Pesawat Tanpa Awak AS Hilang di Atas Libya
A
A
A
TRIPOLI - Sebuah pesawat tanpa awak milik Amerika Serikat (AS) yang terbang di atas Libya hilang. Hal itu diungkapkan langsung pihak militer AS.
"Sebuah pesawat drone tidak dipersenjatai milik Komando Afrika AS yang dikendalikan dari jarak jauh (RPA) hilang di atas Tripoli, Libya, 21 November," Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu seperti dikutip dari The Hill, Minggu (24/11/2019).
Komando Afrika AS mencatat bahwa insiden itu sedang diselidiki, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
Menurut pernyataan itu Komando Afrika AS menggunakan RPA di Libya untuk memantau aksi kekerasan ekstremisme dan menilai situasi keamanan di negara itu.
"Operasi ini sangat penting untuk melawan kegiatan teror di Libya dan dikoordinasikan sepenuhnya dengan pejabat pemerintah yang tepat," jelas pernyataan itu.
Libya telah menghadapi kekerasan sejak Moammar Gadhafi digulingkan pada 2011.
AS melakukan tiga serangan udara terhadap pejuang ISIS di negara itu selama periode delapan hari pada bulan September. Komando Afrika AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada saat itu bahwa 17 tersangka militan tewas dan meyakini tidak ada warga sipil yang terbunuh atau terluka.
"Sebuah pesawat drone tidak dipersenjatai milik Komando Afrika AS yang dikendalikan dari jarak jauh (RPA) hilang di atas Tripoli, Libya, 21 November," Komando Afrika AS dalam sebuah pernyataan pada Jumat lalu seperti dikutip dari The Hill, Minggu (24/11/2019).
Komando Afrika AS mencatat bahwa insiden itu sedang diselidiki, tetapi tidak memberikan rincian tambahan.
Menurut pernyataan itu Komando Afrika AS menggunakan RPA di Libya untuk memantau aksi kekerasan ekstremisme dan menilai situasi keamanan di negara itu.
"Operasi ini sangat penting untuk melawan kegiatan teror di Libya dan dikoordinasikan sepenuhnya dengan pejabat pemerintah yang tepat," jelas pernyataan itu.
Libya telah menghadapi kekerasan sejak Moammar Gadhafi digulingkan pada 2011.
AS melakukan tiga serangan udara terhadap pejuang ISIS di negara itu selama periode delapan hari pada bulan September. Komando Afrika AS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada saat itu bahwa 17 tersangka militan tewas dan meyakini tidak ada warga sipil yang terbunuh atau terluka.
(ian)