Lima Wabah Mematikan di Dunia Satu Dekade Terakhir

Sabtu, 25 Januari 2020 - 06:24 WIB
Lima Wabah Mematikan...
Lima Wabah Mematikan di Dunia Satu Dekade Terakhir
A A A
JAKARTA - Dunia tengah dibayangi ketakutan dengan mewabahnya virus corona Wuhan. Tercatat sudah 26 orang tewas dan 850 lainnya, kebanyakan di China, terpapar virus yang awalnya terdeteksi di kota Wuhan itu. Sementara itu kurang dari dua lusin kasus telah dikonfirmasi di luar China daratan, di Hong Kong, Macau, Amerika Serikat (AS), Korea Selatan, Jepang, Singapura, Thailand, Taiwan, Vietnam, Nepal dan Prancis.

Terlepas dari "epidemi ketakutan" yang menyeruak seiring mewabahnya virus corona Wuhan, ini bukan pertama kalinya dunia dilanda wabah mematikan. Selama dua dekade terakhir, tercatat ada lima wabah mematikan yang memantik "epidemi ketakutan" di seluruh dunia. Namun, semuanya bisa berakhir dengan cepat berkat respon pemerintah dan dunia internasional yang cepat.

Berikut adalah lima wabah mematikan di seluruh dunia dalam dua dekade terakhir yang Sindonews kutip dari Sputnik, Sabtu (25/1/2020).

1. Pandemi Flu Babi (H1N1) pada tahun 2009-2010

Pada 2009 dunia menyaksikan mewabahnya virus influenza H1N1 atau flu babiyang sangat menular. Wabah ini pertama kali terjadi pada bulan April 2009 di Meksiko dan kemudian menyebar ke seluruh Amerika Utara, Eropa dan Asia. Konon, virus ini merupakan hasil dari virus lama dengan virus flu babi Eurasia. Ini pula yang menyebabkan penyakit ini dinamakan flu babi dan digunakan di sebagian besar media.

Penyakit ini memiliki gejala demam, batuk, sakit kepala, nyeri otot atau persendian yang menjadi ciri khas dari sakit flu. Namun, terkadang penyakit ini menimbulkan komplikasi parah yang menyebabkan penderitanya gagal bernapas dan berujung pada kematian jika tidak mendapatkan dukungan medis yang tepat. Balita dan manula adalah diantara mereka yang paling rentan dengan virus jenis baru ini.

Dengan diperkenalkannya vaksin pada akhir 2009, epidemi ini mulai menurun, dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikannya pada Agustus 2010. Diperkirakan antara 10-200 juta orang terinfeksi dan menurut berbagai perkiraan antara 18.500 dan 151 ribu orang meninggal akibat penyakit ini. Pada saat yang sama, virus flu musiman menginfeksi antara 340 juta dan 1 miliar populasi dunia setiap tahun dan juga mengakibatkan ratusan ribu kematian. Sementara tingkat kematian akibat flu jenis H1N1 yang baru tiga kali lebih tinggi dari flu biasa, wabahnya akhirnya berhenti seperti flu musiman lainnya.

2. Wabah E. Coli pada tahun 2011

Sementara sebagian besar bakteri E. Ccoli tidak berbahaya bagi manusia, namun jenis tertentu dapat menyebabkan penyakit dengan komplikasi yang berbahaya. Itu terjadi dalam kasus wabah bakteri E. Coli O104: H4 yang menghasilkan racun sebagai akibat dari aktivitasnya dan menyebabkan gejala seperti diare berdarah, gagal ginjal, demam dan muntah.

Epidemi dimulai dari sebuah peternakan di Lower Saxony, Jerman pada Mei 2011, tetapi kemudian meluas hingga ke Kanada, Denmark, Polandia, Belanda, Swiss, Swedia, Inggris dan Amerika Serikat (AS) melalui makanan. Namun, penyakit ini segera teratasi, dengan sebagian besar dari mereka yang terkena dampak adalah warga negara Jerman. Wabah ini menginfeksi total 3.842 orang, menewaskan 53 orang, dan dianggap berakhir pada Juli 2011.

