Perangi Virus Corona, China Kerahkan 450 Staf Medis Militer ke Wuhan
A
A
A
BEIJING - China mengerahkan 450 staf medis militer ke Wuhan, kota pusat wabah virus 2019-nCov —jenis baru dari coronavirus atau virus corona. Penyakit mematikan ini telah meneror 1,4 miliar warga China yang semestinya bersuka ria merayakan Tahun Baru Imlek hari ini (25/1/2020).
Sejak dilaporkan muncul 31 Desember 2019 hingga hari ini, virus mirip SARS tersebut telah membunuh 41 orang dan mengifeksi 1.287 orang lain di seluruh negeri Tirai Bambu. Amerika Serikat, Prancis, Australia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang telah mengonfirmasi temuan kasus virus 2019-nCoV.
Ratusan staf medis militer yang dikerahkan ke Wuhan beberapa di antaranya memiliki pengalaman dalam memerangi SARS atau pun Ebola. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Mengutip kantor berita Xinhua, para petugas medis, yang telah tiba di Wuhan dengan pesawat militer pada Jumat (24/1/2020) malam, akan dikirim ke rumah sakit dengan sejumlah besar pasien yang terinfeksi.
Langkah ini menandai peningkatan dramatis dalam keterlibatan pemerintah pusat untuk mengendalikan penyakit mematikan tersebut.
Pengerahan ratusan staf medis militer ini dilakukan setelah rumah sakit di Wuhan kekurangan tempat tidur dan banyak pasien tak tertangani.
Pemerintah bahkan telah memulai pembangunan rumah sakit khusus di Wuhan untuk menangani virus tersebut, dengan rencana untuk menyelesaikannya dalam 10 hari yang mengejutkan. (Baca juga: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat...." )
Xinhua, dalam laporannya, mengatakan tim militer terdiri dari para ahli kesehatan pernapasan, penyakit menular, pengendalian infeksi rumah sakit dan perawatan intensif.
Dalam sebuah tanda, pihak berwenang Wuhan merasakan tekanan, di mana Gubernur Hubei Jiang Chaoliang mengatakan dalam pertemuan hari Jumat bahwa Wuhan harus "melakukan segala upaya" untuk meningkatkan tempat dan ruang isolasi.
"Rumah sakit juga harus memastikan pasien diterima tepat waktu," bunyi pernyataan pemerintah setempat di situs web-nya, seperti dikutip AFP.
Sejak dilaporkan muncul 31 Desember 2019 hingga hari ini, virus mirip SARS tersebut telah membunuh 41 orang dan mengifeksi 1.287 orang lain di seluruh negeri Tirai Bambu. Amerika Serikat, Prancis, Australia, Malaysia, Thailand, Taiwan, Korea Selatan dan Jepang telah mengonfirmasi temuan kasus virus 2019-nCoV.
Ratusan staf medis militer yang dikerahkan ke Wuhan beberapa di antaranya memiliki pengalaman dalam memerangi SARS atau pun Ebola. (Baca: Bak Zombie, Para Korban Virus Wuhan di China Ambruk di Jalan-jalan )
Mengutip kantor berita Xinhua, para petugas medis, yang telah tiba di Wuhan dengan pesawat militer pada Jumat (24/1/2020) malam, akan dikirim ke rumah sakit dengan sejumlah besar pasien yang terinfeksi.
Langkah ini menandai peningkatan dramatis dalam keterlibatan pemerintah pusat untuk mengendalikan penyakit mematikan tersebut.
Pengerahan ratusan staf medis militer ini dilakukan setelah rumah sakit di Wuhan kekurangan tempat tidur dan banyak pasien tak tertangani.
Pemerintah bahkan telah memulai pembangunan rumah sakit khusus di Wuhan untuk menangani virus tersebut, dengan rencana untuk menyelesaikannya dalam 10 hari yang mengejutkan. (Baca juga: Horor Virus Corona: "Seperti Kiamat, Orang-orang Terus Sekarat...." )
Xinhua, dalam laporannya, mengatakan tim militer terdiri dari para ahli kesehatan pernapasan, penyakit menular, pengendalian infeksi rumah sakit dan perawatan intensif.
Dalam sebuah tanda, pihak berwenang Wuhan merasakan tekanan, di mana Gubernur Hubei Jiang Chaoliang mengatakan dalam pertemuan hari Jumat bahwa Wuhan harus "melakukan segala upaya" untuk meningkatkan tempat dan ruang isolasi.
"Rumah sakit juga harus memastikan pasien diterima tepat waktu," bunyi pernyataan pemerintah setempat di situs web-nya, seperti dikutip AFP.
(mas)