AS dan Iran Tunjukkan Sinyal Hindari Perang Skala Besar
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tampak melunak setelah beberapa hari melempar retorika penuh kemarahan. Dia pun menyarankan Iran "mundur" setelah menembakkan rudal ke pasukan AS di Irak.
Kedua pihak tampaknya berupaya meredam krisis terkait pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani oleh AS. Trump menyatakan AS tidak perlu menyerang balik serangan Iran di pangkalan militer yang menampung tentara AS di Irak.
Trump menyatakan tak ada warga AS yang terluka dalam serangan Iran tersebut. Pentagon menyatakan Iran meluncurkan 16 rudal balistik jarak pendek, dengan 11 rudal mengenai pangkalan udara al-Asad dan satu lagi mengenai fasilitas di Erbil tapi tidak menyebabkan kerusakan besar.
"Fakta bahwa kita memiliki perlengkapan dan militer hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Amerika kuat, baik militer dan ekonomi, ini penangkal terbaik," papar Trump, dilansir Reuters.
Trump menambahkan, "Pasukan Amerika hebat kita telah siap untuk apapun. Iran tampaknya akan mundur, yang itu hal bagus untuk semua pihak terkait dan sangat bagus untuk dunia."
Dia tidak secara langsung mengancam melakukan aksi militer tapi mengatakan, "AS akan segera menerapkan sanksi ekonomi tambahan pada rezim Iran untuk merespon apa yang kita sebut agresi Iran." Trump tidak menyebut secara khusus apa sanksi baru tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan di depan warga Iran yang meneriakkan "Kematian untuk Amerika" bahwa serangan rudal itu tamparan di wajah AS dan menegaskan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif menjelaskan, serangan itu menyimpulkan respon Teheran atas pembunuhan Soleimani. Saat ini Soleimani telah dimakamkan di tempat asalnya, Kerman, setelah beberapa hari duka cita nasional.
"Kami tidak menginginkan eskalasi atau perang, tapi akan membela diri terhadap agresi apapun," tweet Zarif.
Ulama Irak Moqtada al-Sadr menyatakan krisis Irak tampaknya telah berakhir dan meminta kelompok milisi tidak melancarkan serangan.
Kedua pihak tampaknya berupaya meredam krisis terkait pembunuhan jenderal Iran Qassem Soleimani oleh AS. Trump menyatakan AS tidak perlu menyerang balik serangan Iran di pangkalan militer yang menampung tentara AS di Irak.
Trump menyatakan tak ada warga AS yang terluka dalam serangan Iran tersebut. Pentagon menyatakan Iran meluncurkan 16 rudal balistik jarak pendek, dengan 11 rudal mengenai pangkalan udara al-Asad dan satu lagi mengenai fasilitas di Erbil tapi tidak menyebabkan kerusakan besar.
"Fakta bahwa kita memiliki perlengkapan dan militer hebat ini, tidak berarti kita harus menggunakannya. Kami tidak ingin menggunakannya. Amerika kuat, baik militer dan ekonomi, ini penangkal terbaik," papar Trump, dilansir Reuters.
Trump menambahkan, "Pasukan Amerika hebat kita telah siap untuk apapun. Iran tampaknya akan mundur, yang itu hal bagus untuk semua pihak terkait dan sangat bagus untuk dunia."
Dia tidak secara langsung mengancam melakukan aksi militer tapi mengatakan, "AS akan segera menerapkan sanksi ekonomi tambahan pada rezim Iran untuk merespon apa yang kita sebut agresi Iran." Trump tidak menyebut secara khusus apa sanksi baru tersebut.
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan di depan warga Iran yang meneriakkan "Kematian untuk Amerika" bahwa serangan rudal itu tamparan di wajah AS dan menegaskan pasukan AS harus meninggalkan wilayah itu.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Mohammad Javad Zarif menjelaskan, serangan itu menyimpulkan respon Teheran atas pembunuhan Soleimani. Saat ini Soleimani telah dimakamkan di tempat asalnya, Kerman, setelah beberapa hari duka cita nasional.
"Kami tidak menginginkan eskalasi atau perang, tapi akan membela diri terhadap agresi apapun," tweet Zarif.
Ulama Irak Moqtada al-Sadr menyatakan krisis Irak tampaknya telah berakhir dan meminta kelompok milisi tidak melancarkan serangan.
(sfn)