Arab Saudi Dituduh Bombardir Pasar di Yaman, 17 Warga Sipil Tewas
A
A
A
SANAA - Arab Saudi, yang memimpin Koalisi Arab, dituduh pemberontak Houthi Yaman melakukan pemboman mematikan di pasar al-Raqw, Yaman, pada malam Natal. Serangan terhadap pasar yang sibuk itu menewaskan 17 warga sipil, termasuk 12 warga Ethiopia.
Juru bicara Houthi, Mohamed Abdelsalam, menyalahkan Kerajaan Arab Saudi atas apa yang dia sebut sebagai "kejahatan keji". Serangan terhadap pasar al-Raqw pada 24 Desember lalu itu merupakan serangan ketiga yang menargetkan daerah yang sama di Yaman utara dalam sebulan.
Pada 22 November, serangan lain terhadap pasar terjadi di provinsi Saada yang menewaskan 10 warga sipil, termasuk warga negara Ethiopia. Serangan kedua terjadi beberapa hari kemudian yang merenggut nyawa 10 warga sipil.
"Menambah catatan kriminalnya, yang terburuk di dunia, rezim Saudi telah melakukan kejahatan keji yang menargetkan orang tak berdosa di pasar al-Raqw di kota perbatasan Manbah. Serangan itu menunjukkan bahwa kekuatan agresi melanjutkan serangan berdarah mereka, mengabaikan konsekuensi serius," kata Abdelsalam dalam sebuah pernyataan di Twitter, kemarin.
Stasiun televisi al-Masirah melaporkan pemboman pada hari Selasa adalah serangan artileri dari seberang perbatasan Saudi.
Sementara itu, Koalisi Arab berjanji akan menyelidiki insiden di pasar al-Raqw. Juru bicara koalisi, Kolonel Turki al-Malki, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir SPA bahwa peninjauan awal operasi di Saada mengindikasikan kemungkinan kerugian insidental dan kerusakan.
"Kasus ini telah dirujuk ke tim penilai insiden koalisi sesuai dengan komitmennya terhadap hukum humaniter internasional," kata Malki, yang merupakan perwira militer Arab Saudi, seperti dikutip Reuters, Jumat (27/12/2019).
PBB Mengecam
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Lise Grande, mengecam keras serangan tersebut. "Serangan terhadap pasar al-Raqw menimbulkan pertanyaan yang sangat meresahkan tentang komitmen para pihak dalam konflik untuk menegakkan hukum humaniter internasional," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Setiap serangan semacam ini merupakan pelanggaran berat," ujarnya.
Arab Saudi baru-baru ini meningkatkan pembicaraan tidak resmi dengan Houthi tentang gencatan senjata.
Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sanaa oleh pemberontak Houthi tahun 2014, yang sekarang menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu.
Arab Saudi dan sekutunya campur tangan pada Maret 2015 untuk menopang pemerintahan Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang dipaksa keluar dari Sanaa oleh Houthi.
Juru bicara Houthi, Mohamed Abdelsalam, menyalahkan Kerajaan Arab Saudi atas apa yang dia sebut sebagai "kejahatan keji". Serangan terhadap pasar al-Raqw pada 24 Desember lalu itu merupakan serangan ketiga yang menargetkan daerah yang sama di Yaman utara dalam sebulan.
Pada 22 November, serangan lain terhadap pasar terjadi di provinsi Saada yang menewaskan 10 warga sipil, termasuk warga negara Ethiopia. Serangan kedua terjadi beberapa hari kemudian yang merenggut nyawa 10 warga sipil.
"Menambah catatan kriminalnya, yang terburuk di dunia, rezim Saudi telah melakukan kejahatan keji yang menargetkan orang tak berdosa di pasar al-Raqw di kota perbatasan Manbah. Serangan itu menunjukkan bahwa kekuatan agresi melanjutkan serangan berdarah mereka, mengabaikan konsekuensi serius," kata Abdelsalam dalam sebuah pernyataan di Twitter, kemarin.
Stasiun televisi al-Masirah melaporkan pemboman pada hari Selasa adalah serangan artileri dari seberang perbatasan Saudi.
Sementara itu, Koalisi Arab berjanji akan menyelidiki insiden di pasar al-Raqw. Juru bicara koalisi, Kolonel Turki al-Malki, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dilansir SPA bahwa peninjauan awal operasi di Saada mengindikasikan kemungkinan kerugian insidental dan kerusakan.
"Kasus ini telah dirujuk ke tim penilai insiden koalisi sesuai dengan komitmennya terhadap hukum humaniter internasional," kata Malki, yang merupakan perwira militer Arab Saudi, seperti dikutip Reuters, Jumat (27/12/2019).
PBB Mengecam
Koordinator Kemanusiaan PBB untuk Yaman, Lise Grande, mengecam keras serangan tersebut. "Serangan terhadap pasar al-Raqw menimbulkan pertanyaan yang sangat meresahkan tentang komitmen para pihak dalam konflik untuk menegakkan hukum humaniter internasional," katanya dalam sebuah pernyataan.
"Setiap serangan semacam ini merupakan pelanggaran berat," ujarnya.
Arab Saudi baru-baru ini meningkatkan pembicaraan tidak resmi dengan Houthi tentang gencatan senjata.
Konflik di Yaman dimulai dengan pengambilalihan Sanaa oleh pemberontak Houthi tahun 2014, yang sekarang menguasai sebagian besar wilayah utara negara itu.
Arab Saudi dan sekutunya campur tangan pada Maret 2015 untuk menopang pemerintahan Presiden Abd Rabbo Mansour Hadi yang dipaksa keluar dari Sanaa oleh Houthi.
(mas)