Rusia Siap Bahas Masalah Persenjataan Mereka dengan AS
A
A
A
MOSKOW - Moskow siap untuk membahas senjata barunya dengan Washington dalam konteks kemungkinan perjanjian baru dan dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi stabilitas strategis. Hal itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.
Lavrov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansi Tass pada Senin (10/2/2020), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sangat tertarik pada persenjataan baru Rusia.
"Kami telah menyebutkan bahwa militer kami siap untuk membahas beberapa senjata baru ini, setidaknya Avangard dan Sarmat, dalam konteks perjanjian "New START". Senjata Rusia baru lainnya tidak sesuai dengan kriteria Perjanjian, tetapi kami siap untuk membahas (senjata) lainnya juga," ucapnya.
Senjata-senjata tersebut, papar Lavrov, dikembangkan karena pembubaran Perjanjian Misil Anti-Balistik 1972.
"Hari ini, beberapa dekade setelah perjanjian itu berakhir, setiap pertanyaan mengenai sistem senjata baru harus didiskusikan hanya dalam konteks semua faktor yang mempengaruhi stabilitas strategis," ujarnya.
Dia menyatakan keprihatinan tentang apa yang disebut doktrin "Prompt Global Strike" AS, yang melibatkan penggunaan senjata strategis non-nuklir, dan yang telah mendapatkan daya tarik baru-baru ini.
"Ini bertujuan untuk mencapai titik Bumi paling banyak dalam waktu satu jam. Tentu saja, itu adalah faktor destabilisasi baru. Faktor-faktor lain adalah penolakan resmi Washington untuk bergabung dengan Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif dan rencananya untuk membawa senjata ke luar angkasa," ungkapnya.
"Tentu saja, kami siap untuk membahas senjata baru kami dan senjata baru dari negara lain, dan melakukannya dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi stabilitas global. Jika kita ditawari untuk membatasi senjata kita, sementara mereka yang mengajukan penawaran ini terus mengembangkan senjata mereka sendiri tanpa batasan, tentu saja, diskusi ini tidak akan membawa kita ke mana pun," tukasnya.
Lavrov dalam sebuah pernyataan, seperti dilansi Tass pada Senin (10/2/2020), mengatakan bahwa Amerika Serikat (AS) sangat tertarik pada persenjataan baru Rusia.
"Kami telah menyebutkan bahwa militer kami siap untuk membahas beberapa senjata baru ini, setidaknya Avangard dan Sarmat, dalam konteks perjanjian "New START". Senjata Rusia baru lainnya tidak sesuai dengan kriteria Perjanjian, tetapi kami siap untuk membahas (senjata) lainnya juga," ucapnya.
Senjata-senjata tersebut, papar Lavrov, dikembangkan karena pembubaran Perjanjian Misil Anti-Balistik 1972.
"Hari ini, beberapa dekade setelah perjanjian itu berakhir, setiap pertanyaan mengenai sistem senjata baru harus didiskusikan hanya dalam konteks semua faktor yang mempengaruhi stabilitas strategis," ujarnya.
Dia menyatakan keprihatinan tentang apa yang disebut doktrin "Prompt Global Strike" AS, yang melibatkan penggunaan senjata strategis non-nuklir, dan yang telah mendapatkan daya tarik baru-baru ini.
"Ini bertujuan untuk mencapai titik Bumi paling banyak dalam waktu satu jam. Tentu saja, itu adalah faktor destabilisasi baru. Faktor-faktor lain adalah penolakan resmi Washington untuk bergabung dengan Perjanjian Larangan Uji Nuklir Komprehensif dan rencananya untuk membawa senjata ke luar angkasa," ungkapnya.
"Tentu saja, kami siap untuk membahas senjata baru kami dan senjata baru dari negara lain, dan melakukannya dengan mempertimbangkan semua faktor yang mempengaruhi stabilitas global. Jika kita ditawari untuk membatasi senjata kita, sementara mereka yang mengajukan penawaran ini terus mengembangkan senjata mereka sendiri tanpa batasan, tentu saja, diskusi ini tidak akan membawa kita ke mana pun," tukasnya.
(esn)