Wabah Pneumonia, Pemerintah Harus Cepat Pulangkan WNI di Wuhan
A
A
A
WUHAN - Amerika Serikat (AS) dan Jepang akhirnya bisa mengevakuasi sebagian warganya dari pusat wabah pneumonia Wuhan yang disebabkan virus korona. Keberhasilan dua negara tersebut membuka harapan ratusan warga negara Indonesia (WNI) yang terjebak di Wuhan untuk bisa kembali ke Tanah Air.
Hingga kemarin baru dua negara tersebut yang berhasil mengevakuasi warganya dari Wuhan. AS tercatat memulangkan sekitar 240 warga nya, termasuk staf Konsulat Jenderal AS beserta keluarganya, dari Wuhan, Selasa (28/12020) malam waktu setempat. Adapun Jepang mengevakuasi sekitar 206 warganya dan tiba di Bandara Haneda Tokyo kemarin. (Baca: UPDATE-Virus Corona China: 106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi)
Bagi AS dan Jepang, tentu keberhasilan ini melegakan karena upaya untuk mengeluarkan warga dari Wuhan bukan perkara mudah karena Pemerintah China mengisolasi total kota tersebut dan belasan kota lain. Keberhasilan AS dan Jepang tentu bisa menjadi pendorong negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk melobi Pemerintah China agar bisa bertindak lebih cepat memulangkan WNI dari Wuhan.
Berdasar data Kemlu, saat ini terdapat 243 WNI terjebak di Provinsi Hubei, termasuk 80 mahasiswa yang berada di Wuhan. Mereka berharap pemerintah segera mengevakuasi mereka mengingat keadaan semakin buruk.
Selain menghadapi ancaman terpapar virus korona, mereka juga menghadapi keterbatasan bahan makanan karena banyak pusat perbelanjaan dan toko sembako tutup.
Kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Pemerintah Indonesia telah menyiapkan opsi mengevakuasi WNI yang terisolasi di Kota Wuhan. Namun mantan Wali Kota Solo itu mengakui evakuasi belum dapat dilakukan karena Pemerintah China masih menutup akses Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei.
“Yang berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain tentu saja pemerintah memiliki opsi evakuasi. Tapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci,” ujar Presiden Jokowi disela kunjungan kerja di Cimahi, Jawa Barat, kemarin.
Sembari menunggu proses evakuasi, pemerintah berupaya memastikan bahwa semua WNI di kota tersebut terpenuhi kebutuhan logistiknya. Jokowi sendiri telah menginstruksikan KBRI untuk terus memantau kondisi WNI di Wuhan dan sejumlah kota lain di China.
“Yang paling penting komunikasi antara KBRI dengan mahasiswa dan masyarakat yang ada di sana selalu terjalin baik. Ini nanti mungkin dalam empat lima hari baru urusan logistik yang akan dicarikan solusinya,” ujar dia.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan pemerintah terus mematangkan opsi evakuasi WNI dari Wuhan, China. Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengakui evakuasi cepat di butuhkan mengingat angka kematian akibat penyebaran virus korona semakin meningkat.
Dia menegaskan, Kemlu terus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga untuk terus mematangkan proses evakuasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah meminta secara khusus KBRI Beijing untuk melakukan komunikasi intensif dengan otoritas China agar memberikan fasilitas bagi proses evakuasi WNI di Provinsi Hubei.
“Pesan yang sama juga telah disampaikan Kementerian Luar Negeri pada Kedutaan Besar RRT di Jakarta. Itu dua hal yang saya ingin tambahkan tidak hanya terkait logistik dan menjadi bagian pematangan proses evakuasi,” ujarnya.
Faizasyah menuturkan, merespons perkembangan di Wuhan, selain menyiapkan opsi evakuasi, pemerintah juga memastikan kecukupan logistik untuk WNI yang terjebak. Menurut dia, sebagian bantuan logistik juga telah diterima WNI di Wuhan. Selain itu ada penambahan bantuan logistik masker yang diberikan BNPB yang juga segera dikirim ke China. (Baca juga: WHO Bilang Indonesia Cukup Siap Hadapi Virus Corona Wuhan)
“Telah kita saksikan juga serah terima penutup wajah atau masker dari BNPB. Kemudian pemerintah melalui KBRI Beijing telah mengirimkan bantuan logistik dan sudah diterima oleh warga negara kita di Wuhan. Jadi kita mengonfirmasi bahwa bantuan logistik kita telah diterima,” tegas Fairzasyah.
Sementara itu tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menunggu instruksi dari Kemlu untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan. Sebagai bentuk kesiapan, TNI AU telah menyiagakan tiga pesawat yang terdiri atas dua Boeing 737 dan satu C130 Hercules serta personel dari batalion kesehatan untuk diberangkatkan setiap saat.
Kepala Dinas PeneranganAngkatan Udara (Kadispenau) TNI Marsma Fajar Adriyanto mengungkapkan, kesiapan ini dilakukan berdasarkan rapat dengan Kemenko Polhukam, Kemenkes, dan Kemlu. “Nunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam,” ujar Fajar, kemarin.
