Pentagon Tuding Kremlin Cuci Otak Tentara AS

Minggu, 08 Desember 2019 - 12:12 WIB
Pentagon Tuding Kremlin...
Pentagon Tuding Kremlin Cuci Otak Tentara AS
A A A
WASHINGTON - Sebuah survei yang dilakukan oleh Reagan Institute menemukan hampir setengah dari seluruh rumah tangga militer Amerika Serikat (AS) memandang Rusia sebagai sekutu daripada ancaman. Menanggapi hal itu, pejabat Pentagon menganggap mereka telah dicuci otaknya oleh Kremlin.

Survei Pertahanan Nasional tahunan yang dilakukan oleh Reagan Institute memberi peringkat atas sikap warga AS dalam hal peperangan, perdamaian, dan politik. Versi terbaru, yang diterbitkan pada bulan Oktober, memiliki lebih banyak statistik. Namun bagi Pentagon ada satu yang paling menonjol.

Sebanyak 46% rumah tangga militer melihat Rusia sebagai "sekutu." Sementara secara keseluruhan 28% rumah tangga AS memiliki keyakinan yang sama. Menurut survei tersebut, China juga telah menyalip Rusia sebagai musuh utama AS berikutnya.

Lembaga think tank ini menganggap pandangan positif terhadap Rusia sebagai besar dianut oleh kaum Republikan, yang mungkin bisa menjelaskan maraknya Russophilia di militer AS. Namun, petinggi Pentagon memiliki pemikiran lain.

"Ada upaya, di pihak Rusia, membanjiri media dengan disinformasi untuk menabur keraguan dan kebingungan," kata juru bicara Departemen Pertahanan Letnan Kolonel Carla Gleason kepada Voice of America yang dinukil Russia Today, Minggu (8/12/2019).

Rusia melakukan ini, Gleason menjelaskan, melalui narasi palsu yang dirancang untuk melecehkan pandangan simpatik.

Gleason mengatakan bahwa militer secara aktif bekerja untuk mengekspos dan melawan disinformasi Rusia. Pendeknya pemutaran ulang tayangan ulang 'Red Dawn' dilakukan setiap hari di pangkalan-pangkalan AS di seluruh negeri. Tidak pasti apa tepatnya yang dia maksudkan.

Menurut peneliti Jorge Benitez narasi palsu ini diberikan ke pasukan AS melalui peretas yang disponsori Kremlin, outlet media pro-Rusia, dan bahkan pernyataan positif Presiden Donald Trump tentang Rusia.

"Itu berbahaya," kata Benitez kepada VOA.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5874 seconds (0.1#10.140)