3. Wabah Flu Unta atau MERS pada tahun 2012

Salah satu wabah virus paling mematikan dalam hal tingkat kematian terjadi pada tahun 2012. Penyebabnya adalah betacoronavirus yang menyebabkan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS), juga dikenal sebagai "flu unta".

Virus ini ditemukan di Arab Saudi dan kemudian menyebar ke negara-negara Timur Tengah lainnya, sebagian besar memengaruhi Arab Saudi sendiri dan kemudian bermigrasi ke Eropa, AS, dan Asia.

Meski hanya menjangkiti 1.329 orang antara September 2012 dan Juni 2015, namun virus ini memiliki tingkat kematian yang menakjubkan hingga 39%, total menewaskan 525 orang.

Virus ini menyebabkan demam, batuk, diare, dan sesak napas. Namun terkadang virus ini juga mengakibatkan sindrom gangguan pernapasan akut, gagal ginjal, dan komplikasi lain yang menyebabkan kematian pada pasien. Masih belum ada vaksin untuk melawan flu unta, tetapi pada akhirnya jumlah kasus infeksi mulai menurun hingga mencapai nol pada 2015.

4. Epidemi H7N9 atau Flu Burung pada 2013

Jenis flu lainnya, subtipe virus Influenza H7N9, juga dijuluki "flu burung" atau "avian influenza" karena ditularkan oleh burung, melanda China pada 2013.

Virus ini menulari lebih dari 100 orang dalam hitungan bulan, menyebar lebih cepat daripada kebanyakan virus serupa, menewaskan sekitar 20 dari mereka dan meninggalkan sekitar 60 dalam kondisi kritis.

Penyebaran virus yang merajalela menarik perhatian semua outlet media global, tetapi akhirnya dihentikan, hanya menginfeksi 1.622 orang dan merenggut nyawa 619 dari mereka.

Saat ini "flu burung" sebagian besar terkait dengan subtipe virus Influenza lain, H5N1, yang telah dikenal sejak tahun 1997 dan telah muncul secara berkala di berbagai negara, merenggut nyawa 407 orang secara total antara tahun 2003 dan 2014, tetapi tidak pernah menghasilkan epidemi besar dan karenanya hanya mendapat sedikit perhatian dari media.

5. Wabah Virus Ebola

Salah satu epidemi terbaru yang mengguncang dunia berasal dari Afrika Barat. Ribuan orang terinfeksi virus Ebola yang menewaskan sekitar 59% dari mereka yang terinfeksi atau 28.616 orang, dan meninggalkan banyak orang yang selamat dengan sindrom pasca Ebola, yang termasuk gejala seperti nyeri sendi dan otot, masalah mata dan masalah neurologis yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Upaya penanggulangan wabah ini sangat dipengaruhi oleh situasi sosial ekonomi yang buruk di wilayah tersebut, mencegah karantina yang efektif dan bahkan perlindungan dokter yang menyembuhkan pasien yang terkena dampak. Dengan demikian, penyakit ini meluas ke luar Afrika, menyebar ke AS, Italia, Inggris, dan Spanyol. Meskipun begitu semuanya berhasil mencegah epidemi lokal dan menyembuhkan semua yang terkena dampaknya.

Namun, pada titik-titik tertentu penyebaran penyakit yang merajalela itu memicu keprihatinan publik dan menarik perhatian besar dari media, yang mempertimbangkan konsekuensi malapetaka yang mungkin disebabkan oleh wabah Ebola bagi dunia. Presiden AS Barack Obama saat itu berusaha keras untuk menghentikan warga Amerika dari kepanikan dan menjadikan perang melawan Ebola sebagai salah satu prioritas pemerintahannya.

Langkah-langkah yang diambil oleh komunitas internasional menghasilkan hasil, dengan wabah dinyatakan telah lewat pada tahun 2016 dan vaksin eksperimental sedang dikembangkan serta menunggu persetujuan untuk dirilis, secara efektif mengakhiri semua teori apokaliptik tentang bahaya yang ditimbulkan oleh virus Ebola bagi kemanusiaan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2631 seconds (0.1#10.140)