Terungkap, Rumah Persembunyian al-Baghdadi ISIS Memiliki Internet
A
A
A
IDLIB - Kompleks bangunan di Idlib, Suriah utara, tempat mantan pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi bersembunyi diketahui terhubung ke Internet. Jaringan Internet aktif hingga pasukan khusus Amerika Serikat (AS) menyerbunya pada 26 Oktober lalu.
Pemerintah dan militer AS menyatakan al-Baghdadi tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika melarikan diri ke jalan buntu dengan tiga anak. Dia meledakkan diri ketika dikejar pasukan khusus dan anjing militer AS.
Dokumen yang diperoleh Jenan Moussa dari stasiun televisi Al-Aan pada hari Selasa menunjukkan bahwa kompleks rumah persembunyian al-Baghdadi di dekat perbatasan Turki memiliki koneksi internet sejak Februari tahun ini dan tetap aktif sampai 12 jam sebelum serangan AS.
Moussa merinci dokumen itu dalam serangkaian tweet. Menurut dokumen yang dia diperoleh, rumah itu berlangganan Internet mulai 1 Februari dan pemiliknya membayar biaya bulanan secara tunai kepada penyedia Internet regional.
"Dokumen yang saya peroleh menunjukkan bangunan (persembunyian) al-Baghdadi di Barisha memiliki koneksi internet. Internet diinstal pada 1/2/2019. Nama pengguna koneksi: mhrab. Hingga 12 jam sebelum serangan AS, penghuni kompleks terhubung. Saya juga mendapat dokumen dengan alamat IP," tulis Moussa via akun Twitter-nya, @jenanmoussa yang dikutip Kamis (14/11/2019).
Biaya bulanan setara dengan USD8, dan dibayarkan sampai Oktober. Menurut Moussa, nama pengguna atau user yang digunakan al-Baghdadi adalah "mhrab".
"Dokumen yang menunjukkan 1-2-2019 sebagai tanggal mulai koneksi internet untuk kompleks Baghdadi di Barisha juga menunjukkan tanggal 26 Oktober (hari terakhir). Ini berarti bahwa tagihan Oktober telah dibayar dan bahwa koneksi internet masih aktif hingga serangan AS," lanjut tweet Moussa.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Jenderal Mazloum Abdi, mengatakan kepada Fox News bahwa pasukan Kurdi memiliki informan di dalam kompleks bangunan tersebut pada saat serangan terjadi. Agen itu memberi tahu SDF tentang terowongan di bawah kompleks bangunan, berapa banyak orang yang bersama al-Baghdadi dan tentang langkah yang direncanakannya.
Pada hari-hari setelah serangan itu, komandan Komando Sentral AS Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr, mengatakan saat dikejar pasukan khusus AS al-Baghdadi meledakkan rompi bom bunuh diri. Aksinya menewaskan dirinya bersama tiga anaknya. Menurut Presiden AS Donald Trump dua istri al-Baghdadi juga tewas dalam ledakan tersebut.
"Dia merangkak ke dalam terowongan (bawah tanah) dengan anak-anak kecil dan meledakkan dirinya sendiri sementara orang-orangnya tetap di atas tanah," kata sang jenderal.
Al-Baghdadi memimpin ISIS dan mendirikan "kekhalifahan" di wilayah Suriah dan Irak. Tidak jelas apa dampak kematiannya pada kelompok itu, tetapi pejabat dan komandan militer AS telah berulang kali mengatakan bahwa sisa-sisa militan ISIS tetap berada di Irak dan Suriah dan masih berniat melakukan serangan.
Pada akhir bulan lalu, kelompok ISIS menunjuk pengganti al-Baghdadi, yakni pria Irak bernama Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraisy, yang digambarkan sebagai seorang sarjana, petempur terkenal dan "emir perang".
Pada hari Selasa, Presiden Trump mengatakan bahwa Amerika sekarang mengawasi pemimpin baru ISIS. "Kami tahu di mana dia berada," ujarnya.
Trump tidak menyebutkan nama target baru tersebut, tetapi mengatakan bahwa AS mendapatkan al- Baghdadi, lalu mendapatkan tokoh ISIS kedua."Dan sekarang, kami memantau yang ketiga," katanya.
