Dunia Waspadai Corona di Singapura, 4 Negara Larang Warganya Berkunjung
A
A
A
SINGAPURA - Perkembangan wabah virus corona membuat Singapura terkena getahnya. Banyaknya warga di negara kota itu yang terinfeksi virus mematikan asal Wuhan, China tersebut, memaksa sejumlah negara mengeluarkan larangan atau meminta warganya waspada bepergian ke sana.
Kebijakan ini di antaranya diputuskan Qatar, Kuwait, Inggris, dan India. Penyebaran virus corona di Singapura memang cukup memprihatinkan. Lebih dari separuh dari 43 orang yang terinfeksi terbukti telah menularkan virus corona terhadap warga setempat. Saat ini enam orang dalam kondisi kritis. Singapura pun menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di luar China.
Hingga kemarin, virus corona belum berhenti menebar ketakutan. Bagaimana tidak, jumlah korban tewas di negeri asalnya, China, telah melampaui 900. Sekitar 91 orang tewas dalam 24 jam di Provinsi Hubei. Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi jumlah pasien baru virus corona sebanyak 2.618 orang. Artinya, total pasien virus corona saat ini mencapai lebih dari 40.000.
Merespons perkembangan di Singapura, kemarin pemerintah Indonesia juga memutuskan mengantisipasi perkembangan wabah di negeri jiran itu .
Kepada wartawan, kemarin Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menyebut ada perubahan status terkait virus corona di Singapura menjadi berwarna oranye.
Status berwarna oranye ini menandakan penyebaran virus serius dan berdampak luas pada kesehatan publik. “Memang sampai saat sekarang, status Singapura kalau kita ikuti ada perubahan status di internal Singapura sendiri, statusnya jadi oranye. Karena di situ disebutkan ada peningkatan penularan dari virus itu sendiri,” katanya di Kantor Staf Presiden kemarin. (Baca: Dubes RI di China, Aktivitas Publik di Beijing Berangsur Pulih)
Atas kondisi tersebut, pemerintah akhirnya mengeluarkan status perubahan di sisi travel dan meminta masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan, menjaga kesehatan, dan hindari aktivitas di tempat umum yang berpotensi terjadi penularan.
"Pada intinya, KBRI kita di Singapura terus melakukan pendampingan, memberikan komunikasi. Dengan memperhatikan status yang dikeluarkan oleh pemerintah Singapura, harapannya, kita selalu berada di depan dan komunikasi dengan masyarakat kita perkembangan kondisi di Singapura,” ungkapnya.
Namun, dia menandaskan bahwa perubahan status tersebut tidak serta-merta menjadikan Singapura menjadi negara yang dilarang dikunjungi. Apa lagi, sampai saat ini belum ada penutupan penerbangan dari dan ke Singapura. “Dari sisi ke bijakan pemerintah, sampai sekarang tidak ada pembatasan travel dan tidak membatasi penerbangan untuk wilayah-wilayah yang tidak menjalani posisi ditutup atau diisolasi,” ujarnya.
Sikap lebih tegas diambil Qatar. Kedutaan Besar Qatar untuk Singapura mengeluarkan surat larangan bepergian menuju Singapura, kecuali ada keperluan mendesak. Peringatan kunjungan itu dikeluarkan sehari setelah Kuwait mengeluarkan peringatan yang sama kepada warganya. Sebelumnya, Inggris juga memasang posisi waspada. Setiap pengunjung atau warga Inggris yang pulang dari Singapura dan mengalami sakit akan diisolasi.
Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengakui negaranya telah menghadapi virus corona sekitar dua pekan. Namun, dengan berbekal pengalaman menghadapi SARS 17 tahun silam, dia optimistis bisa mengatasinya.
“Kami telah memperluas dan meningkatkan fasilitas medis, termasuk Pusat Nasional untuk Penyakit Menular,” kata Lee. “Kami juga memiliki kapabilitas penelitian yang lebih maju, lebih banyak dokter terlatih, dan lebih siap secara psikologi. Kami tahu kami dapat melalui periode ini seperti wabah SARS,” tambahnya.