Fajar mengaku pihaknya belum bisa memastikan berapa WNI yang bakal dievakuasi dari China, karena sampai saat pihaknya masih menunggu data dari Kemlu. Apalagi data tersebut bisa naik setiap hari. “Tapi yang jelas warga Indonesia di sana ada hampir 100 atau berapalah. Kami juga belum tahu siapa yang kena siapa yang tidak untuk menyiapkan lebih banyak, ada dua Boeing dan satu Hercules. Kalaupun harus mengangkut sampai 100-200 orang masih mampu,” sebut dia.
Untuk diketahui, AS mengevakuasi warganya Selasa (28/1/2020) malam waktu setempat. Seperti dilansir CNN, mereka transit di Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage, Alaska, sebelum melanjutkan perjalanan ke pangkalan militer di California.
Kondisi kesehatan mereka diperiksa para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Alaska dan di California. Mereka sangat gembira dapat keluar dari pusat wabah virus korona dan pulang ke kampung halaman. “Selamat datang di AS,” ujar awak kabin yang disambut meriah para pengungsi tersebut.
Seluruh pengungsi gelombang pertama AS akan dikarantina di March Air Reserve Base selama dua pekan sebelum mereka dapat pulang ke rumah masing-masing.
Selain AS, Jepang juga berhasil mengevakuasi sekitar 206 warganya dari Wuhan. Mereka tiba di Bandara Haneda, Tokyo, kemarin. Sebanyak empat pengungsi memiliki suhu di atas 37 derajat Celsius dan disertai batuk-batuk sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ebara di Distrik Ota, Tokyo, sebagai langkah antisipasi.
Seperti dilansir BBC, sebanyak 200 warga Inggris juga berharap dapat segera dievakuasi. Secara terpisah, dua pesawat Eropa terbang dari Wuhan mengangkut warga Uni Eropa (UE). Di dalamnya terdapat 250 warga asal Prancis. Korea Selatan (Korsel), Malaysia, dan Filipina juga akan mengevakuasi warganya pekan ini.
Langkah serupa diambil Pemerintah Australia yang akan mengungsikan 600 warganya dari Wuhan. Namun rencana itu dibayangi kontroversi setelah Australia berencana mengarantina mereka di Pulau Christmas selama dua pekan. Pulau Christmas adalah pusat penampungan imigran. Reputasi pulau itu amat buruk.
Hingga kemarin baru dua negara tersebut yang berhasil mengevakuasi warganya dari Wuhan. AS tercatat memulangkan sekitar 240 warga nya, termasuk staf Konsulat Jenderal AS beserta keluarganya, dari Wuhan, Selasa (28/12020) malam waktu setempat. Adapun Jepang mengevakuasi sekitar 206 warganya dan tiba di Bandara Haneda Tokyo kemarin. (Baca: UPDATE-Virus Corona China: 106 Orang Tewas, 4.000 Terinfeksi)
Bagi AS dan Jepang, tentu keberhasilan ini melegakan karena upaya untuk mengeluarkan warga dari Wuhan bukan perkara mudah karena Pemerintah China mengisolasi total kota tersebut dan belasan kota lain. Keberhasilan AS dan Jepang tentu bisa menjadi pendorong negara-negara lain, termasuk Indonesia, untuk melobi Pemerintah China agar bisa bertindak lebih cepat memulangkan WNI dari Wuhan.
Berdasar data Kemlu, saat ini terdapat 243 WNI terjebak di Provinsi Hubei, termasuk 80 mahasiswa yang berada di Wuhan. Mereka berharap pemerintah segera mengevakuasi mereka mengingat keadaan semakin buruk.
Selain menghadapi ancaman terpapar virus korona, mereka juga menghadapi keterbatasan bahan makanan karena banyak pusat perbelanjaan dan toko sembako tutup.
Kemarin Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan Pemerintah Indonesia telah menyiapkan opsi mengevakuasi WNI yang terisolasi di Kota Wuhan. Namun mantan Wali Kota Solo itu mengakui evakuasi belum dapat dilakukan karena Pemerintah China masih menutup akses Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei.
“Yang berkaitan dengan evakuasi WNI kita yang ada di Wuhan dan 15 kota lain tentu saja pemerintah memiliki opsi evakuasi. Tapi sekali lagi, kota-kota itu masih dikunci,” ujar Presiden Jokowi disela kunjungan kerja di Cimahi, Jawa Barat, kemarin.
Sembari menunggu proses evakuasi, pemerintah berupaya memastikan bahwa semua WNI di kota tersebut terpenuhi kebutuhan logistiknya. Jokowi sendiri telah menginstruksikan KBRI untuk terus memantau kondisi WNI di Wuhan dan sejumlah kota lain di China.
