Keterlaluan, Demonstran Anti-Islam di Norwegia Membakar Alquran

Selasa, 19 November 2019 - 15:48 WIB
Keterlaluan, Demonstran...
Keterlaluan, Demonstran Anti-Islam di Norwegia Membakar Alquran
A A A
OSLO - Para demonstran yang tergabung dalam gerakan Stop Islamisation of Norway (SIAN) berunjuk rasa di Kristiansand, Norwegia, pada Sabtu pekan lalu. Aksi kelompok anti-Islam itu memicu kemarahan komunitas Muslim setempat karena demo mereka diwarnai dengan pembakaran Alquran dan melontarkan hinaan terhadap Nabi Muhammad.

Para pemimpin Muslim di Agder, Norwegia, telah mengumumkan rencana untuk mengajukan laporan polisi atas pembakaran kitab suci tersebut. Pemimpin Serikat Muslim Adger, Akmal Ali, mengatakan komunitas Muslim melihat tindakan kelompok SIAN tidak hanya sebagai ilegal, tetapi juga sebagai "kejahatan rasial.

Menurut Ali, demonstrasi oleh SIAN sudah keterlaluan karena membakar dua salinan Alquran yang dibuang ke tong sampah. Satu lagi salinan Alquran dibakar oleh pemimpin organisasi tersebut, Lars Thorsen.

Demo pada akhir pekan lalu diawasi oleh lebih dari selusin polisi. Menurut kantor berita Resett yang dikutip Senin (19/11/2019), para anggota SIAN mengecam Islam yang mereka sebut "fasis" dan agama kekerasan. Mereka juga menghina Nabi Muhammad dengan sebutan "paedofil".

Pada hari sama, komunitas Muslim juga melakukan demo tandingan. Aksi pembakaran kitab suci itu memicu kemarahan demonstran Muslim. Beberapa demonstran Muslim berhasil menyelinap melewati rintangan polisi dan menyerang Thorsen.

Polisi menegaskan SIAN tidak mendapat izin untuk membakar Alquran, sehingga petugas polisi melakukan intervensi untuk menghentikan tindakan yang keterlaluan tersebut.

“Tindakan semacam itu kontroversial. Ada keterlibatan yang kuat. Dan itulah mengapa kami tidak mengizinkan pembakaran secara terbuka," kata Kepala Polisi Agder, Morten Sjustol, kepada ABC Nyheter.

Menurut kantor berita Resett pembakaran Alquran oleh kelompok SIAN itu merupakan yang pertama kali terjadi di Norwegia.

"Kita harus fokus pada pengkhianatan para politisi terhadap kita dan terhadap kaum Muslim," kata Lars Thorsen, kepada Resett.

Menurut pengakuannya sendiri, ada berbagai pendapat di kelompok SIAN tentang layak tidaknya membakar Alquran. "Itu ternyata menjadi cara yang baik untuk memvisualisasikan kekuatan negatif yang ada dalam Islam," ujar Thorsen yang mendiskreditkan agama tersebut.

Pembakaran Alquran telah dikecam oleh pemerintah Turki.

Sekadar diketahui, SIAN muncul pada awal 2000-an. Tujuannya adalah melawan proliferasi Islam, yang dipandangnya sebagai ideologi politik totaliter yang melanggar Konstitusi Norwegia serta nilai-nilai demokrasi dan kemanusiaan.

Komunitas Muslim Norwegia telah tumbuh secara eksponensial selama beberapa dekade terakhir dan sekarang jumlahnya diperkirakan sekitar 5,7 persen dari total populasi negara itu sebesar 5,2 juta.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0767 seconds (0.1#10.140)