Mengapa Xi Jinping 'Hilang' saat China Perangi Virus Corona?

Rabu, 05 Februari 2020 - 06:52 WIB
Mengapa Xi Jinping Hilang...
Mengapa Xi Jinping 'Hilang' saat China Perangi Virus Corona?
A A A
BEIJING - Presiden China, Xi Jinping, telah absen dari pandangan publik selama berhari-hari ketika pemerintahnya berjuang untuk memerangi wabah virus Corona baru, 2019-nCoV, yang sudah merenggut lebih dari 400 nyawa manusia dan menginfeksi lebih dari 20.000 orang.

Penampilannya yang terakhir di muka umum adalah pada 28 Januari ketika dia bertemu sekretaris jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Beijing, di mana dia secara pribadi memerintahkan respons cepat terhadap wabah penyakit tersebut.

Namun Xi bukan wajah perjuangan pemerintah China dalam melawan virus mematikan ini. Dia belum terlihat mengunjungi rumah sakit, dokter atau pasien. Pada hari-hari setelah para pejabat mengakui gawatnya krisis ini, Perdana Menteri Li Keqiang yang mengunjungi Wuhan, kota pusat wabah virus Corona baru.

Foto-foto konvoi panjang sempat memicu desas-desus selama akhir pekan lalu bahwa Xi sedang dalam perjalanan ke Wuhan, meski faktanya dia belum muncul.

Kendati tak muncul di depan publik, media pemerintah menggambarkan Xi Jinping sebagai "komandan dari kejauhan". Dia telah berjanji untuk mengatasi apa yang dia sebut sebagai "virus iblis" dan menyetujui langkah-langkah seperti penyebaran 1.400 petugas medis militer di rumah sakit baru di Wuhan.

Pada hari Senin, Xi Jinping mengetuai pertemuan Komite Tetap Politbiro Partai Komunis dan memerintahkan para pejabat untuk bekerja sama guna meningkatkan sistem tanggap darurat negara dan kesehatan masyarakat.

Untuk seorang pemimpin yang wajahnya dan kata-katanya menghiasi spanduk dan tanda-tanda di seluruh negeri dan ditampilkan di media pemerintah setiap hari, pendekatan sederhana selama masa krisis nasional tampaknya tidak berkarakter.

“Ini jelas merupakan salah satu masalah paling serius untuk dihadapi China dalam beberapa dekade. Xi memiliki kekuatan yang sangat terpusat pada dirinya sendiri, menumbuhkan citra populis, dan menyandang gelar 'pemimpin rakyat'," kata Carl Minzner, seorang profesor hukum dan politik China di Universitas Fordham.

"Gagal untuk mengatasi masalah ini di depan umum tampaknya akan merusak citra populisnya," ujarnya, seperti dikutip The Guardian, Rabu (5/2/2020).

Beberapa ahli mengatakan pendekatan itu mungkin disengaja. Xi, yang memiliki kekuasaan yang terpusat secara agresif dan menjadikan dirinya inti dari Partai Komunis, mungkin lebih berisiko terhadap dampak politis dari virus Corona baru. Pejabat pemerintah daerah sejauh ini menanggung beban kritik, tetapi karena pemerintah pusat menangani krisis, lebih banyak pengawasan akan dilakukan pada pejabat tinggi.

“Jika situasinya membaik, dia (Xi Jinping) akan mengambil kredit. Jika memperburuk kesalahan akan ditimpakan pada Li Keqiang," kata Vivienne Shue, seorang profesor studi China kontemporer di University of Oxford China Center.

Beberapa upaya tingkat pusat telah disetujui oleh Xi, seperti mengunci Wuhan dan kota-kota sekitarnya ketika tidak ada cukup pasokan medis dan kapasitas rumah sakit untuk mengatasi jumlah pasien.

Ketidakhadiran Xi dari tempat kejadian telah jadi perhatian. "Dia belum mengunjungi tempat-tempat yang terkena virus," kata Shue. "Ini telah dikritik sebagian karena Xi mengklaim sebagai inti dari kepemimpinan, kepemimpinan yang sangat kuat...dan dia tidak memiliki keberanian untuk pergi ke daerah yang dilanda epidemi."

Komentar yang sebelumnya tersedia tentang ketidakhadiran Xi yang secara mengejek menggunakan istilah "memerintah secara pribadi" telah disensor dari platform media sosial China, Weibo dan Douban.

Sebuah posting berjudul "Apa yang telah dilakukan Xi hari ini" di situs Pincong.rocks, sebuah forum diskusi berbahasa China yang diselenggarakan di luar negeri, memantik diskusi online yang ramai.

"Mungkin dia sudah menemukan tempat yang aman untuk bersembunyi dan mengarantina diri sendiri," kata seorang komentator dalam menanggapi posting tersebut. "Mungkin dia dengan semua masker wajah yang hilang di Wuhan," bunyi komentar lain, mengacu pada kekurangan masker dan peralatan medis di kota tersebut.
(mas)
Berita Terkait
Cerita Dokter China...
Cerita Dokter China yang Temukan Virus Corona di Wuhan
Viral, Vlogger China...
Viral, Vlogger China Curiga Virus Corona Dibawa AS ke Wuhan
Di Sidang PBB, Presiden...
Di Sidang PBB, Presiden China Ungkap Munculnya Virus Corona Akibat Kutukan
Sebelum di Wuhan, Virus...
Sebelum di Wuhan, Virus Corona Ditemukan di Barcelona Maret 2019
Usut Asal-usul Virus...
Usut Asal-usul Virus Corona, Tim Penyelidik WHO Tiba di Wuhan
Laboratorium Virus Wuhan...
Laboratorium Virus Wuhan Punya 3 Jenis Virus Corona
Berita Terkini
Uni Eropa Larang Calon...
Uni Eropa Larang Calon Anggotanya Rayakan Kemenangan Perang Dunia II di Moskow
32 menit yang lalu
Pasukan Elite Israel...
Pasukan Elite Israel Brigade Golani Tandatangani Petisi Minta Perang Gaza Diakhiri
1 jam yang lalu
3 Ulama Arab Saudi yang...
3 Ulama Arab Saudi yang Pernah Ditangkap karena Dianggap Terlalu Vokal Terhadap Pemerintah
2 jam yang lalu
Dari Mana Kekayaaan...
Dari Mana Kekayaaan Raja Salman Berasal?
3 jam yang lalu
China Upgrade Besar-besaran...
China Upgrade Besar-besaran Pangkalan di Laut China Selatan, Terlihat Pesawat Pengebom H-6K
3 jam yang lalu
Perang Dagang Sengit,...
Perang Dagang Sengit, Diplomat Beijing: Gaun Sekretaris Pers Gedung Putih Buatan China
4 jam yang lalu
Infografis
Respons China saat AS...
Respons China saat AS Hendak Jual Jet Tempur F-35 ke India
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved