Intelijen Denmark: China Campur Militer dan Sains di Arktik

Sabtu, 30 November 2019 - 18:02 WIB
Intelijen Denmark: China Campur Militer dan Sains di Arktik
Intelijen Denmark: China Campur Militer dan Sains di Arktik
A A A
COPENHAGEN - Badan Intelijen Pertahanan Denmark (DDIS) menyatakan militer China meningkatkan penggunaan riset sains di Arktik sebagai cara masuk ke kawasan tersebut. DDIS memperingatkan semakin intensifnya pertarungan geopolitik di Kutub Utara Bumi tersebut.

Perselisihan di Arktik terkait pemanasan global dan akses pada tambang mineral terlihat jelas pada Mei saat Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo menuduh Rusia berperilaku agresif di wilayah kutub dan tindakan China harus diamati dengan cermat.

"Permainan kekuatan besar terbentuk antara Rusia, AS dan China yang meningkatkan level ketegangan di wilayah Arktik," papar laporan penilaian risiko tahunan DDIS, dilansir Reuters.

China yang menyebut dirinya sebagai "negara dekat Arktik" memiliki ambisi mendapatkan akses lebih besar pada berbagai sumber daya alam yang belum terungkap dan jalur perdagangan tercepat melintasi Rute Laut Utara.

Pada 2017, Beijing memasukkan rute laut Arktik dalam Belt and Road Initiative yang bertujuan menguatkan hubungan China dengan seluruh dunia melalui proyek infrastruktur dan riset.

China dalam beberapa tahun terakhir juga mengucurkan investasi besar dalam riset Arktik. Namun Kepala DDIS Lars Findsen menyatakan ekspedisi riset China di Arktik tidak hanya masalah sains tapi juga memiliki tujuan ganda.

"Kami telah melihat berbagai aktivitas riset China di Arktik dan melihat bahwa militer China menunjukkan minat yang meningkat untuk terlibat itu," ujar Findsen.

Findsen menolak menjelaskan dengan rinci ekspedisi riset yang melibatkan militer China tapi menyatakan ada perkembangan baru dalam beberapa tahun terakhir."Tampaknya itu bagian dari pembangunan pengetahuan China mengenai Arktik dan kapasitas untuk operasi di Arktik akan berkolaborasi antara aktor sipil dan militer," papar laporan DDIS tersebut.
(sfn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2881 seconds (0.1#10.140)