Penarikan Pasukan AS dari Afghanistan Dimulai Tahun Depan
A
A
A
KABUL - Senator Amerika Serikat (AS) Lindsey Graham menyatakan, Presiden Donald Trump akan mengumumkan penarikan pasukan AS dari Afghanistan pada minggu ini. Artinya, kemungkinan penarikan pasukan AS akan dimulai tahun depan.
Berbicara dari ibukota Afghanistan, Kabul, Senin (16/12), Graham mengatakan, Presiden Trump dapat mengurangi jumlah pasukan menjadi 8.600, turun dari jumlah 12.000 personel saat ini. Menurutnya, Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan siap untuk membela negara mereka.
Namun, Graham menentang penarikan penuh pasukan AS dari wilayah Afghanistan. “Penarikan pasukan AS dari Afghanistan harus "berdasarkan kondisi" dan bahwa Taliban harus menepati janji yang mereka buat selama pembicaraan,” ujar Graham, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Negosiasi perdamaian yang baru-baru ini dilanjutkan kembali antara AS dan Taliban kembali "dihentikan", setelah terjadinya serangan di luar Pangkalan Udara Bagram, utara Kabul, pada pertengahan pekan lalu. Serangan itu menewaskan dua warga Afghanistan dan melukai 70 lainnya. Lima tentara AS juga terluka akibat serangan itu.
Taliban sendiri telah mengakui berada di balik serangan mematikan tersebut. Menurut juru bicara kelompok itu, Zabihullah Mujahid, gerilyawan mereka meledakkan sebuah truk bermuatan bahan peledak di dekat pangkalan untuk membuka jalan bagi pelaku lain menyelinap ke dalam fasilitas tersebut.
"Sekelompok pejuang Taliban kemudian membobolnya, menewaskan puluhan tentara asing dan pekerja pangkalan militer," katanya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (11/12/2019).
Berbicara dari ibukota Afghanistan, Kabul, Senin (16/12), Graham mengatakan, Presiden Trump dapat mengurangi jumlah pasukan menjadi 8.600, turun dari jumlah 12.000 personel saat ini. Menurutnya, Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan siap untuk membela negara mereka.
Namun, Graham menentang penarikan penuh pasukan AS dari wilayah Afghanistan. “Penarikan pasukan AS dari Afghanistan harus "berdasarkan kondisi" dan bahwa Taliban harus menepati janji yang mereka buat selama pembicaraan,” ujar Graham, seperti dikutip dari Al Arabiya.
Negosiasi perdamaian yang baru-baru ini dilanjutkan kembali antara AS dan Taliban kembali "dihentikan", setelah terjadinya serangan di luar Pangkalan Udara Bagram, utara Kabul, pada pertengahan pekan lalu. Serangan itu menewaskan dua warga Afghanistan dan melukai 70 lainnya. Lima tentara AS juga terluka akibat serangan itu.
Taliban sendiri telah mengakui berada di balik serangan mematikan tersebut. Menurut juru bicara kelompok itu, Zabihullah Mujahid, gerilyawan mereka meledakkan sebuah truk bermuatan bahan peledak di dekat pangkalan untuk membuka jalan bagi pelaku lain menyelinap ke dalam fasilitas tersebut.
"Sekelompok pejuang Taliban kemudian membobolnya, menewaskan puluhan tentara asing dan pekerja pangkalan militer," katanya seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (11/12/2019).
(esn)