Pemerintah dan militer AS menyatakan al-Baghdadi tewas setelah meledakkan rompi bom bunuh diri ketika melarikan diri ke jalan buntu dengan tiga anak. Dia meledakkan diri ketika dikejar pasukan khusus dan anjing militer AS.
Dokumen yang diperoleh Jenan Moussa dari stasiun televisi Al-Aan pada hari Selasa menunjukkan bahwa kompleks rumah persembunyian al-Baghdadi di dekat perbatasan Turki memiliki koneksi internet sejak Februari tahun ini dan tetap aktif sampai 12 jam sebelum serangan AS.
Moussa merinci dokumen itu dalam serangkaian tweet. Menurut dokumen yang dia diperoleh, rumah itu berlangganan Internet mulai 1 Februari dan pemiliknya membayar biaya bulanan secara tunai kepada penyedia Internet regional.
"Dokumen yang saya peroleh menunjukkan bangunan (persembunyian) al-Baghdadi di Barisha memiliki koneksi internet. Internet diinstal pada 1/2/2019. Nama pengguna koneksi: mhrab. Hingga 12 jam sebelum serangan AS, penghuni kompleks terhubung. Saya juga mendapat dokumen dengan alamat IP," tulis Moussa via akun Twitter-nya, @jenanmoussa yang dikutip Kamis (14/11/2019).
Biaya bulanan setara dengan USD8, dan dibayarkan sampai Oktober. Menurut Moussa, nama pengguna atau user yang digunakan al-Baghdadi adalah "mhrab".
"Dokumen yang menunjukkan 1-2-2019 sebagai tanggal mulai koneksi internet untuk kompleks Baghdadi di Barisha juga menunjukkan tanggal 26 Oktober (hari terakhir). Ini berarti bahwa tagihan Oktober telah dibayar dan bahwa koneksi internet masih aktif hingga serangan AS," lanjut tweet Moussa.
Komandan Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Jenderal Mazloum Abdi, mengatakan kepada Fox News bahwa pasukan Kurdi memiliki informan di dalam kompleks bangunan tersebut pada saat serangan terjadi. Agen itu memberi tahu SDF tentang terowongan di bawah kompleks bangunan, berapa banyak orang yang bersama al-Baghdadi dan tentang langkah yang direncanakannya.
Pada hari-hari setelah serangan itu, komandan Komando Sentral AS Jenderal Kenneth F. McKenzie Jr, mengatakan saat dikejar pasukan khusus AS al-Baghdadi meledakkan rompi bom bunuh diri. Aksinya menewaskan dirinya bersama tiga anaknya. Menurut Presiden AS Donald Trump dua istri al-Baghdadi juga tewas dalam ledakan tersebut.
"Dia merangkak ke dalam terowongan (bawah tanah) dengan anak-anak kecil dan meledakkan dirinya sendiri sementara orang-orangnya tetap di atas tanah," kata sang jenderal.
Al-Baghdadi memimpin ISIS dan mendirikan "kekhalifahan" di wilayah Suriah dan Irak. Tidak jelas apa dampak kematiannya pada kelompok itu, tetapi pejabat dan komandan militer AS telah berulang kali mengatakan bahwa sisa-sisa militan ISIS tetap berada di Irak dan Suriah dan masih berniat melakukan serangan.
Pada akhir bulan lalu, kelompok ISIS menunjuk pengganti al-Baghdadi, yakni pria Irak bernama Abu Ibrahim al-Hashimi al-Quraisy, yang digambarkan sebagai seorang sarjana, petempur terkenal dan "emir perang".
Pada hari Selasa, Presiden Trump mengatakan bahwa Amerika sekarang mengawasi pemimpin baru ISIS. "Kami tahu di mana dia berada," ujarnya.
Trump tidak menyebutkan nama target baru tersebut, tetapi mengatakan bahwa AS mendapatkan al- Baghdadi, lalu mendapatkan tokoh ISIS kedua."Dan sekarang, kami memantau yang ketiga," katanya.
(mas)