Tunjukkan Kekuatan, China Terus Produksi Kapal Induk

Kamis, 19 Desember 2019 - 06:48 WIB
Tunjukkan Kekuatan,...
Tunjukkan Kekuatan, China Terus Produksi Kapal Induk
A A A
BEIJING - Shandong menjadi kapal induk kedua yang dimiliki militer China dan siap beroperasi di Laut China Selatan. Tidak hanya itu, China juga sudah mulai membangun kapal induk ketiga yang akan diluncurkan pada 2021.

Kapal induk ketiga sedang dikonstruksi di galangan kapal di Shanghai. Kapal ketiga tersebut dilaporkan memiliki berat lebih dari 80.000 ton.
Kapal induk ketiga yang belum diberi nama itu memiliki dek lepas landas pesawat yang rata dan sistem peluncur pesawat elektromagnetik. Nantinya, kapal tersebut mampu memiliki kemampuan peluncuran pesawat berkecepatan tinggi dan memiliki frekuensi yang cepat.

Kapal induk yang diluncurkan pada Selasa (17/12) di pangkalan angkatan laut China di Sanya, Provinsi Hainan, langsung dihadiri oleh Presiden Xi Jinping. Dia disambut oleh Kapten Kapal Induk Shandong, Lai Yijun, dan langsung menginspeksi pasukan di kapal tersebut. Xi juga mengecek salah satu kapal perang yang berada di kapal tersebut.

“Kapal induk (Shandong) merupakan kebutuhan bagi tentara China untuk mempertahankan kepentingannya,” ungkap juru bicara Kementerian Pertahanan Nasional Geng Yansheng. China pun kembali naik kelas dengan dua kapal induk yang dimiliki negara tersebut. Peluncuran kapal induk itu hanya sebulan setelah Menteri Pertahanan China Wei Fenghe mengatakan kepada Menteri Pertahanan Mark Esper kalau Washington harus berhenti “melenturkan otonya”di Laut China Selatan.

Shandong menggunakan mesin pendorong konvensional dan bukan bertenaga nuklir. Sebelumnya, kapal induk pertama adalah Liaoning, kapal induk berteknologi Uni Soviet yang dibeli China dari Pemerintah Ukraina pada 1998. Shandong dikabarkan merupakan replika Liaoning. Jika dibanding dengan kapal induk milik AS, baik Shandong dan Liaoning memang terbilang kalah jauh dari segi teknologi dan kekuatan tempur.

Untuk dek peluncuran pesawat, kapal induk China menggunakan teknologi kuno. Hal berbeda dengan kapal induk AS yang menggunakan teknologi catapult yang membuat pesawat bisa lebih cepat dalam lepas landas dan pengisian bahan bakar serta amunisi pesawat juga lebih cepat.

“Lianing hanya digunakan untuk kapal latih, sedangkan Shandong ditujukan untuk misi pertempuran,” ujar Peter Layton, peneliti di Griffith Asia Institute, dilansir CNN. “Itu juga menjadikan China menjadi negara yang memiliki kemampuan perang laut dan layak disandingkan dengan Rusia, Prancis, AS, dan Inggris,” paparnya.

Namun demikian, dengan peluncuran Shandong, China menjadi negara Asia pertama yang mampu mendesain dan memproduksi sendiri kapal
induk sejak Perang Dunia II. China pun menjadi negara ketiga yang memiliki dua kapal induk setelah AS dan Inggris.

“China bergabung dengan liga negara-negara yang sudah memiliki kapal induk,” ujar Direktur Eksekutif La Trobe Asia, Euan Graham, kepada ABC.

Dengan China memproduksi kapal induk sendiri, menurut Graham, Beijing membutuhkan inovasi lebih tinggi dan energy lebih besar. “Itu akan mendorong beberapa negara memilih membeli kapal Induk,” jelasnya.

Sebenarnya, tujuan pengembangkan kapal induk China adalah bersaing dengan AS. Kompetisi tersebut meningkat dalam beberapa tahun
terakhir. Itu ditunjukkan Beijing dengan meluncurkan kapal selam, kapal perang. (Andika H Mustaqim)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0761 seconds (0.1#10.140)