Sekjen PBB Antonio Guterres: Situasi Libya Adalah 'Skandal'
A
A
A
NEW YORK - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyebut situasi di Libya adalah skandal meski utusannya menyebut ada "keinginan tulus" dari faksi-faksi militer yang bertikai.
Pernyataan Guterres muncul saat mereka merencanakan pertemuan pertama mereka mengamankan gencatan senjata jangka panjang.
"Saya sangat frustrasi dengan apa yang terjadi di Libya," ungkap Guterres saat dia mengkritik negara-negara yang bulan lalu bertemu di Berlin untuk mendorong kemajuan dalam perundingan damai Libya.
"Mereka komitmen tidak intervensi dalam proses Libya dan mereka komitmen tidak mengirim senjata atau berpartisipasi dalam cara apapun dalam pertempuran," papar Guterres di kantor pusat PBB di New York.
Dia menambahkan, "Kebenarannya ialah embargo (senjata) Dewan Keamanan masih dilanggar."
Dia menyebut upaya mediasi oleh Utusan PBB untuk Libya Ghassan Salame merupakan satu-satunya berita bagus di sana.
Salame menjelaskan sebelumnya, ada keinginan tulus untuk memulai negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai. Dia menambahkan, embargo senajta dilanggar oleh kedua pihak dan tentara bayaran baru masih tiba melalui udara dan laut di Libya.
Pasukan yang setia pada komandan Khalifa Haftar mencoba merebut ibu kota Libya, Tripoli, dalam serangan 10 bulan terakhir.
Pernyataan Guterres muncul saat mereka merencanakan pertemuan pertama mereka mengamankan gencatan senjata jangka panjang.
"Saya sangat frustrasi dengan apa yang terjadi di Libya," ungkap Guterres saat dia mengkritik negara-negara yang bulan lalu bertemu di Berlin untuk mendorong kemajuan dalam perundingan damai Libya.
"Mereka komitmen tidak intervensi dalam proses Libya dan mereka komitmen tidak mengirim senjata atau berpartisipasi dalam cara apapun dalam pertempuran," papar Guterres di kantor pusat PBB di New York.
Dia menambahkan, "Kebenarannya ialah embargo (senjata) Dewan Keamanan masih dilanggar."
Dia menyebut upaya mediasi oleh Utusan PBB untuk Libya Ghassan Salame merupakan satu-satunya berita bagus di sana.
Salame menjelaskan sebelumnya, ada keinginan tulus untuk memulai negosiasi antara pihak-pihak yang bertikai. Dia menambahkan, embargo senajta dilanggar oleh kedua pihak dan tentara bayaran baru masih tiba melalui udara dan laut di Libya.
Pasukan yang setia pada komandan Khalifa Haftar mencoba merebut ibu kota Libya, Tripoli, dalam serangan 10 bulan terakhir.
(sfn)