Takut Diinvasi China, Istana Presiden Taiwan Dilindungi Rudal
A
A
A
TAIPEI - Istana Presiden Taiwan Tsai Ing-wen dilindungi rudal anti-tank yang dikerahkan militer karena takut diinvasi militer China. Perlindungan kantor presiden itu dibocorkan seorang anggota parlemen Taiwan kepada stasiun televisi China, CCTV.
Anggota parlemen bernama Chiu Yi mengatakan Presiden Tsai sangat terkejut dengan pembicaraan tentang "decapitation strikes" oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sehingga dia memerintahkan rudal-rudal anti-tank dikerahkan di sekitar kantor dan tempat tinggalnya di Taipei.
Chiu mengatakan senjata pelindung presiden itu adalah Kestrel, rudal anti-tank buatan lokal yang ditembakkan dari bahu. Menurutnya, senjata itu dikerahkan Komando Polisi Militer pada bulan Oktober untuk mempertahankan gedung-gedung pemerintah terkemuka termasuk Istana Presiden.
Dalam program televisi yang ditonton publik China itu, Chiu mengatakan penggambaran militer Taiwan tentang kekuatan rudal Kestrel yang dikerahkan sebagai materi propaganda sangat tidak masuk akal. Alasannya, kata dia, senjata itu tidak bisa menembus baju besi dari tank tempur Type 98 dan Type 99, apalagi menggagalkan pegerekannya di jalan-jalan Taipei jika tank-tank tempur itu berhasil mendarat di Taiwan.
"Laporan mengatakan rudal akan membantu mempertahankan kompleks pemerintah dan rakyat, mereka (rudal-rudal Kestrel) dimaksudkan untuk melindungi Presiden Tsai dan kelompoknya," kata Chiu, seperti dikutip Asia Times, Jumat (20/12/2019).
Chiu menambahkan bahwa Quick Reaction Company (QRC) yang terdiri dari pasukan elite militer juga telah dibentuk untuk berpatroli dan menjaga Istana Presiden untuk keamanan tambahan. QRC dapat dilihat sebagai pengakuan diam-diam bahwa rudal saja tidak akan meningkatkan ketenangan pikiran Tsai.
Untuk lebih mempercayai klaimnya, Chiu menekankan bahwa sebagai anggota Legislatif Yuan, dia memiliki akses terhadap dokumen dan sumber-sumber pertahanan di internal militer Taiwan.
Menanggapi pengungkapan langkah militer Taiwan oleh Chiu, Kementerian Pertahanan Taiwan akan menyamakannya dengan "pengkhianatan".
Kementerian itu menegaskan bahwa Chiu sebenarnya tidak memiliki informasi rahasia tentang detail keamanan Presiden Tsai atau pun penyebaran aset dan personel untuk melindungi Taipei.
"Masyarakat harus mengingat bahwa (Presiden China) Xi Jinping dan Partai Komunis China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan," kata kementerian itu melalui seorang juru bicara.
Para warga Taiwan melalui media sosial juga menganggap Chiu sebagai pengkhianat. Mereka menyoroti penampilan Chiu yang dibayar selama bertahun-tahun di program CCTV yang mengganggu Taiwan. Beberapa pengguna media sosial meminta Legislatif Yuan untuk mengusirnya keluar dari keanggotaan.
Tetapi Legislatif Yuan melalui juru bicaranya mengatakan kebebasan berbicara harus ditegakkan selama seorang anggota parlemen tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat membahayakan keamanan nasional pulau itu.
Anggota parlemen bernama Chiu Yi mengatakan Presiden Tsai sangat terkejut dengan pembicaraan tentang "decapitation strikes" oleh Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China sehingga dia memerintahkan rudal-rudal anti-tank dikerahkan di sekitar kantor dan tempat tinggalnya di Taipei.
Chiu mengatakan senjata pelindung presiden itu adalah Kestrel, rudal anti-tank buatan lokal yang ditembakkan dari bahu. Menurutnya, senjata itu dikerahkan Komando Polisi Militer pada bulan Oktober untuk mempertahankan gedung-gedung pemerintah terkemuka termasuk Istana Presiden.
Dalam program televisi yang ditonton publik China itu, Chiu mengatakan penggambaran militer Taiwan tentang kekuatan rudal Kestrel yang dikerahkan sebagai materi propaganda sangat tidak masuk akal. Alasannya, kata dia, senjata itu tidak bisa menembus baju besi dari tank tempur Type 98 dan Type 99, apalagi menggagalkan pegerekannya di jalan-jalan Taipei jika tank-tank tempur itu berhasil mendarat di Taiwan.
"Laporan mengatakan rudal akan membantu mempertahankan kompleks pemerintah dan rakyat, mereka (rudal-rudal Kestrel) dimaksudkan untuk melindungi Presiden Tsai dan kelompoknya," kata Chiu, seperti dikutip Asia Times, Jumat (20/12/2019).
Chiu menambahkan bahwa Quick Reaction Company (QRC) yang terdiri dari pasukan elite militer juga telah dibentuk untuk berpatroli dan menjaga Istana Presiden untuk keamanan tambahan. QRC dapat dilihat sebagai pengakuan diam-diam bahwa rudal saja tidak akan meningkatkan ketenangan pikiran Tsai.
Untuk lebih mempercayai klaimnya, Chiu menekankan bahwa sebagai anggota Legislatif Yuan, dia memiliki akses terhadap dokumen dan sumber-sumber pertahanan di internal militer Taiwan.
Menanggapi pengungkapan langkah militer Taiwan oleh Chiu, Kementerian Pertahanan Taiwan akan menyamakannya dengan "pengkhianatan".
Kementerian itu menegaskan bahwa Chiu sebenarnya tidak memiliki informasi rahasia tentang detail keamanan Presiden Tsai atau pun penyebaran aset dan personel untuk melindungi Taipei.
"Masyarakat harus mengingat bahwa (Presiden China) Xi Jinping dan Partai Komunis China tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan terhadap Taiwan," kata kementerian itu melalui seorang juru bicara.
Para warga Taiwan melalui media sosial juga menganggap Chiu sebagai pengkhianat. Mereka menyoroti penampilan Chiu yang dibayar selama bertahun-tahun di program CCTV yang mengganggu Taiwan. Beberapa pengguna media sosial meminta Legislatif Yuan untuk mengusirnya keluar dari keanggotaan.
Tetapi Legislatif Yuan melalui juru bicaranya mengatakan kebebasan berbicara harus ditegakkan selama seorang anggota parlemen tidak melakukan tindakan apa pun yang dapat membahayakan keamanan nasional pulau itu.
(mas)