AS Ingin Kerahkan Rudal Hipersonik di Timur Filipina dan Taiwan
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) berencana mengerahkan satuan tugas khusus ke Pasifik yang mampu mengumpulkan informasi, melancarkan operasi elektronik, siber dan rudal terhadap China.
Rencana itu diungkap dalam laporan Bloomberg terbaru. "Satuan tugas yang tampaknya akan berbasis di pulau-pulau timur Filipina dan Taiwan itu akan dilengkapi kemampuan menyerang target darat dan laut dengan sepersenjataan presisi jarak jauh, seperti rudal hipersonik, untuk membersihkan jalan bagi kapal-kapal Angkatan Laut jika terjadi konflik," papar laporan Bloomberg, dilansir Reuters.
"Unit militer itu akan membantu menetralkan beberapa kemampuan China dan Rusia yang kini dimiliki yang bertujuan membuat armada kapal induk AS menjauh dari benua Asia," ujar Sekretaris Angkatan Darat AS Ryan McCarthy saat wawancara dengan Bloomberg.
McCarthy hadir dalam acara di Washington pada Jumat (10/1) untuk memberikan rincian tentang bagaimana militer AS akan beroperasi di Indo-Pasifik.
"Rencana mengerahkan satuan tugas itu akan didukung kesepakatan baru dengan Kantor Pengintaian Nasional yang mengembangkan dan mengelola satelit mata-mata AS," papar McCarthy pada Bloomberg.
Reuters belum mendapat komentar dari militer AS.
Indo-Pasifik menjadi ajang perebutan pengaruh antara AS dan China. Militer China semakin agresif di wilayah Asia Pasifik, terutama di perairan sengketa Laut China Selatan.
Meningkatnya aktivitas militer China di kawasan itu memicu kekhawatiran berbagai negara di Asia, terutama karena Beijing mengklaim perairan di Laut China Selatan.
AS berupaya keras melawan klaim wilayah China dengan secara rutin menggelar operasi kebebasan navigasi. Beijing berulang kali mengecam operasi kebebasan navigasi oleh AS itu sebagai tindakan melanggar kedaulatan China.
Rencana itu diungkap dalam laporan Bloomberg terbaru. "Satuan tugas yang tampaknya akan berbasis di pulau-pulau timur Filipina dan Taiwan itu akan dilengkapi kemampuan menyerang target darat dan laut dengan sepersenjataan presisi jarak jauh, seperti rudal hipersonik, untuk membersihkan jalan bagi kapal-kapal Angkatan Laut jika terjadi konflik," papar laporan Bloomberg, dilansir Reuters.
"Unit militer itu akan membantu menetralkan beberapa kemampuan China dan Rusia yang kini dimiliki yang bertujuan membuat armada kapal induk AS menjauh dari benua Asia," ujar Sekretaris Angkatan Darat AS Ryan McCarthy saat wawancara dengan Bloomberg.
McCarthy hadir dalam acara di Washington pada Jumat (10/1) untuk memberikan rincian tentang bagaimana militer AS akan beroperasi di Indo-Pasifik.
"Rencana mengerahkan satuan tugas itu akan didukung kesepakatan baru dengan Kantor Pengintaian Nasional yang mengembangkan dan mengelola satelit mata-mata AS," papar McCarthy pada Bloomberg.
Reuters belum mendapat komentar dari militer AS.
Indo-Pasifik menjadi ajang perebutan pengaruh antara AS dan China. Militer China semakin agresif di wilayah Asia Pasifik, terutama di perairan sengketa Laut China Selatan.
Meningkatnya aktivitas militer China di kawasan itu memicu kekhawatiran berbagai negara di Asia, terutama karena Beijing mengklaim perairan di Laut China Selatan.
AS berupaya keras melawan klaim wilayah China dengan secara rutin menggelar operasi kebebasan navigasi. Beijing berulang kali mengecam operasi kebebasan navigasi oleh AS itu sebagai tindakan melanggar kedaulatan China.
(sfn)