Badai Kammuri Menerjang Filipina, Tiga Orang Tewas
A
A
A
MANILA - Badai menerjang Filipina pada Selasa (3/11), menewaskan tiga orang, mengacaukan perjalanan udara dan memaksa pemerintah meliburkan kantor serta sekolah.
Otoritas telah mengevakuasi sekitar 225.000 orang menjelang datangnya Badai Kammuri atau oleh warga lokal disebut Tisoy. Para pejabat menyatakan langkah persiapan membuat korban jiwa dapat berkurang.
Meski demikian, otoritas memperingatkan terjadi banjir, gelombang tinggi laut dan tanah longsor. Badai ini menjadi yang ke-20 menerjang negara itu pada 2019.
"Kami telah melihat membaiknya manajemen persiapan bencana pemerintah lokal," ungkap juru bicara badan bencana Filipina Mark Timbal pada saluran berita ANC.
Angin kencang berkecepatan 200 km per jam menghancurkan rumah dan bangunan, serta merobohkan pohon dan tiang listrik serta telepon saat bergerak melintasi kepulauan itu menuju Laut China Selatan.
"Seorang pria tewas setelah tersengat listrik saat berupaya membenahi atap rumahnya di Camarines Sur," papar pernyataan petugas pertahanan sipil.
Dua orang yang mengabaikan perintah evakuasi tewas di Oriental Mindoro, yakni satu orang tertimpa pohon roboh dan satu orang lainnya tertimpa atap baja yang roboh.
"Jumlah korban bisa lebih banyak jika kami tidak melakukan evakuasi sebagai langkah pencegahan," ujar Gubernur Provinsi Oriental Mindoro Humerlito Dolor pada radio DZMM.
Otoritas telah mengevakuasi sekitar 225.000 orang menjelang datangnya Badai Kammuri atau oleh warga lokal disebut Tisoy. Para pejabat menyatakan langkah persiapan membuat korban jiwa dapat berkurang.
Meski demikian, otoritas memperingatkan terjadi banjir, gelombang tinggi laut dan tanah longsor. Badai ini menjadi yang ke-20 menerjang negara itu pada 2019.
"Kami telah melihat membaiknya manajemen persiapan bencana pemerintah lokal," ungkap juru bicara badan bencana Filipina Mark Timbal pada saluran berita ANC.
Angin kencang berkecepatan 200 km per jam menghancurkan rumah dan bangunan, serta merobohkan pohon dan tiang listrik serta telepon saat bergerak melintasi kepulauan itu menuju Laut China Selatan.
"Seorang pria tewas setelah tersengat listrik saat berupaya membenahi atap rumahnya di Camarines Sur," papar pernyataan petugas pertahanan sipil.
Dua orang yang mengabaikan perintah evakuasi tewas di Oriental Mindoro, yakni satu orang tertimpa pohon roboh dan satu orang lainnya tertimpa atap baja yang roboh.
"Jumlah korban bisa lebih banyak jika kami tidak melakukan evakuasi sebagai langkah pencegahan," ujar Gubernur Provinsi Oriental Mindoro Humerlito Dolor pada radio DZMM.
(sfn)