Perkembangan wabah corona di negeri tersebut terbilang agresif. Virus misalnya telah menyebar hingga pusat keuangan. Beberapa staf perusahaan besar diminta bekerja dari rumah sampai pemberitahuan selanjutnya. Setiap tower juga dilengkapi alat pendeteksi suhu tubuh di gerbang masuk. Maklum, sebelumnya seorang karyawan terinfeksi virus corona.
Kasus lainnya juga muncul di wilayah sekitar atau di kawasan pusat bisnis. Singapura telah mengambil tindakan pencegahan dengan menyemprotkan cairan disinfektan dan memberi tahu seluruh orang yang terdampak. Singapura menaikkan level ke tingkat ter tinggi. Menurut Lee, virus itu “impor” dari daratan China.
Kondisi di Singapura saat ini mirip dengan di Hong Kong, meski tingkat kekacauannya lebih rendah. Warga dilarang berjabat tangan. Tisu toilet, beras, dan mi instan juga ludes terjual. Otoritas terkait Singapura memperingatkan warganya agar tidak menimbun pasokan dan meminta bank menyiapkan uang tunai.
Pertunjukan Air Show juga ditinggalkan 70 exhibitor, termasuk Bombardier, Gulfstream, Textron, dan Lockheed Martin. Meski demikian, acara tersebut akan tetap berjalan dengan berbagai konsekuensi, seperti larangan kontak hingga pembatalan pertemuan eksekutif penerbangan. Adapun Airbus dan Boeing akan tetap berpartisipasi. (Baca juga: WHO: Manusia Harus Berjuang Melawan Virus Corona)
Walaupun perkembangan wabah corona masih mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai penyebaran virus corona mulai melambat dalam empat hari terakhir. Namun, WHO meminta tetap waspada. “Masa stabil ini merefleksikan hasil dari upaya pencegahan yang dilakukan China,” ujar Kepala Program Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan, dikutip CNA. Tim ahli internasional WHO telah diturunkan ke China, Minggu (9/2/2020). Tim tersebut dipimpin langsung Bruce Aylward, seorang veteran kesehatan darurat global.
Kondisi WNI Terjangkit
Plt Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendapatkan informasi perkembangan WNI yang terjangkit virus corona. Menurutnya, saat ini kondisi WNI tersebut masih stabil. Meski begitu, dia belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut karena saat ini WNI positif corona sedang diisolasi.
“Dari sisi informasi pun, Singapura berlaku ketentuan Data Protection Act, informasi tidak bisa kita gali lebih banyak lagi. Namun, setiap perkembangan menyangkut WNI terus dikomunikasikan oleh pihak otoritas Singapura dan Kemenkes melalui perwakilan kita di Singapura,” pungkasnya.
Kemenlu mengonfirmasi ada beberapa WNI yang terjebak di kapal pesiar karena virus corona. Faizasyah mengakui ada 78 WNI yang berada Diamond Princess yang saat ini dikarantina otoritas Jepang di kapal pesiar dimaksud. “Kami ingin garis bawahi bahwa KBRI kita di Tokyo terus membangun komunikasi dengan mereka, tidak saja langsung antara KBRI dan kru kapal, namun juga dengan otoritas Jepang,” katanya.
Faizasyah meyakini 78 WNI tersebut dalam kondisi sehat. Dia mengatakan pihak KBRI melakukan pendampingan dengan terus berkomunikasi dengan mereka melalui grup WA. “Sehingga kondisi mereka bisa terus kita pantau. Dari sisi fasilitas yang diberikan Jepang sejauh pantauan KBRI sangat baik, dan kondisi kesehatan dan kondisi psikologi pun dalam kondisi yang baik,” ungkapnya.
Selain di kapal pesiar yang dikarantina di Jepang, dia juga mengungkapkan ada 209 WNI di kapal pesiar Dream World di Hong Kong. Faizasyah mengonfirmasi mereka dalam kondisi sehat. “Status kapal ada 209 WNI yang bertugas di kru kapal dari berbagai pangkat. Kami dapat kabar gembira bahwa 209 WNI yang bekerja di sana disebut baik dan sehat,” ungkapnya.
