Brazil Tolak Klaim Kudeta di Bolivia
A
A
A
RIO DE JANEIRO - Pemerintah Brazil mengeluarkan pernyataan yang menolak klaim kudeta politik di Bolivia. Pemerintah Brazil mengatakan mereka memperhatikan situasi di Bolivia. Mereka menyoroti sikap Organisasi Negara-negara Amerika (OAS) bahwa ada kecurangan dalam pemilihan umum pada 20 Oktober di negara itu.
"Pemerintah Brazil sepenuhnya menolak klaim bahwa ada 'kudeta' di Bolivia," bunyi pernyataan itu.
"Pengunduran diri Evo Morales membuka jalan bagi pelestarian tatanan demokratik, yang akan terancam oleh keabadian kekuasaan seorang presiden yang diuntungkan oleh kecurangan pemilu. Proses konstitusi dipertahankan secara keseluruhan di Bolivia," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (13/11/2019).
Dalam pernyataan itu, Brazil mengatakan untuk memulihkan perdamaian sosial di Bolivia amat bergantung pada kolaborasi semua kekuatan politik dengan fungsi normal lembaga dan transisi demokratis, menolak jalan kekerasan.
Brazil menegaskan kembali keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan Bolivia di semua sektor dan berkolaborasi dengan otoritas sementara Bolivia untuk berkontribusi pada transisi damai, demokratis dan konstitusional.
Evo Morales, yang mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden Bolivia pada 10 November lalu. Ia kemudian mendapatkan suaka politik yang ditawarkan pemerintah Meksiko dan saat ini telah berada di negara itu.
Saat ini, Ketua Senat Jeanine Anez mengangkat dirinya menjadi presiden sementara Bolivia. Ia pun telah mendapat dukungan dari militer negara itu.
"Pemerintah Brazil sepenuhnya menolak klaim bahwa ada 'kudeta' di Bolivia," bunyi pernyataan itu.
"Pengunduran diri Evo Morales membuka jalan bagi pelestarian tatanan demokratik, yang akan terancam oleh keabadian kekuasaan seorang presiden yang diuntungkan oleh kecurangan pemilu. Proses konstitusi dipertahankan secara keseluruhan di Bolivia," sambung pernyataan itu seperti dilansir dari Xinhua, Rabu (13/11/2019).
Dalam pernyataan itu, Brazil mengatakan untuk memulihkan perdamaian sosial di Bolivia amat bergantung pada kolaborasi semua kekuatan politik dengan fungsi normal lembaga dan transisi demokratis, menolak jalan kekerasan.
Brazil menegaskan kembali keinginannya untuk meningkatkan kerja sama dengan Bolivia di semua sektor dan berkolaborasi dengan otoritas sementara Bolivia untuk berkontribusi pada transisi damai, demokratis dan konstitusional.
Evo Morales, yang mengumumkan pengunduran dirinya sebagai presiden Bolivia pada 10 November lalu. Ia kemudian mendapatkan suaka politik yang ditawarkan pemerintah Meksiko dan saat ini telah berada di negara itu.
Saat ini, Ketua Senat Jeanine Anez mengangkat dirinya menjadi presiden sementara Bolivia. Ia pun telah mendapat dukungan dari militer negara itu.
(ian)