AS: Irak Telah Gagal Melindungi Kepentingan Kami
A
A
A
WASHINGTON - Washington menuduh pemerintah Irak gagal melindungi kepentingan Amerika Serikat (AS). Pernyataan ini datang tidak lama setelah serangan udara Amerika yang mematikan terhadap kelompok Kata'ib Hezbollah.
"Kami telah memperingatkan pemerintah Irak berkali-kali, dan kami telah berbagi informasi dengan mereka untuk mencoba bekerja dengan mereka untuk melaksanakan tanggung jawab mereka untuk melindungi kami sebagai tamu undangan," kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS.
Pejabat itu, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (31/12/2019), mencatat bahwa militer AS dan para diplomat berada di negara itu datang atas undangan pemerintah Irak.
“Jadi itu adalah tanggung jawab dan tugas mereka untuk melindungi kita. Dan mereka belum mengambil langkah yang tepat untuk melakukannya,” katanya, yang berbicara dengan syarat anonim.
Sebelumnya, Presiden Irak, Barham Salih mengutuk serangan Washington, yang menargetkan kelompok, yang merupakan bagian dari Unit Mobilisasi Rakyat (PMU) Irak. Serangan udara tersebut setidaknya menewaskan 25 orang dan melukai puluhan lainnya.
Salih mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan merusak bagi negara. Dia menyebut bahwa serangan itu bertentangan dengan perjanjian keamanan yang ditandatangani antara Baghdad dan Washington.
"Kami telah memperingatkan pemerintah Irak berkali-kali, dan kami telah berbagi informasi dengan mereka untuk mencoba bekerja dengan mereka untuk melaksanakan tanggung jawab mereka untuk melindungi kami sebagai tamu undangan," kata seorang pejabat senior Kementerian Luar Negeri AS.
Pejabat itu, seperti dilansir Al Arabiya pada Selasa (31/12/2019), mencatat bahwa militer AS dan para diplomat berada di negara itu datang atas undangan pemerintah Irak.
“Jadi itu adalah tanggung jawab dan tugas mereka untuk melindungi kita. Dan mereka belum mengambil langkah yang tepat untuk melakukannya,” katanya, yang berbicara dengan syarat anonim.
Sebelumnya, Presiden Irak, Barham Salih mengutuk serangan Washington, yang menargetkan kelompok, yang merupakan bagian dari Unit Mobilisasi Rakyat (PMU) Irak. Serangan udara tersebut setidaknya menewaskan 25 orang dan melukai puluhan lainnya.
Salih mengutuk serangan itu dan menyebutnya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima dan merusak bagi negara. Dia menyebut bahwa serangan itu bertentangan dengan perjanjian keamanan yang ditandatangani antara Baghdad dan Washington.
(esn)