Dia kemudian menuturkan, pihak KJRI Hong Kong bekerja sama dengan beberapa BUMN yang berbasis di HongKong terus memberikan dukungan kepada WNI dengan membagikan masker. Hal serupa juga dilakukan Kamar Dagang Indonesia di Taipei yang memberikan masker kepada ABK. (Muh Shamil/Dita Angga)
Kebijakan ini di antaranya diputuskan Qatar, Kuwait, Inggris, dan India. Penyebaran virus corona di Singapura memang cukup memprihatinkan. Lebih dari separuh dari 43 orang yang terinfeksi terbukti telah menularkan virus corona terhadap warga setempat. Saat ini enam orang dalam kondisi kritis. Singapura pun menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak di luar China.
Hingga kemarin, virus corona belum berhenti menebar ketakutan. Bagaimana tidak, jumlah korban tewas di negeri asalnya, China, telah melampaui 900. Sekitar 91 orang tewas dalam 24 jam di Provinsi Hubei. Komisi Kesehatan Hubei juga mengonfirmasi jumlah pasien baru virus corona sebanyak 2.618 orang. Artinya, total pasien virus corona saat ini mencapai lebih dari 40.000.
Merespons perkembangan di Singapura, kemarin pemerintah Indonesia juga memutuskan mengantisipasi perkembangan wabah di negeri jiran itu .
Kepada wartawan, kemarin Pelaksana Tugas (Plt) Juru Bicara (Jubir) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah menyebut ada perubahan status terkait virus corona di Singapura menjadi berwarna oranye.
Status berwarna oranye ini menandakan penyebaran virus serius dan berdampak luas pada kesehatan publik. “Memang sampai saat sekarang, status Singapura kalau kita ikuti ada perubahan status di internal Singapura sendiri, statusnya jadi oranye. Karena di situ disebutkan ada peningkatan penularan dari virus itu sendiri,” katanya di Kantor Staf Presiden kemarin. (Baca: Dubes RI di China, Aktivitas Publik di Beijing Berangsur Pulih)
Atas kondisi tersebut, pemerintah akhirnya mengeluarkan status perubahan di sisi travel dan meminta masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaan, menjaga kesehatan, dan hindari aktivitas di tempat umum yang berpotensi terjadi penularan.
"Pada intinya, KBRI kita di Singapura terus melakukan pendampingan, memberikan komunikasi. Dengan memperhatikan status yang dikeluarkan oleh pemerintah Singapura, harapannya, kita selalu berada di depan dan komunikasi dengan masyarakat kita perkembangan kondisi di Singapura,” ungkapnya.
Namun, dia menandaskan bahwa perubahan status tersebut tidak serta-merta menjadikan Singapura menjadi negara yang dilarang dikunjungi. Apa lagi, sampai saat ini belum ada penutupan penerbangan dari dan ke Singapura. “Dari sisi ke bijakan pemerintah, sampai sekarang tidak ada pembatasan travel dan tidak membatasi penerbangan untuk wilayah-wilayah yang tidak menjalani posisi ditutup atau diisolasi,” ujarnya.
Sikap lebih tegas diambil Qatar. Kedutaan Besar Qatar untuk Singapura mengeluarkan surat larangan bepergian menuju Singapura, kecuali ada keperluan mendesak. Peringatan kunjungan itu dikeluarkan sehari setelah Kuwait mengeluarkan peringatan yang sama kepada warganya. Sebelumnya, Inggris juga memasang posisi waspada. Setiap pengunjung atau warga Inggris yang pulang dari Singapura dan mengalami sakit akan diisolasi.
Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengakui negaranya telah menghadapi virus corona sekitar dua pekan. Namun, dengan berbekal pengalaman menghadapi SARS 17 tahun silam, dia optimistis bisa mengatasinya.
“Kami telah memperluas dan meningkatkan fasilitas medis, termasuk Pusat Nasional untuk Penyakit Menular,” kata Lee. “Kami juga memiliki kapabilitas penelitian yang lebih maju, lebih banyak dokter terlatih, dan lebih siap secara psikologi. Kami tahu kami dapat melalui periode ini seperti wabah SARS,” tambahnya.
Perkembangan wabah corona di negeri tersebut terbilang agresif. Virus misalnya telah menyebar hingga pusat keuangan. Beberapa staf perusahaan besar diminta bekerja dari rumah sampai pemberitahuan selanjutnya. Setiap tower juga dilengkapi alat pendeteksi suhu tubuh di gerbang masuk. Maklum, sebelumnya seorang karyawan terinfeksi virus corona.
