Arab Saudi Bikin Terobosan Baru, Universitas Bisa Dirikan Perusahaan
A
A
A
RIYADH - Menteri Pendidikan Arab Saudi Ahmed bin Mohammed Al-Issa mengumumkan sistem baru yang akan diterapkan di setiap universitas di negara tersebut. Sistem yang menjadi terobosan baru ini salah satunya memungkinkan sebuah universitas mendirikan sebuah perusahaan.
Menteri Al-Issa dalam sebuah pernyataan kepada Saudi Press Agency (SPA), Rabu (30/10/2019), merinci sistem baru tersebut.
Menurutnya, universitas di Saudi mencapai lompatan kualitatif atas dasar pemberdayaan, keunggulan dan kualitas. "Berkontribusi pada pengembangan proses pendidikan dan penelitian, meningkatkan efisiensi pengeluaran dan pengembangan sumber daya untuk universitas," katanya.
Sistem baru itu akan diterapkan secara bertahap pada tiga universitas sebagai tahap pertama. "Memberikan mereka masa transisi satu tahun mulai dari tanggal pelaksanaan proyek sistem," ujarnya.
Penerapan sistem baru ini, sambung dia, ditandai dengan mencapai kemandirian universitas yang disiplin sesuai dengan kebijakan publik yang disetujui oleh negara, pembentukan Dewan Urusan Universitas dengan keanggotaan sejumlah lembaga pemerintah, perwakilan sektor swasta, dewan pengawas di setiap universitas, dan dewan penasihat internasional.
"Ini memungkinkan universitas untuk mengaktifkan sumber daya mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk membangun dana abadi dan mendirikan perusahaan, memungkinkan mereka untuk menyetujui spesialisasi dan program mereka, memilih kepemimpinan mereka berdasarkan kompetensi dan meningkatkan input mereka, di samping menciptakan peluang kerja bagi civitas di universitas," imbuh Al-Issa.
"Memungkinkan untuk membuka cabang universitas asing di dalam Kerajaan sesuai dengan peraturan khusus untuk meningkatkan daya saing dalam meningkatkan efisiensi Sistem Pendidikan Universitas," papar menteri tersebut.
Menteri Al-Issa dalam sebuah pernyataan kepada Saudi Press Agency (SPA), Rabu (30/10/2019), merinci sistem baru tersebut.
Menurutnya, universitas di Saudi mencapai lompatan kualitatif atas dasar pemberdayaan, keunggulan dan kualitas. "Berkontribusi pada pengembangan proses pendidikan dan penelitian, meningkatkan efisiensi pengeluaran dan pengembangan sumber daya untuk universitas," katanya.
Sistem baru itu akan diterapkan secara bertahap pada tiga universitas sebagai tahap pertama. "Memberikan mereka masa transisi satu tahun mulai dari tanggal pelaksanaan proyek sistem," ujarnya.
Penerapan sistem baru ini, sambung dia, ditandai dengan mencapai kemandirian universitas yang disiplin sesuai dengan kebijakan publik yang disetujui oleh negara, pembentukan Dewan Urusan Universitas dengan keanggotaan sejumlah lembaga pemerintah, perwakilan sektor swasta, dewan pengawas di setiap universitas, dan dewan penasihat internasional.
"Ini memungkinkan universitas untuk mengaktifkan sumber daya mereka sendiri, memungkinkan mereka untuk membangun dana abadi dan mendirikan perusahaan, memungkinkan mereka untuk menyetujui spesialisasi dan program mereka, memilih kepemimpinan mereka berdasarkan kompetensi dan meningkatkan input mereka, di samping menciptakan peluang kerja bagi civitas di universitas," imbuh Al-Issa.
"Memungkinkan untuk membuka cabang universitas asing di dalam Kerajaan sesuai dengan peraturan khusus untuk meningkatkan daya saing dalam meningkatkan efisiensi Sistem Pendidikan Universitas," papar menteri tersebut.
(mas)