Trump Undang Boris Johnson ke Gedung Putih
A
A
A
LONDON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, telah mengundang Perdana Menteri Inggris Boris Johnson untuk mengunjunginya di Gedung Putih awal tahun depan. Begitu laporan surat kabar Inggris, Sunday Times.
Laporan itu menambahkan bahwa undangan Trump dibuat setelah kemenangan perdana menteri Inggris itu baru-baru ini. Diskusi formal mengenai waktu pasti kunjungan Johnson belum diadakan, surat kabar itu melaporkan mengutip sumber-sumber di Downing Street.
“Beberapa tanggal potensial telah diumumkan pada pertengahan Januari tetapi belum ada yang secara resmi disepakati. Tetapi jelas bahwa kedua belah pihak ingin mewujudkannya pada awal 2020," bunyi laporan itu mengutip sumber yang dekat dengan Gedung Putih seperti dinukil Reuters, Minggu (22/12/2019).
Perkembangan itu terjadi ketika Johnson memenangkan persetujuan untuk perjanjian Brexit di parlemen Inggris pada hari Jumat lalu. Ini adalah langkah pertama untuk memenuhi janji pemilunya untuk membebaskan Inggris dari Uni Eropa pada 31 Januari.
Persetujuan parlemen mengikuti kemenangan Johnson dalam pemilihan umum awal bulan ini. (Baca: Partainya PM Johnson Menang Pemilu Inggris, Buka Jalan untuk Brexit )
Ketika Inggris bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa, Johnson dan Trump sepakat dalam pembicaraan telepon pada hari Senin untuk mengejar perjanjian perdagangan bebas Inggris-AS yang "ambisius".
Setelah kemenangan pemilu Johnson, Trump mengatakan Inggris dan AS sekarang bebas untuk melakukan perjanjian perdagangan baru 'besar-besaran' setelah Brexit.
"Kesepakatan ini memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada kesepakatan apa pun yang bisa dibuat dengan US," kata Trump dalam tweetnya awal bulan ini.
Laporan itu menambahkan bahwa undangan Trump dibuat setelah kemenangan perdana menteri Inggris itu baru-baru ini. Diskusi formal mengenai waktu pasti kunjungan Johnson belum diadakan, surat kabar itu melaporkan mengutip sumber-sumber di Downing Street.
“Beberapa tanggal potensial telah diumumkan pada pertengahan Januari tetapi belum ada yang secara resmi disepakati. Tetapi jelas bahwa kedua belah pihak ingin mewujudkannya pada awal 2020," bunyi laporan itu mengutip sumber yang dekat dengan Gedung Putih seperti dinukil Reuters, Minggu (22/12/2019).
Perkembangan itu terjadi ketika Johnson memenangkan persetujuan untuk perjanjian Brexit di parlemen Inggris pada hari Jumat lalu. Ini adalah langkah pertama untuk memenuhi janji pemilunya untuk membebaskan Inggris dari Uni Eropa pada 31 Januari.
Persetujuan parlemen mengikuti kemenangan Johnson dalam pemilihan umum awal bulan ini. (Baca: Partainya PM Johnson Menang Pemilu Inggris, Buka Jalan untuk Brexit )
Ketika Inggris bersiap untuk meninggalkan Uni Eropa, Johnson dan Trump sepakat dalam pembicaraan telepon pada hari Senin untuk mengejar perjanjian perdagangan bebas Inggris-AS yang "ambisius".
Setelah kemenangan pemilu Johnson, Trump mengatakan Inggris dan AS sekarang bebas untuk melakukan perjanjian perdagangan baru 'besar-besaran' setelah Brexit.
"Kesepakatan ini memiliki potensi untuk menjadi jauh lebih besar dan lebih menguntungkan daripada kesepakatan apa pun yang bisa dibuat dengan US," kata Trump dalam tweetnya awal bulan ini.
(ian)