Turki Mulai Repatriasi Tahanan ISIS pada 11 November
A
A
A
ANKARA - Turki akan mulai repatriasi para militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang tertangkap ke negara asalnya pada Senin (11/11). Pernyataan itu ditegaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Turki Suleyman Soylu saat wawancara dengan kantor berita Anadolu.
Berulang kali Turki mengkritik aliansi Eropa yang menolak menerima kembali para pejuang ISIS yang merupakan warga negara mereka. Awal pekan ini, Turki memperingatkan tetap akan mengirim para pejuang ISIS itu kembali ke negara asalnya meski kewarganegaraannya telah dicabut.
"Kami katakan pada mereka, 'Kami akan repatriasi orang itu pada kalian', dan kami mulai pada Senin (11/11)," tegas Soylu, dilansir Reuters.
Operasi militer Turki digelar di Suriah timur laut untuk menyerang milisi Kurdi YPG bulan lalu setelah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik pasukan dari wilayah itu. Aksi Turki itu memicu kekhawatiran tentang nasib para tahanan ISIS di wilayah itu.
Soylu menyatakan Turki akan memulangkan para pejuang ISIS ke negara asalnya meski kewarganegaraannya dicabut. "Kami akan kirim kembali mereka yang ada di tangan kami, tapi dunia telah muncul dengan metode baru sekarang, mencabut kewarganegaraan mereka," tutur dia.
"Mereka mengatakan para tahanan itu harus diadili di tempat mereka ditangkap. Ini bentuk baru hukum internasional, saya kira," ujar dia.
Dia menambahkan, "Tidak mungkin untuk menerima ini. Kami akan mengirim kembali Daesh (ISIS) di tangan kami ke negara asal mereka meski mereka telah mencabut kewarganeraannya atau tidak."
Berulang kali Turki mengkritik aliansi Eropa yang menolak menerima kembali para pejuang ISIS yang merupakan warga negara mereka. Awal pekan ini, Turki memperingatkan tetap akan mengirim para pejuang ISIS itu kembali ke negara asalnya meski kewarganegaraannya telah dicabut.
"Kami katakan pada mereka, 'Kami akan repatriasi orang itu pada kalian', dan kami mulai pada Senin (11/11)," tegas Soylu, dilansir Reuters.
Operasi militer Turki digelar di Suriah timur laut untuk menyerang milisi Kurdi YPG bulan lalu setelah keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik pasukan dari wilayah itu. Aksi Turki itu memicu kekhawatiran tentang nasib para tahanan ISIS di wilayah itu.
Soylu menyatakan Turki akan memulangkan para pejuang ISIS ke negara asalnya meski kewarganegaraannya dicabut. "Kami akan kirim kembali mereka yang ada di tangan kami, tapi dunia telah muncul dengan metode baru sekarang, mencabut kewarganegaraan mereka," tutur dia.
"Mereka mengatakan para tahanan itu harus diadili di tempat mereka ditangkap. Ini bentuk baru hukum internasional, saya kira," ujar dia.
Dia menambahkan, "Tidak mungkin untuk menerima ini. Kami akan mengirim kembali Daesh (ISIS) di tangan kami ke negara asal mereka meski mereka telah mencabut kewarganeraannya atau tidak."
(sfn)