Iran Pulihkan Akses Internet setelah Diputus karena Demo Besar

Kamis, 21 November 2019 - 22:55 WIB
Iran Pulihkan Akses...
Iran Pulihkan Akses Internet setelah Diputus karena Demo Besar
A A A
TEHERAN - Iran pada hari Kamis (21/11/2019) mulai memulihkan akses internet di Teheran dan sejumlah provinsi setelah diputus secara nasional selama satu hari. Pemutusan akses internet itu dimaksudkan untuk membantu meredam keresahan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang menuai demo besar-besaran.

Korps Garda Revolusi Islam (IRGC) Iran mengatakan ketenangan telah kembali di Iran setelah protes besar di mana Amnesty International menyebut sekitar 106 demonstran telah dibunuh oleh pasukan keamanan. Pemerintah menolak klaim tersebut yang dianggap sebagai klaim spekulatif.

"Internet secara bertahap dipulihkan di negara ini," tulis kantor berita Fars yang mengutip sumber-sumber informasi yang tidak disebutkan namanya, sebagaimana dilansir Reuters.

Fars, dalam laporannya, mengatakan Dewan Keamanan Nasional yang telah memerintahkan pemutusan akses Internet telah menyetujui untuk diaktifkan kembali beberapa daerah. "Menurut laporan sejauh ini, internet kabel telah dipulihkan di Hormozgan, Kermanshah, Arak, Mashhad, Qom, Tabriz, Hamadan dan Bushehr, dan sebagian Teheran," lanjut laporan Fars.

"Kami memiliki lagi akses internet pada satu jam yang lalu," kata seorang pensiunan insinyur yang menolak disebutkan namanya melalui telepon dari Teheran.

Pemblokiran internet mempersulit para pemrotes untuk mem-posting video di media sosial guna menghasilkan lebih banyak dukungan dan juga untuk mendapatkan laporan yang dapat diandalkan tentang tingkat kerusuhan.

Kelompok pemantau penyumbatan Internet, NetBlocks, mengatakan pemulihan konektivitas di Iran hanya sebagian sejauh ini, mencakup sekitar 10 persen dari seluruh wilayah negara itu.

Kerusuhan pecah di negara tersebut pada 15 November setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM 50 persen. Protes dimulai di beberapa kota sebelum menyebar ke sekitar 100 kota di seluruh Republik Islam Iran. Demo yang semula menentang kenaikan harga BBM dengan cepat berubah menjadi tuntutan politik, yakni menuntut agar para pejabat rezi para Mullah mengundurkan diri.

Pada hari Kamis, stasiun televisi pemerintah menayangkan ribuan orang berbaris dalam demonstrasi pro-pemerintah di selusin kota. Mereka membawa bendera nasional dan berbagai tanda dengan slogan-slogan termasuk "Kerusuhan bukanlah protes".

Amnesty International mengatakan, pihaknya telah mendokumentasikan setidaknya 106 kematian pengunjuk rasa yang dibunuh oleh pasukan keamanan. Angka korban jiwa itu menjadikan demo kali ini sebagai kerusuhan jalanan terburuk di Iran dalam setidaknya satu dekade terakhir dan mungkin sejak Revolusi Islam 1979.

Misi Iran di PBB pada hari Rabu menolak laporan Amnesty International tentang korban jiwa dalam demonstrasi. Menurut misi tersebut, laporan Amnesty International "spekulatif, dan tidak dapat diandalkan".

Pihak berwenang Iran mengatakan beberapa orang, termasuk anggota pasukan keamanan dan polisi, tewas dalam kekerasan di jalan, yang oleh Teheran dituding sebagai "musuh asing".
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5981 seconds (0.1#10.140)