AS Pertimbangkan Persenjatai Kapal Perangnya dengan Rudal Jenis Baru
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) tengah mempertimbangkan untuk mempersenjatai kapal perusak kelas USS Zumwalt dengan senjata baru. Senjata ini dilaporkan akan memungkinkan Angkatan Laut AS untuk melakukan 'serangan cepat' pada musuh dari posisi yang aman, menghancurkan sasaran sebagai "kejutan taktis" pada awal konflik, tanpa perlu mengerahkan tentara atau aset militer.
Fox News melaporkan bahwa senjata baru itu diharapkan mampu menembakkan rudal yang dipersenjatai dengan hulu ledak yang dirancang untuk melakukan serangan global yang cepat dalam waktu satu jam atau kurang. Laporan itu mengutip pernyataan Kapten Kevin Smith, seorang manajer program kapal perusak kelas Zumwalt.
"Ini akan menjadi platform yang sempurna untuk Conventional Prompt Strike," kata Smith seperti dikutip Sputnik dari Fox News, Kamis (16/1/2020).
Program senjata Conventional Prompt Strike (CPS) awalnya muncul di era Presiden George W. Bush. Dilaporkan senjata ini direkayasa untuk mempersenjatai rudal balistik dengan hulu ledak konvensional, yang memungkinkan rudal itu memiliki kecepatan dan jangkauan senjata nuklir yang sama yang dipasang pada sebuah rudal dan dengan kemampuan untuk mencapai tempat mana pun di Bumi dalam hitungan menit.
“Kemampuan bawaan kapal ini adalah tersembunyi. Ia dirancang untuk tersembunyi dan membawa pertarungan secara ofensif ke musuh,” terang Smith.
Smith mencatat bahwa mempersenjatai kapal penghancur kelas Zumwalt belum tercatat dalam program, karena saat ini sesuatu sedang dipertimbangkan atau mungkin “dilihat” di masa depan.
Menurut laporan Congressional Research Service (CRS) tahun 2019 yang berjudul Serangan Conventional Prompt Global dan Rudal Balistik Jangka Panjang, Pentagon dilaporkan meminta peningkatan anggaran terkait program CPS dari USD201 juta pada 2018 menjadi USD278 juta pada 2019. Program senjata ini sendiri sempat dihentikan dan dilanjutkan beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan CRS mengatakan, mengutip pengembangan senjata, bahwa CPS tidak dimaksudkan untuk berfungsi sebagai alternatif senjata nuklir, meskipun akan menambah kemampuan konvensional AS.
Fox News melaporkan bahwa senjata baru itu diharapkan mampu menembakkan rudal yang dipersenjatai dengan hulu ledak yang dirancang untuk melakukan serangan global yang cepat dalam waktu satu jam atau kurang. Laporan itu mengutip pernyataan Kapten Kevin Smith, seorang manajer program kapal perusak kelas Zumwalt.
"Ini akan menjadi platform yang sempurna untuk Conventional Prompt Strike," kata Smith seperti dikutip Sputnik dari Fox News, Kamis (16/1/2020).
Program senjata Conventional Prompt Strike (CPS) awalnya muncul di era Presiden George W. Bush. Dilaporkan senjata ini direkayasa untuk mempersenjatai rudal balistik dengan hulu ledak konvensional, yang memungkinkan rudal itu memiliki kecepatan dan jangkauan senjata nuklir yang sama yang dipasang pada sebuah rudal dan dengan kemampuan untuk mencapai tempat mana pun di Bumi dalam hitungan menit.
“Kemampuan bawaan kapal ini adalah tersembunyi. Ia dirancang untuk tersembunyi dan membawa pertarungan secara ofensif ke musuh,” terang Smith.
Smith mencatat bahwa mempersenjatai kapal penghancur kelas Zumwalt belum tercatat dalam program, karena saat ini sesuatu sedang dipertimbangkan atau mungkin “dilihat” di masa depan.
Menurut laporan Congressional Research Service (CRS) tahun 2019 yang berjudul Serangan Conventional Prompt Global dan Rudal Balistik Jangka Panjang, Pentagon dilaporkan meminta peningkatan anggaran terkait program CPS dari USD201 juta pada 2018 menjadi USD278 juta pada 2019. Program senjata ini sendiri sempat dihentikan dan dilanjutkan beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Laporan CRS mengatakan, mengutip pengembangan senjata, bahwa CPS tidak dimaksudkan untuk berfungsi sebagai alternatif senjata nuklir, meskipun akan menambah kemampuan konvensional AS.
(ian)