Berisik, Penerbangan Rahasia Angkatan Darat AS Diprotes Warga

Sabtu, 14 Desember 2019 - 04:17 WIB
Berisik, Penerbangan...
Berisik, Penerbangan Rahasia Angkatan Darat AS Diprotes Warga
A A A
WASHINGTON - Angkatan Darat Amerika Serikat (AS) telah membentuk misi penerbangan rahasia sebagai respon terhadap potensi serangan teroris atau bencana alam. Namun, hal itu menuai protes dari warga masyarakat karena merasa terganggu oleh suara pesawat yang terbang di atas kepala mereka.

Misi rahasia itu dilakukan di Washington dan Virginia utara. Penduduk sekitar melayangkan protes karena kebisingan yang ditimbulkannya. Pasalnya, misi itu melibatkan 10 helikopter Black Hawk UH-60.

Misi rahasia itu sendiri adalah permintaan Pentagon ke Kongres AS pada bulan Juli lalu guna mendapatkan dana USD1,55 juta untuk perawatan pesawat, awak udara, dan perjalanan untuk misi penerbangan rahasia.

"Tanpa dana tambahan, Angkatan Darat tidak akan dapat melakukan misi rahasia ini," kata Departemen Pertahanan pada saat itu, juga mencatat bahwa durasi misi tidak ditentukan lapor Bloomberg yang dinukil Sputnik, Sabtu (14/12/2019).

Pada bulan September, Kongres menyetujui dana yang diminta untuk misi rahasia sebesar USD1,55 juta. Sebagian dari uang itu digunakan untuk mendirikan Fasilitas Informasi Kompartemen Sensitif di Davison Army Airfield di Fort Belvoir, Virginia, dekat dengan Washington. Pada saat itu, Kolonel Sunset Belinsky, juru bicara Distrik Militer Angkatan Darat Washington, mengatakan bahwa fasilitas itu sedang mengalami renovasi untuk apa yang ia sebut sebagai "misi abadi."

Menurut Belinsky, operasi akan membantu memastikan militer AS siap untuk menanggapi bencana alam atau buatan manusia.

Awal tahun ini, legislator asal Partai Republik Don Beyer bertemu dengan Brigadir Jenderal Omar Jones, komandan Distrik Militer Washington, untuk membahas suara bising yang dikeluhkan masyarakat.

"Mereka sepakat bekerja sama untuk mencari cara mengurangi kebisingan helikopter untuk Virginia Utara," kata kantor Beyer dalam sebuah pernyataan, Bloomberg melaporkan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0754 seconds (0.1#10.140)