Tentara Israel Tembak Mati Remaja Palestina saat Demo di Gaza
A
A
A
GAZA - Tentara Israel menembak mati seorang remaja Palestina saat demo bersama sekelompok pengunjuk rasa lainnya di wilayah Gaza yang berbatasan dengan Israel pada Jumat sore. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas mengatakan remaja bernama Fahed al-Astal, 16, ditembak di perut.
Tindakan keras tentara dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemarin juga menyebabkan lima demonstran Palestina lainnya cedera
Saksi mata mengatakan, puluhan orang telah berkumpul di dekat pagar perimeter timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan, meskipun tidak ada demonstrasi resmi yang direncanakan.
Seorang juru bicara IDF tidak secara langsung mengomentari insiden itu, tetapi ia mengatakan beberapa demonstran telah mendekati pagar perbatasan dan berusaha untuk menyabotnya. Pasukan menanggapi dengan beberapa tembakan.
Sebelumnya pada hari yang sama, seorang operator Jihad Islam meninggal karena luka yang dideritanya selama putaran pertempuran.
Menurut lembaga penyiaran publik, Kan, penyelenggara demonstrasi bersikeras bahwa pembatalan unjuk rasa minggu ini tidak ada hubungannya dengan pemahaman yang dicapai dengan Israel baru-baru ini.
Jumat lalu sebuah surat kabar Lebanon melaporkan bahwa komite yang bertanggung jawab untuk mengatur protes sedang mendiskusikan apakah akan mengurangi frekuensi demonstrasi atau tidak.
"Ada diskusi tentang memutar mundur pawai menjadi sebulan sekali atau selama acara-acara nasional," kata sumber di komite mengatakan kepada surat kabar al-Akhbar, yang dilansir Al Jazeera, Sabtu (30/11/2019).
Setidaknya 348 warga Palestina telah tewas oleh tembakan tentara Israel di Gaza sejak protes mingguan dimulai pada Maret 2018, lebih dari setengahnya tewas selama demonstrasi. Yang lainnya terbunuh oleh serangan udara atau tembakan tank.
Para pengunjuk rasa menyerukan Israel untuk mencabut blokade wilayah pesisirnya dan agar warga Palestina diizinkan kembali ke rumah leluhur mereka yang sekarang berada di dalam wilayah Israel.
Israel menuduh penguasa Gaza, Hamas, mengatur protes dan menggunakannya sebagai kedok untuk melakukan serangan. Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.
Sekitar 70 persen dari 2 juta warga Palestina di Gaza adalah pengungsi terdaftar yang awalnya diusir dari rumah mereka oleh kelompok-kelompok bersenjata Zionis sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948.
Tindakan keras tentara dari Pasukan Pertahanan Israel (IDF) kemarin juga menyebabkan lima demonstran Palestina lainnya cedera
Saksi mata mengatakan, puluhan orang telah berkumpul di dekat pagar perimeter timur Khan Younis di Jalur Gaza selatan, meskipun tidak ada demonstrasi resmi yang direncanakan.
Seorang juru bicara IDF tidak secara langsung mengomentari insiden itu, tetapi ia mengatakan beberapa demonstran telah mendekati pagar perbatasan dan berusaha untuk menyabotnya. Pasukan menanggapi dengan beberapa tembakan.
Sebelumnya pada hari yang sama, seorang operator Jihad Islam meninggal karena luka yang dideritanya selama putaran pertempuran.
Menurut lembaga penyiaran publik, Kan, penyelenggara demonstrasi bersikeras bahwa pembatalan unjuk rasa minggu ini tidak ada hubungannya dengan pemahaman yang dicapai dengan Israel baru-baru ini.
Jumat lalu sebuah surat kabar Lebanon melaporkan bahwa komite yang bertanggung jawab untuk mengatur protes sedang mendiskusikan apakah akan mengurangi frekuensi demonstrasi atau tidak.
"Ada diskusi tentang memutar mundur pawai menjadi sebulan sekali atau selama acara-acara nasional," kata sumber di komite mengatakan kepada surat kabar al-Akhbar, yang dilansir Al Jazeera, Sabtu (30/11/2019).
Setidaknya 348 warga Palestina telah tewas oleh tembakan tentara Israel di Gaza sejak protes mingguan dimulai pada Maret 2018, lebih dari setengahnya tewas selama demonstrasi. Yang lainnya terbunuh oleh serangan udara atau tembakan tank.
Para pengunjuk rasa menyerukan Israel untuk mencabut blokade wilayah pesisirnya dan agar warga Palestina diizinkan kembali ke rumah leluhur mereka yang sekarang berada di dalam wilayah Israel.
Israel menuduh penguasa Gaza, Hamas, mengatur protes dan menggunakannya sebagai kedok untuk melakukan serangan. Israel dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.
Sekitar 70 persen dari 2 juta warga Palestina di Gaza adalah pengungsi terdaftar yang awalnya diusir dari rumah mereka oleh kelompok-kelompok bersenjata Zionis sebelum berdirinya Israel pada tahun 1948.
(mas)