Tolak Reformasi Pensiun, Buruh Prancis Gelar Mogok Kerja Terbesar

Kamis, 05 Desember 2019 - 23:33 WIB
Tolak Reformasi Pensiun,...
Tolak Reformasi Pensiun, Buruh Prancis Gelar Mogok Kerja Terbesar
A A A
PARIS - Kepolisian menembakkan gas air mata ke arah demonstran yang sedang menggelar mogok kerja di pusat Paris pada Kamis (5/12). Setengah layanan transportasi publik lumpuh akibat mogok kerja terbesar di Prancis tersebut.

Pengunjuk rasa mendesak Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk membatalkan rencana reformasi pensiun. Mogok kerja terbesar dalam beberapa dekade itu membuat Macron harus menghadapi serikat buruh yang sangat kuat di Prancis. Serikat buruh menganggap Macron berupaya melucuti perlindungan bagi para pekreja.

Hasil unjuk rasa ini akan tergantung pada siapa yang paling lemah, atau pemerintah khawatir para pemilih akan mendukung serikat buruh dan menyalahkan para pejabat pemerintah atas terjadinya kebuntuan.

"Orang dapat bekerja hari ini dan besok, tapi pekan depan orang mungkin jadi kesal," papar Isabelle Guibal, 56, pemilik cafe di Paris, dilansir Reuters.

Para pekerja kereta berencana memperpanjang mogok kerja hingga Jumat (6/12), adapun serikat buruh operator bus dan metro Paris, RATP menyatakan aksi mereka akan berlanjut hingga Senin (9/12).

Macron ingin menyederhanakan sistem pensiun Prancis yang memiliki lebih dari 40 kebijakan berbeda. Sebagian besar sistem itu berupa benefit dan umur pensiun yang berbeda. Para pekerja kereta, marinir dan penari balet Paris Opera House dapat pensiun satu dekade lebih awal dibandingkan rata-rata pekerja.

Macron menyatakan sistem pensiun saat ini tidak adil dan terlalu mahal. Dia ingin sistem berbasis poin dan tunggal sehingga setiap euro yang dibayarkan, setiap pensiunan memiliki hak yang sama.

Di Paris, banyak komuter memanfaatkan aplikasi taksi online atau bekerja dari rumah untuk menghindari kepadatan kereta dan metro yang jumlahnya terbatas.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8419 seconds (0.1#10.140)