Duterte Sesumbar Akan Makan Abu Gunung Api Taal yang Meletus
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengumpat pada gunung berapi Taal yang meletus hebat awal pekan ini. Dia sesumbar akan memakan abu vulkanik dan mengencingi gunung tersebut.
Pemerintah setempat mengatakan gunung berapi itu masih menunjukkan tanda-tanda berbahaya, yakni masih bisa erupsi meskipun aktivitasnya telah tenang.
Erupsi gunung berapi Taal telah memicu rentetan gempa bumi yang dikhawatirkan akan memicu tsunami. Erupsi telah menyebabkan retakan besar di jalur magma.
Presiden Duterte melontarkan umpatan kasar saat akan berkunjung ke Batangas, area terparah yang terkena dampak erupsi gunung berapi Taal. "Saya diperingatkan oleh dokter saya untuk berhati-hati, tetapi saya akan memakan abu itu dan saya bahkan akan buang air kecil di Taal, gunung berapi sialan itu," katanya, seperti dikutip Sputniknews, Kamis (16/1/2020).
Gunung itu telah memuntahkan abu dalam jumlah besar yang telah menutupi properti dan pedesaan serta memaksa sekitar 120.000 orang mengungsi.
Tapi jeda erupsi dan gempa bumi telah mendorong banyak pengungsi untuk kembali ke zona bahaya untuk mengumpulkan barang-barang, memberi makan ternak dan hewan peliharaan serta memeriksa rumah. Mereka menentang upaya tentara dan polisi Filipina yang berusaha memblokir mereka memasuki zona bahaya.
Ilmuwan pemerintah setempat telah mendesak para pengungsi untuk menjauh karena gunung berapi masih bisa meletus setiap saat.
"Izinkan kami mengamati periode jeda untuk saat ini. Kami sedang mempelajari apa artinya itu," kata Maria Antonia Bornas, dari badan seismologi Filipina.
"Jeda panjang bisa jadi hanya istirahat dari aktivitas vulkanik. Bahayanya tetap ada," katanya lagi.
Pihak berwenang telah memperingatkan sejak hari Minggu bahwa gunung berapi, yang terletak di selatan Manila dan merupakan salah satu yang paling aktif di negara itu, dapat melepaskan letusan kuat dalam hitungan jam atau pun hari.
Pada hari Kamis kemarin, gunung itu masih menyemburkan gumpalan abu meski intensitasnya lebih kecil. Getaran yang diselingi gempa bumi terus terasa di kota-kota terdekat, yang akses masuknya telah diblokade oleh polisi.
Tanda bahaya lain adalah bahwa danau kawah dan sungai di dekatnya telah mengering. Letusan terakhir gunung berapi Taal terjadi pada tahun 1977, tetapi sejarah aktivitas vulkaniknya panjang.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa atau pun korban cedera dalam jumlah besar yang dilaporkan akibat erupsi gunung berapi Taal.
Pemerintah setempat mengatakan gunung berapi itu masih menunjukkan tanda-tanda berbahaya, yakni masih bisa erupsi meskipun aktivitasnya telah tenang.
Erupsi gunung berapi Taal telah memicu rentetan gempa bumi yang dikhawatirkan akan memicu tsunami. Erupsi telah menyebabkan retakan besar di jalur magma.
Presiden Duterte melontarkan umpatan kasar saat akan berkunjung ke Batangas, area terparah yang terkena dampak erupsi gunung berapi Taal. "Saya diperingatkan oleh dokter saya untuk berhati-hati, tetapi saya akan memakan abu itu dan saya bahkan akan buang air kecil di Taal, gunung berapi sialan itu," katanya, seperti dikutip Sputniknews, Kamis (16/1/2020).
Gunung itu telah memuntahkan abu dalam jumlah besar yang telah menutupi properti dan pedesaan serta memaksa sekitar 120.000 orang mengungsi.
Tapi jeda erupsi dan gempa bumi telah mendorong banyak pengungsi untuk kembali ke zona bahaya untuk mengumpulkan barang-barang, memberi makan ternak dan hewan peliharaan serta memeriksa rumah. Mereka menentang upaya tentara dan polisi Filipina yang berusaha memblokir mereka memasuki zona bahaya.
Ilmuwan pemerintah setempat telah mendesak para pengungsi untuk menjauh karena gunung berapi masih bisa meletus setiap saat.
"Izinkan kami mengamati periode jeda untuk saat ini. Kami sedang mempelajari apa artinya itu," kata Maria Antonia Bornas, dari badan seismologi Filipina.
"Jeda panjang bisa jadi hanya istirahat dari aktivitas vulkanik. Bahayanya tetap ada," katanya lagi.
Pihak berwenang telah memperingatkan sejak hari Minggu bahwa gunung berapi, yang terletak di selatan Manila dan merupakan salah satu yang paling aktif di negara itu, dapat melepaskan letusan kuat dalam hitungan jam atau pun hari.
Pada hari Kamis kemarin, gunung itu masih menyemburkan gumpalan abu meski intensitasnya lebih kecil. Getaran yang diselingi gempa bumi terus terasa di kota-kota terdekat, yang akses masuknya telah diblokade oleh polisi.
Tanda bahaya lain adalah bahwa danau kawah dan sungai di dekatnya telah mengering. Letusan terakhir gunung berapi Taal terjadi pada tahun 1977, tetapi sejarah aktivitas vulkaniknya panjang.
Sejauh ini tidak ada korban jiwa atau pun korban cedera dalam jumlah besar yang dilaporkan akibat erupsi gunung berapi Taal.
(mas)