Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun

Minggu, 16 Februari 2020 - 07:28 WIB
Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun
Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun
A A A
SECARA teori tidak ada korelasi antara ukuran tubuh dengan kecakapan memimpin. Banyak pemimpin besar lahir dengan tubuh pendek namun memiliki pemikiran dan kontribusi luar biasa. Sebaliknya memiliki tubuh gemuk juga bukan berarti seseorang tidak mampu memimpin. Yang pasti, tubuh gemuk biasanya identik dengan tumpukan lemak dan menjadi indikasi tubuh tak sehat. Dalam sejarah, tercatat sejumlah pemimpin dunia yang memiliki tubuh tambun.

1. Kim Jong-un (Pemimpin Korea Utara)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Kim Jong-un telah menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara sejak 2011. Ketika berkuasa, penerus dinasti Kim ini mengeksekusi banyak pejabat senior Korea Utara yang tidak disukainya.

Di luar soal kepemimpinan, sebuah laporan tahun 2009 menyebutkan, Kim dikenal sebagai perokok berat. Kebiasaan inilah yang membuatnya menderita hipertensi dan diabetes.

Pada 2015 lemak di tubuh Kim diperkirakan mencapai lebih dari 30 kilogram yang diperoleh hanya dalam lima tahun dan membuat badannya melar menjadi 130 kilogram. Hal ini menjadikan Kim sebagai salah satu pemimpin bertubuh gemuk. Di Korea Utara, mie dingin adalah makanan pokok selain tahu, nasi, dan bubur. Unggas, daging sapi, dan makanan laut pun berlimpah.

2. Abu Abdul Bari (Pemimpin ISIS)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Abu Abdul Bari adalah pemimpin ISIS dengan berat badan mencapai 254 kilogram. Ia juga dikenal sebagai "Shifa al-Nima”, “Jabba the Jihadi”, dan “ Jabba the Hutt milik Negara Islam”.

Ketika ditangkap pada Januari 2020, tubuhnya terlalu besar untuk dimasukkan ke dalam mobil polisi dan harus diangkut dengan truk. Tambunnya ukuran tubuh Bari disebut-sebut karena kehidupannya yang dihabiskan bertahun-tahun untuk bersembunyi.

Dalam kepemimpinannya di ISIS, Bari telah mengeluarkan dekrit agama yang mematikan (fatwa). Atas dasar agama, ia juga mencoba membenarkan perbudakan, eksploitasi seksual, dan penyiksaan etnis minoritas, seperti Yazidi, di Irak.

3. Laurent Kabila (Presiden DR Kongo)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Laurent Kabila adalah presiden ketiga Republik Demokratik Kongo (sebelumnya Zaire). Pada 1960, ia membantu mengorganisir pasukan revolusioner selama Krisis Kongo, tetapi pemberontakan gagal. Mobutu Sese Seko akhirnya menjadi presiden dalam kudeta pada 1965.
Pada 1967, Kabila mendirikan Partai Revolusi Rakyat. Pada 1997, ia menggulingkan Mobutu dan tetap berkuasa sampai 2001. Kepemimpinannya dikritik, dan ia dijuluki "Mobutu lain”.

Pada awal 2001, pria berusia 61 tahun itu dibunuh oleh salah satu pengawalnya sendiri. Kabila merupakan salah satu pemimpin yang memiliki tubuh tambun. Seperti kebanyakan orang-orang Kongo, semasa hidupnya Kabila termasuk penyuka makanan lokal berlemak seperti bahan bertepung yang dikombinasikan dengan sayuran dan daging serta roti fermentasi, sayuran hijau, ikan, dan nasi dengan saus pedas melengkapi hidangan lezat.

4. Idi Amin (Diktator Uganda)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Idi Amin memerintah Uganda dari 1971 hingga 1979. Kejahatan brutalnya terhadap kemanusiaan menjadikannya salah satu diktator paling mematikan dalam sejarah. Setelah ia digulingkan pada 1979, Amin meninggalkan Uganda.

Ia berusia 78 tahun dan tinggal di Arab Saudi ketika meninggal karena gagal ginjal pada 2003. Amin dikenal sebagai pemimpin bertubuh gemuk dan sangat menyukai makanan-makanan lokal berlemak seperti matoke atau matooke yakni hidangan nasional Uganda. Makanan lokal Uganda yang kaya lemak antara lain kacang tanah, pisang raja, kentang manis, serta belalang goreng
5. Georgy Malenkov (Pemimpin Uni Soviet)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Setelah kematian Joseph Stalin, Georgy Maximilianovich Malenkov adalah pemimpin Uni Soviet dari 1953 hingga 1955. Pada usia 16 tahun, ia mendaftar sebagai sukarelawan Tentara Merah. Tidak lama kemudian, ia bergabung dengan Partai Komunis Uni Soviet dan dengan cepat kariernya menanjak di partai.

Pada 1946, Malenkov bergabung dengan Politbiro sebagai calon anggota dan Stalin kemudian mengangkatnya ke posisi kepemimpinan. Ia mengundurkan diri pada 1955.

