Rumah Sakit Kehabisan Ruangan, Mayat Korban Virus Corona Dibiarkan di Koridor
A
A
A
BEIJING - Seorang pria China ditahan setelah secara diam-diam merekam aktifitas di sebuah rumah sakit yang menangani para korban virus Corona Wuhan. Rekaman tersebut memperlihatkan bagaimana rumah sakit telah kehabisan ruangan untuk para korban yang meninggal.
Pria China bernama Fang Bin ditangkap oleh polisi karena mengambil rekaman video staf rumah sakit Wuhan yang mengenakan pakaian hazmat menangangi korban virus Corona secara diam-diam.
Dalam video tersebut, Bin pergi ke sebuah van di luar rumah sakit dan menghitung delapan kantong mayat bertumpuk jadi satu sebelum ia kemudian masuk ke bangsal. Begitu di dalam, Bin menemukan lebih banyak mayat tergeletak di koridor menunggu orang memindahkannya ke luar.
Bin akhirnya dibebaskan oleh polisi dan komputernya disita. Namun ia tetap diperbolehkan memiliki ponsel.
Bin memposting video lain ke Twitter di mana ia mengaku masih takut akan kembali ditangkap dan semua warga China harus menunjukkan solidaritasnya.
“Saya telah mengatakan bahwa keselamatan saya bergantung pada semua orang. Tidak ada gunanya takut. Tidak ada gunanya memohon kepada mereka. Semakin Anda takut, semakin mereka melakukan hal-hal seperti ini. Satu-satunya jalan keluar adalah semua orang bersatu,” ujarnya seperti dikutip dari news.com.au, Minggu (2/2/2020).
Video perjalanan Bin telah diposting di Twitter oleh wartawan China, Jennifer Zeng, yang telah menggunakan platformnya untuk berbagi video wabah tersebut.
Zeng juga mengunggak sebuah video yang menunjukkan polisi mempersenjatai diri dengan senjata. Zeng mempertanyakan logika polisi mempersenjatai diri karena mereka tidak akan bisa menembak atau mengendalikan virus.
Namun kemudian muncul video di halamannya menunjukkan mempersenjatai itu untuk berurusan dengan warga di daerah tersebut.
Beredar juga sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita di suatu tempat di China ditangkap di sebuah supermarket karena diduga tidak mengenakan topeng.
Rekaman itu belum diverifikasi tetapi tampaknya menunjukkan seorang wanita tanpa topeng dicokok paksa dari supermarket oleh dua polisi.
Ini bukan video pertama yang menunjukkan betapa sulitnya polisi menangani orang-orang yang diduga mengidap virus nCov-2019.
Video lain yang beredar di Twitter menunjukkan seorang wanita tertekan berteriak ketika polisi mencoba membawanya pergi. Dipercaya wanita itu terinfeksi virus Corona dan polisi berusaha membawanya ke karantina ketika dia berteriak, “Aku tidak mau pergi”.
Semakin banyak video yang muncul di media sosial dari dalam zona virus dan dibagikan secara luas di berbagai platform media sosial.
Satu video menunjukkan orang-orang menurunkan helikopter dengan apa yang diyakini sebagai persediaan makanan di Wuhan. Wuhan saat ini diisolasi dan telah dilaporkan bahwa penduduk di kota itu berjuang untuk mengakses makanan.
Video-video itu muncul ketika jumlah resmi korban tewas akibat virus Corona meningkat jadi lebih dari 300 orang di China dengan dugaan 14.300 kasus di seluruh negeri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah itu akan meningkat secara signifikan dan sebuah studi baru-baru ini menyebut bahwa sebanyak 75.815 orang dapat terinfeksi virus Corona di Wuhan.
Pria China bernama Fang Bin ditangkap oleh polisi karena mengambil rekaman video staf rumah sakit Wuhan yang mengenakan pakaian hazmat menangangi korban virus Corona secara diam-diam.
Dalam video tersebut, Bin pergi ke sebuah van di luar rumah sakit dan menghitung delapan kantong mayat bertumpuk jadi satu sebelum ia kemudian masuk ke bangsal. Begitu di dalam, Bin menemukan lebih banyak mayat tergeletak di koridor menunggu orang memindahkannya ke luar.
Bin akhirnya dibebaskan oleh polisi dan komputernya disita. Namun ia tetap diperbolehkan memiliki ponsel.
Bin memposting video lain ke Twitter di mana ia mengaku masih takut akan kembali ditangkap dan semua warga China harus menunjukkan solidaritasnya.
“Saya telah mengatakan bahwa keselamatan saya bergantung pada semua orang. Tidak ada gunanya takut. Tidak ada gunanya memohon kepada mereka. Semakin Anda takut, semakin mereka melakukan hal-hal seperti ini. Satu-satunya jalan keluar adalah semua orang bersatu,” ujarnya seperti dikutip dari news.com.au, Minggu (2/2/2020).
Video perjalanan Bin telah diposting di Twitter oleh wartawan China, Jennifer Zeng, yang telah menggunakan platformnya untuk berbagi video wabah tersebut.
Zeng juga mengunggak sebuah video yang menunjukkan polisi mempersenjatai diri dengan senjata. Zeng mempertanyakan logika polisi mempersenjatai diri karena mereka tidak akan bisa menembak atau mengendalikan virus.
Namun kemudian muncul video di halamannya menunjukkan mempersenjatai itu untuk berurusan dengan warga di daerah tersebut.
Beredar juga sebuah video yang memperlihatkan seorang wanita di suatu tempat di China ditangkap di sebuah supermarket karena diduga tidak mengenakan topeng.
Rekaman itu belum diverifikasi tetapi tampaknya menunjukkan seorang wanita tanpa topeng dicokok paksa dari supermarket oleh dua polisi.
Ini bukan video pertama yang menunjukkan betapa sulitnya polisi menangani orang-orang yang diduga mengidap virus nCov-2019.
Video lain yang beredar di Twitter menunjukkan seorang wanita tertekan berteriak ketika polisi mencoba membawanya pergi. Dipercaya wanita itu terinfeksi virus Corona dan polisi berusaha membawanya ke karantina ketika dia berteriak, “Aku tidak mau pergi”.
Semakin banyak video yang muncul di media sosial dari dalam zona virus dan dibagikan secara luas di berbagai platform media sosial.
Satu video menunjukkan orang-orang menurunkan helikopter dengan apa yang diyakini sebagai persediaan makanan di Wuhan. Wuhan saat ini diisolasi dan telah dilaporkan bahwa penduduk di kota itu berjuang untuk mengakses makanan.
Video-video itu muncul ketika jumlah resmi korban tewas akibat virus Corona meningkat jadi lebih dari 300 orang di China dengan dugaan 14.300 kasus di seluruh negeri.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan jumlah itu akan meningkat secara signifikan dan sebuah studi baru-baru ini menyebut bahwa sebanyak 75.815 orang dapat terinfeksi virus Corona di Wuhan.
(ian)