Kasus lainnya juga muncul di wilayah sekitar atau di kawasan pusat bisnis. Singapura telah mengambil tindakan pencegahan dengan menyemprotkan cairan disinfektan dan memberi tahu seluruh orang yang terdampak. Singapura menaikkan level ke tingkat ter tinggi. Menurut Lee, virus itu “impor” dari daratan China.
Kondisi di Singapura saat ini mirip dengan di Hong Kong, meski tingkat kekacauannya lebih rendah. Warga dilarang berjabat tangan. Tisu toilet, beras, dan mi instan juga ludes terjual. Otoritas terkait Singapura memperingatkan warganya agar tidak menimbun pasokan dan meminta bank menyiapkan uang tunai.
Pertunjukan Air Show juga ditinggalkan 70 exhibitor, termasuk Bombardier, Gulfstream, Textron, dan Lockheed Martin. Meski demikian, acara tersebut akan tetap berjalan dengan berbagai konsekuensi, seperti larangan kontak hingga pembatalan pertemuan eksekutif penerbangan. Adapun Airbus dan Boeing akan tetap berpartisipasi. (Baca juga: WHO: Manusia Harus Berjuang Melawan Virus Corona)
Walaupun perkembangan wabah corona masih mengkhawatirkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menilai penyebaran virus corona mulai melambat dalam empat hari terakhir. Namun, WHO meminta tetap waspada. “Masa stabil ini merefleksikan hasil dari upaya pencegahan yang dilakukan China,” ujar Kepala Program Darurat Kesehatan WHO Michael Ryan, dikutip CNA. Tim ahli internasional WHO telah diturunkan ke China, Minggu (9/2/2020). Tim tersebut dipimpin langsung Bruce Aylward, seorang veteran kesehatan darurat global.
Kondisi WNI Terjangkit
Plt Jubir Kemenlu Teuku Faizasyah juga mengungkapkan bahwa pemerintah terus mendapatkan informasi perkembangan WNI yang terjangkit virus corona. Menurutnya, saat ini kondisi WNI tersebut masih stabil. Meski begitu, dia belum mendapatkan konfirmasi lebih lanjut karena saat ini WNI positif corona sedang diisolasi.
“Dari sisi informasi pun, Singapura berlaku ketentuan Data Protection Act, informasi tidak bisa kita gali lebih banyak lagi. Namun, setiap perkembangan menyangkut WNI terus dikomunikasikan oleh pihak otoritas Singapura dan Kemenkes melalui perwakilan kita di Singapura,” pungkasnya.
Kemenlu mengonfirmasi ada beberapa WNI yang terjebak di kapal pesiar karena virus corona. Faizasyah mengakui ada 78 WNI yang berada Diamond Princess yang saat ini dikarantina otoritas Jepang di kapal pesiar dimaksud. “Kami ingin garis bawahi bahwa KBRI kita di Tokyo terus membangun komunikasi dengan mereka, tidak saja langsung antara KBRI dan kru kapal, namun juga dengan otoritas Jepang,” katanya.
Faizasyah meyakini 78 WNI tersebut dalam kondisi sehat. Dia mengatakan pihak KBRI melakukan pendampingan dengan terus berkomunikasi dengan mereka melalui grup WA. “Sehingga kondisi mereka bisa terus kita pantau. Dari sisi fasilitas yang diberikan Jepang sejauh pantauan KBRI sangat baik, dan kondisi kesehatan dan kondisi psikologi pun dalam kondisi yang baik,” ungkapnya.
Selain di kapal pesiar yang dikarantina di Jepang, dia juga mengungkapkan ada 209 WNI di kapal pesiar Dream World di Hong Kong. Faizasyah mengonfirmasi mereka dalam kondisi sehat. “Status kapal ada 209 WNI yang bertugas di kru kapal dari berbagai pangkat. Kami dapat kabar gembira bahwa 209 WNI yang bekerja di sana disebut baik dan sehat,” ungkapnya.
Dia kemudian menuturkan, pihak KJRI Hong Kong bekerja sama dengan beberapa BUMN yang berbasis di HongKong terus memberikan dukungan kepada WNI dengan membagikan masker. Hal serupa juga dilakukan Kamar Dagang Indonesia di Taipei yang memberikan masker kepada ABK. (Muh Shamil/Dita Angga)
(ysw)