Pada 1957, Malenkov memimpin kudeta istana yang gagal terhadap Nikita Khrushchev. Pada 1988, Malenkov yang berusia 86 tahun meninggal karena sebab alami dan diduga karena persoalan berat badan. Pada pertengahan 1950-an orang Soviet termasuk Malenkov sangat menyukai hidangan berlemak seperti okroshka, aspic, blini, telur goreng dengan selai, ayam Kiev, dan kaviar.

6. William Howard Taft (Presiden ke-27 Amerika Serikat)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


William Taft adalah presiden ke-27 Amerika Serikat dan ketua Mahkamah Agung ke-10. Pada November 1908, Taft memenangkan pemilihan presiden AS dan lengser digantikan Woodrow Wilson pada 1912.

Taft memiliki tinggi badan 183 cm, berat 159 kg dan dijuluki "Big Lub" di kampus semasa kuliah. Taft meninggal pada 8 Maret 1930 di usia 72 tahun karena penyakit kardiovaskular yang disebabkan kelebihan berat badan.

Banyaknya orang gemuk di AS pada awal 1900-an seperti dialami Taft dikarenakan kegemaran orang AS makan nasi kembung, hot dog, selai kacang, es krim kerucut, Jell-O, es buah (sekarang dikenal sebagai es loli), serta berbagai minuman ringan seperti Dr Pepper dan Hires root beer.

7. Winston Churchill (Perdana Menteri Inggris)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Sir Winston Churchill adalah negarawan Inggris yang menjabat sebagai perdana menteri Inggris dari 1940 hingga 1945 dan dari 1951 hingga 1955. Ia dianugerahi gelar kebangsawanan oleh Ratu Elizabeth II pada 1953, tahun yang sama ketika ia menerima Hadiah Nobel untuk Sastra.
Churchill menderita kesehatan buruk selama 25 tahun terakhir hidupnya. Ia tidak sehat selama Perang Dunia II dan mengalami serangan jantung pada 1941.

Pada 1943, ia menderita pneumonia. Churchill meninggal pada 24 Januari 1965, karena stroke berat di usia 90 tahun.

Di pertengahan tahun 1900-an, orang Inggris gemar mengonsumsi berbagai macam makanan berlemak seperti telur kering, kentang kering, dan Spam. Imbasnya banyak orang Inggris menderita obesitas, tak terkecuali dialami Churchill.

8. Maria Theresa (Pemimpin Dinasti Habsburg, Austria)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Permaisuri Maria Theresa Walburga Amalia Christina adalah seorang uskup agung Austria dari 1740 hingga 1780. Ia memulai pemerintahannya selama 40 tahun ketika ayahnya, Kaisar Charles VI, meninggal.
Maria Theresa adalah satu-satunya penguasa wanita dari dinasti Habsburg. Ia penguasa hampir selusin negara, termasuk Austria dan Transylvania.

Para sejarawan mengatakan bahwa Maria Theresa melahirkan 16 anak. Putri bungsunya adalah Marie Antoinette yang menjadi uatri Raja Prancis, Louis XVI.

Maria Theresa meninggal pada 29 November 1780, pada usia 63 tahun. Ia diyakini meninggal karena serangan jantung atau radang paru-paru. Semasa hidupnya, Maria Theresa adalah penyuka kuliner khususnya kopi, crepes, sosis, kue kering, sup, pangsit, dan souffle.

9. Henry VIII (Raja Inggris)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Henry VIII adalah raja Tudor kedua. (Ayah Henry VII adalah yang pertama.) Dia baru berusia 17 tahun ketika dia menjadi raja Inggris tahun 1509 hingga kematiannya pada 1547 di usia 55 tahun. Henry VIII menikahi enam wanita dalam usahanya mencari ahli waris laki-laki.
Semasa hidupnya, Hendry VIII memiliki tubuh terlalu gemuk dan menderita diabetes tipe 2. Dalam kesehariannya, Henry VIII menyukai makanan roti, daging, dan permen. Di jamuan makan, dia terbiasa makan kaki babi, pai daging, roti jahe, dan almond bergula.

10. Kubilai Khan (Kaisar Mongol)

Hikayat Pemimpin Bertubuh Tambun


Kublai Khan adalah Khan Besar kelima dari Kekaisaran Mongol. Kakeknya, Genghis Khan ini mempersiapkan Kublai muda dan saudara-saudaranya untuk memimpin. Di usia dua puluhan, dia menerima daerah kecil di China utara untuk memerintah. Ia mendirikan dinasti Yuan, kerajaan Mongol dan China dan memerintah dari tahun 1260 hingga 1294.

Hilangnya istri kesayangan dan putra kesayangannya membuat Khan menderita. Untuk mengurangi hal itu ia berusaha menenangkan diri dengan makan dan minum berlebihan. Akibatnya tubuh Khan menjadi gemuk dan menjadi pemicu dirinya menderita encok parah dan masalah kesehatan lainnya. Ia meninggal pada 18 Februari 1294, pada usia 78 tahun.

Sumber: www.listverse.com
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3014 seconds (0.1#10.140)