AS Klaim Menerima 20.000 Pesan dari Demonstran Iran
A
A
A
WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Michael Pompeo mengklaim departemen yang dia pimpin telah menerima sekitar 20.000 pesan, foto dan video dari demonstran Iran. Menurutnya, pesan-pesan yang dikirim menunjukkan pelanggaran rezim Teheran terhadap demonstran penentang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Ribuan pesan dikirim melalui aplikasi pesan enskripsi Telegram dan muncul sebagai respons atas permintaan Pompeo untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap aksi demonstrasi. Permintaan Pompeo itu muncul setelah Teheran mengatur pembungkaman media dan komunikasi untuk menutup-nutupi protes.
"Minggu lalu rezim mematikan internet untuk mencegah kebenaran tentang protes. Saya meminta orang Iran untuk berbagi pesan mereka dengan Amerika Serikat sehingga mereka dapat mengungkap dan (AS) memberi sanksi atas pelanggaran rezim Iran," kata Pompeo, seperti dikutip The Hill, Rabu (27/11/2019).
Konektivitas internet di Iran telah dihidupkan kembali sejak aksesnya dimatikan minggu lalu. Menurut Netblocks.org, kelompok masyarakat sipil yang memetakan kebebasan internet, perusahaan layanan dan komunikasi selular Iran telah beroperasi 70 persen.
Gara-gara mematikan aseks Internet, Departemen Luar Negeri Amerika memberlakukan sanksi pada Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi. Para Senator Republik menyerukan kepada pemerintah Donald Trump untuk memberikan sanksi tambahan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani karena terlibat dalam penyensoran.
"Saya telah berbicara tentang 20.000 pesan yang kami terima, yang kami yakin semuanya berasal dari Republik Islam Iran," kata Pompeo. "Kami berharap kami akan mendapatkan ribuan dan ribuan lagi dalam beberapa hari mendatang juga. Ada kapasitas bagi orang Iran untuk berkomunikasi di luar negeri."
Amnesty International percaya bahwa lebih dari 100 orang telah tewas dalam protes di Iran, sedangkan PBB mengaku telah mendengar beberapa lusin orang yang tewas. Teheran sendiri mencatat empat anggota pasukan keamanan tewas. Setidaknya 1.000 orang telah ditangkap.
Ribuan pesan dikirim melalui aplikasi pesan enskripsi Telegram dan muncul sebagai respons atas permintaan Pompeo untuk mendokumentasikan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) terhadap aksi demonstrasi. Permintaan Pompeo itu muncul setelah Teheran mengatur pembungkaman media dan komunikasi untuk menutup-nutupi protes.
"Minggu lalu rezim mematikan internet untuk mencegah kebenaran tentang protes. Saya meminta orang Iran untuk berbagi pesan mereka dengan Amerika Serikat sehingga mereka dapat mengungkap dan (AS) memberi sanksi atas pelanggaran rezim Iran," kata Pompeo, seperti dikutip The Hill, Rabu (27/11/2019).
Konektivitas internet di Iran telah dihidupkan kembali sejak aksesnya dimatikan minggu lalu. Menurut Netblocks.org, kelompok masyarakat sipil yang memetakan kebebasan internet, perusahaan layanan dan komunikasi selular Iran telah beroperasi 70 persen.
Gara-gara mematikan aseks Internet, Departemen Luar Negeri Amerika memberlakukan sanksi pada Menteri Teknologi Informasi dan Komunikasi Iran Mohammad Javad Azari-Jahromi. Para Senator Republik menyerukan kepada pemerintah Donald Trump untuk memberikan sanksi tambahan kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei dan Presiden Hassan Rouhani karena terlibat dalam penyensoran.
"Saya telah berbicara tentang 20.000 pesan yang kami terima, yang kami yakin semuanya berasal dari Republik Islam Iran," kata Pompeo. "Kami berharap kami akan mendapatkan ribuan dan ribuan lagi dalam beberapa hari mendatang juga. Ada kapasitas bagi orang Iran untuk berkomunikasi di luar negeri."
Amnesty International percaya bahwa lebih dari 100 orang telah tewas dalam protes di Iran, sedangkan PBB mengaku telah mendengar beberapa lusin orang yang tewas. Teheran sendiri mencatat empat anggota pasukan keamanan tewas. Setidaknya 1.000 orang telah ditangkap.
(mas)