“Yang paling penting komunikasi antara KBRI dengan mahasiswa dan masyarakat yang ada di sana selalu terjalin baik. Ini nanti mungkin dalam empat lima hari baru urusan logistik yang akan dicarikan solusinya,” ujar dia.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) memastikan pemerintah terus mematangkan opsi evakuasi WNI dari Wuhan, China. Plt Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengakui evakuasi cepat di butuhkan mengingat angka kematian akibat penyebaran virus korona semakin meningkat.
Dia menegaskan, Kemlu terus bekerja sama dengan kementerian dan lembaga untuk terus mematangkan proses evakuasi. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah meminta secara khusus KBRI Beijing untuk melakukan komunikasi intensif dengan otoritas China agar memberikan fasilitas bagi proses evakuasi WNI di Provinsi Hubei.
“Pesan yang sama juga telah disampaikan Kementerian Luar Negeri pada Kedutaan Besar RRT di Jakarta. Itu dua hal yang saya ingin tambahkan tidak hanya terkait logistik dan menjadi bagian pematangan proses evakuasi,” ujarnya.
Faizasyah menuturkan, merespons perkembangan di Wuhan, selain menyiapkan opsi evakuasi, pemerintah juga memastikan kecukupan logistik untuk WNI yang terjebak. Menurut dia, sebagian bantuan logistik juga telah diterima WNI di Wuhan. Selain itu ada penambahan bantuan logistik masker yang diberikan BNPB yang juga segera dikirim ke China. (Baca juga: WHO Bilang Indonesia Cukup Siap Hadapi Virus Corona Wuhan)
“Telah kita saksikan juga serah terima penutup wajah atau masker dari BNPB. Kemudian pemerintah melalui KBRI Beijing telah mengirimkan bantuan logistik dan sudah diterima oleh warga negara kita di Wuhan. Jadi kita mengonfirmasi bahwa bantuan logistik kita telah diterima,” tegas Fairzasyah.
Sementara itu tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menunggu instruksi dari Kemlu untuk mengevakuasi WNI dari Wuhan. Sebagai bentuk kesiapan, TNI AU telah menyiagakan tiga pesawat yang terdiri atas dua Boeing 737 dan satu C130 Hercules serta personel dari batalion kesehatan untuk diberangkatkan setiap saat.
Kepala Dinas PeneranganAngkatan Udara (Kadispenau) TNI Marsma Fajar Adriyanto mengungkapkan, kesiapan ini dilakukan berdasarkan rapat dengan Kemenko Polhukam, Kemenkes, dan Kemlu. “Nunggu dari Kemenlu bisa tembus enggak ke pemerintah sana untuk agar kita bisa berangkat atau tidak, yang jelas TNI AU siap 24 jam,” ujar Fajar, kemarin.
Fajar mengaku pihaknya belum bisa memastikan berapa WNI yang bakal dievakuasi dari China, karena sampai saat pihaknya masih menunggu data dari Kemlu. Apalagi data tersebut bisa naik setiap hari. “Tapi yang jelas warga Indonesia di sana ada hampir 100 atau berapalah. Kami juga belum tahu siapa yang kena siapa yang tidak untuk menyiapkan lebih banyak, ada dua Boeing dan satu Hercules. Kalaupun harus mengangkut sampai 100-200 orang masih mampu,” sebut dia.
Untuk diketahui, AS mengevakuasi warganya Selasa (28/1/2020) malam waktu setempat. Seperti dilansir CNN, mereka transit di Bandara Internasional Ted Stevens Anchorage, Alaska, sebelum melanjutkan perjalanan ke pangkalan militer di California.
Kondisi kesehatan mereka diperiksa para ahli dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) di Alaska dan di California. Mereka sangat gembira dapat keluar dari pusat wabah virus korona dan pulang ke kampung halaman. “Selamat datang di AS,” ujar awak kabin yang disambut meriah para pengungsi tersebut.
Seluruh pengungsi gelombang pertama AS akan dikarantina di March Air Reserve Base selama dua pekan sebelum mereka dapat pulang ke rumah masing-masing.
Selain AS, Jepang juga berhasil mengevakuasi sekitar 206 warganya dari Wuhan. Mereka tiba di Bandara Haneda, Tokyo, kemarin. Sebanyak empat pengungsi memiliki suhu di atas 37 derajat Celsius dan disertai batuk-batuk sehingga langsung dibawa ke Rumah Sakit (RS) Ebara di Distrik Ota, Tokyo, sebagai langkah antisipasi.
Seperti dilansir BBC, sebanyak 200 warga Inggris juga berharap dapat segera dievakuasi. Secara terpisah, dua pesawat Eropa terbang dari Wuhan mengangkut warga Uni Eropa (UE). Di dalamnya terdapat 250 warga asal Prancis. Korea Selatan (Korsel), Malaysia, dan Filipina juga akan mengevakuasi warganya pekan ini.
Langkah serupa diambil Pemerintah Australia yang akan mengungsikan 600 warganya dari Wuhan. Namun rencana itu dibayangi kontroversi setelah Australia berencana mengarantina mereka di Pulau Christmas selama dua pekan. Pulau Christmas adalah pusat penampungan imigran. Reputasi pulau itu amat buruk.
(ysw)