Dibombardir Iran, AS Minta Izin Irak Sebar Rudal Patriot
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS), Mark Esper mengatakan, Washington sedang berusaha untuk mendapatkan izin dari Baghdad untuk membawa sistem pertahanan rudal Patriot ke Irak. Ini dilakukan untuk memberikan pertahanan yang lebih baik kepada pasukan AS pasca serangan rudal Iran pada 8 Januari lalu yang melukai 64 tentara.
AS tidak memiliki pertahanan udara Patriot di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, lokasi yang dihantam sedikinya 11 rudal balistik Iran. Serangan itu menewaskan satu orang dan memicu ledakan dahsyat yang menyebabkan cedera otak traumatis di antara pasukan AS.
"Kami membutuhkan izin dari Irak," kata Esper pada konferensi pers, seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (31/6/2020).
Kepala Pentagon itu mengatakan militer AS masih memutuskan masalah yang lebih taktis, seperti di mana tempat terbaik untuk menempatkan sistem pertahanan. Mengamankan izin dari Irak adalah salah satu faktor yang memperlambat reposisi pertahanan udara.
AS sebelumnya telah memperkirakan bahwa Teheran akan melakukan serangan, kemungkinan menggunakan rudal balistik, sebagai balasan atas pembunuhan jenderal besar Iran Qassem Soleimani.
Namun pada hari-hari sebelum serangan, Pentagon memprediksi Iran kemungkinan akan menargetkan posisi AS di negara-negara selain Irak. Ini dikarenakan Teheran memperhitungkan sekutu berpengaruh di Baghadad.
AS telah memindahkan baterai Patriotnya tahun lalu ke Arab Saudi, misalnya.
Serangan-serangan rudal itu mengakhiri spiral kekerasan yang telah dimulai pada akhir Desember. Kedua belah pihak telah menahan diri dari eskalasi militer lebih lanjut.
AS tidak memiliki pertahanan udara Patriot di pangkalan udara Ain al-Asad di Irak, lokasi yang dihantam sedikinya 11 rudal balistik Iran. Serangan itu menewaskan satu orang dan memicu ledakan dahsyat yang menyebabkan cedera otak traumatis di antara pasukan AS.
"Kami membutuhkan izin dari Irak," kata Esper pada konferensi pers, seperti dikutip dari Middle East Eye, Jumat (31/6/2020).
Kepala Pentagon itu mengatakan militer AS masih memutuskan masalah yang lebih taktis, seperti di mana tempat terbaik untuk menempatkan sistem pertahanan. Mengamankan izin dari Irak adalah salah satu faktor yang memperlambat reposisi pertahanan udara.
AS sebelumnya telah memperkirakan bahwa Teheran akan melakukan serangan, kemungkinan menggunakan rudal balistik, sebagai balasan atas pembunuhan jenderal besar Iran Qassem Soleimani.
Namun pada hari-hari sebelum serangan, Pentagon memprediksi Iran kemungkinan akan menargetkan posisi AS di negara-negara selain Irak. Ini dikarenakan Teheran memperhitungkan sekutu berpengaruh di Baghadad.
AS telah memindahkan baterai Patriotnya tahun lalu ke Arab Saudi, misalnya.
Serangan-serangan rudal itu mengakhiri spiral kekerasan yang telah dimulai pada akhir Desember. Kedua belah pihak telah menahan diri dari eskalasi militer lebih lanjut.
(ian)