Valentine Day).

Fad dan Nanz adalah nama alias untuk mereka. Dalam acara televisi itu, kedua perempuan Arab Saudi itu mengungkapkan bagaimana mereka jatuh cinta setelah bertemu di aplikasi Snapchat.

Mereka berhasil merahasiakan hubungan mereka sampai Nanz—yang mengaku dia menemukan seksualitasnya di awal remaja—mulai menarik kecurigaan dari kerabat karena dia terus menolak calon pelamar.

Selama wawancara, sebagaimana dikutip Mirror, Jumat (21/2/2020), mereka mengungkap bagaimana rasanya menjadi berbeda di sebuah negara di—menurut badan keamanan Arab Saudi—hubungan homoseksual dapat dihukum mati.

Ketika mereka akhirnya benar-benar terbuka tentang hubungan mereka di media sosial, kerabat Nanz segera memutuskan semua hubungan pasangan sesama jenis tersebut.

Setelah tinggal di London, keduanya mengaku bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungan baru dan merasa bebas untuk saling mencintai tanpa takut mati.

Wawancara di acara televisi itu telah memicu sejumlah komentar pro dan kontra. Pengguna akun media sosial, "AysarIraq", menulis; "Setiap orang harus bebas untuk melakukan apa yang mereka inginkan."

Pengguna media sosial lainnya, "Tangiroustom", menulis: "Tubuh dan emosi mereka bukan urusan kami. Mereka bisa menikmati kebebasan yang diberikan kepada mereka dengan deklarasi universal hak asasi manusia berkat negara-negara beradab yang memberi mereka perlindungan."

Sedangkan reaksi kontra salah satunya disampaikan pengguna akun media sosial "Mays9325" yang mengatakan; "Pada akhirnya, ini adalah pilihan mereka, tetapi mengapa mereka harus ada di TV? Saya pikir itu tidak perlu."
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0727 seconds (0.1#10.140)