Dunia Miliki 'Jendela Peluang' untuk Hentikan Penyebaran Virus Corona
A
A
A
JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan, dunia memiliki "jendela peluang" untuk menghentikan penyebaran virus Corona baru, nCov-2019. Pernyataan ini datang di tengah terus meluasnya penyebaran virus Corona di China dan juga di sejumlah negara.
Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyerukan solidaritas yang lebih besar terhadap China dan negara yang terdampak virus. Dia lalu menuduh beberapa pemerintah negara-negara kaya "jauh tertinggal" dalam berbagi data tentang kasus-kasus penularan virus.
"Sementara 99 persen kasus berada di China, di seluruh dunia kami hanya memiliki 176 kasus. Itu tidak berarti bahwa itu tidak akan menjadi lebih buruk. Tapi yang pasti, kita memiliki jendela peluang untuk bertindak. Jangan lewatkan kesempatan ini," ucapnya, seperti dilansir Channel News Asia.
Tedros mengatakan, WHO telah menerima formulir laporan kasus lengkap hanya untuk 38 persen dari kasus di luar China. "Beberapa negara berpenghasilan tinggi sangat ketinggalan dalam berbagi data vital ini dengan WHO. Saya tidak berpikir itu karena mereka kekurangan kapasitas," katanya.
"Tanpa data yang lebih baik, sangat sulit bagi kami untuk menilai bagaimana wabah berkembang atau apa dampaknya. Dan, untuk memastikan kami memberikan rekomendasi yang paling tepat," sambungnya.
Sementara itu, kepala strategi darurat WHO, Scott Pendergast, menekankan bahwa mencegah penyebaran virus secara internasional diperlukan untuk memberikan dukungan signifikan kepada negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah.
"Yang paling kami khawatirkan adalah ujung bawah skala kapasitas, di mana Anda memiliki sejumlah negara yang berisiko tinggi untuk turut terpapar virus, tapi kami tidak bisa mendeteksinya," ucapnya.
Fokus utama, katanya, harus pada upaya mendukung negara-negara itu untuk memastikan mereka memiliki kapasitas untuk mendeteksi, untuk mendiagnosis dan untuk dengan cepat mengisolasi kasus. Sejumlah perwakilan negara menyuarakan keprihatinan tentang situasi di negara asalnya.
Perwakilan Sudan mengatakan bahwa negaranya bersiap untuk mengungsikan 225 siswa dari Wuhan, dan khawatir mereka dapat membawa virus ke negara itu, yang sudah menerima laporan adanya empat kasus penularan. "Kami sangat kekurangan uang. Kami sedang berjuang dengan enam epidemi lainnya, kami jelas tidak membutuhkan lebih banyak kasus," katanya.
Dia mengatakan bahwa dengan dukungan WHO, Sudan telah menciptakan ruang isolasi dan menerima alat tes. Tetapi menurutnya, Sudan membutuhkan lebih banyak dukungan.
Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom menyerukan solidaritas yang lebih besar terhadap China dan negara yang terdampak virus. Dia lalu menuduh beberapa pemerintah negara-negara kaya "jauh tertinggal" dalam berbagi data tentang kasus-kasus penularan virus.
"Sementara 99 persen kasus berada di China, di seluruh dunia kami hanya memiliki 176 kasus. Itu tidak berarti bahwa itu tidak akan menjadi lebih buruk. Tapi yang pasti, kita memiliki jendela peluang untuk bertindak. Jangan lewatkan kesempatan ini," ucapnya, seperti dilansir Channel News Asia.
Tedros mengatakan, WHO telah menerima formulir laporan kasus lengkap hanya untuk 38 persen dari kasus di luar China. "Beberapa negara berpenghasilan tinggi sangat ketinggalan dalam berbagi data vital ini dengan WHO. Saya tidak berpikir itu karena mereka kekurangan kapasitas," katanya.
"Tanpa data yang lebih baik, sangat sulit bagi kami untuk menilai bagaimana wabah berkembang atau apa dampaknya. Dan, untuk memastikan kami memberikan rekomendasi yang paling tepat," sambungnya.
Sementara itu, kepala strategi darurat WHO, Scott Pendergast, menekankan bahwa mencegah penyebaran virus secara internasional diperlukan untuk memberikan dukungan signifikan kepada negara-negara dengan sistem kesehatan yang lebih lemah.
"Yang paling kami khawatirkan adalah ujung bawah skala kapasitas, di mana Anda memiliki sejumlah negara yang berisiko tinggi untuk turut terpapar virus, tapi kami tidak bisa mendeteksinya," ucapnya.
Fokus utama, katanya, harus pada upaya mendukung negara-negara itu untuk memastikan mereka memiliki kapasitas untuk mendeteksi, untuk mendiagnosis dan untuk dengan cepat mengisolasi kasus. Sejumlah perwakilan negara menyuarakan keprihatinan tentang situasi di negara asalnya.
Perwakilan Sudan mengatakan bahwa negaranya bersiap untuk mengungsikan 225 siswa dari Wuhan, dan khawatir mereka dapat membawa virus ke negara itu, yang sudah menerima laporan adanya empat kasus penularan. "Kami sangat kekurangan uang. Kami sedang berjuang dengan enam epidemi lainnya, kami jelas tidak membutuhkan lebih banyak kasus," katanya.
Dia mengatakan bahwa dengan dukungan WHO, Sudan telah menciptakan ruang isolasi dan menerima alat tes. Tetapi menurutnya, Sudan membutuhkan lebih banyak dukungan.
(esn)