RI-Maroko Teken Kerjasama Penanggulangan Terorisme
A
A
A
JAKARTA - Indonesia dan Maroko meneken setidaknya dua perjanjian dalam bidang penanggulangan terorisme. Kerjasama ini diteken pasca pertemuan antara Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Maroko,Nasser Bourita di Jakarta.
Dua kerjasama tersebut adalahMemorandum Saling Pengertian (MoU) antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT) dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Maroko tentang Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dan MoUantara Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Republik Indonesia (PPATK) dan Unit Pemrosesan Informasi Keuangan Kerajaan Maroko (UTRF) tentang Kerjasama dalam Pertukaran Informasi Intelijen Keuangan terkait Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
"Saya menyambut baik, bahwa dalam pertemuan ini Indonesia dan Maroko dapat menandatangani kesepakatan mengenai penanggulangan terorisme dan kesepakatan mengenai informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme," ucap Retno.
"Sebagai dua negara Muslim, kita berkomitmen untuk mempromosikan wajah Islam yang moderat, yang toleran dan Islam yang Rahamatan Lil Alamin," sambungnya.
Sementara itu,kepala BNPT, Suhardi Alius menuturkan bahwa banyak bidang yang menjadi bidang kerjsama Indonesia dan Maroko dalam bidang penanggulangan terorisme.
"Proses penindakan dan pencegahan yang bisa kita kerjasamakan dengan pemerintah Maroko, yang kita tahu mereka cukup banyak permasalahan yang dialami yang kaitanya dengan terorisme dan radikalisme, bahkan mereka punya sekitar lebih 700 anggota teroris di Suriah, kalau kita sekitar 500, jadi mereka ingin berbagi dengan kita dan kita akan kerjasamakan untuk program-program yang bisa kita kerjasamakan termasuk masalah berbagi data intelijen," ucapnya.
"Nanti Kementerian Dalam Negeri akan kita Kementerian Dalam Negeri Maroko, kaitanya dengan program apa yang sudah dikerjakan Indonesia dan program apa yang telah dikerjakan Maroko. Masing-masing punya kekurangan dan kelebihan, disinilah kita akan berkontribusi, akan bertukar langkah-langkah yang ditetapkan," tukas Suhardi.Selain kerjasama dalam penanggulangan terorisme, Indonesia dan Maroko juga meneken dua MoU lainnya, yakni pertamaMoU tentang Kerja Sama Kelautan dan Perikanan. Kedua adalah MoUKementerian Perindustrian Indonesia dan Kementerian Perindustrian, Investasi, Perdagangan dan Ekonomi Digital Kerajaan Maroko mengenai Kerja Sama Industri.
Dua kerjasama tersebut adalahMemorandum Saling Pengertian (MoU) antara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Republik Indonesia (BNPT) dan Kementerian Dalam Negeri Kerajaan Maroko tentang Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dan MoUantara Pusat Pelaporan Dan Analisis Transaksi Keuangan Republik Indonesia (PPATK) dan Unit Pemrosesan Informasi Keuangan Kerajaan Maroko (UTRF) tentang Kerjasama dalam Pertukaran Informasi Intelijen Keuangan terkait Pencucian Uang dan Pendanaan Terorisme.
"Saya menyambut baik, bahwa dalam pertemuan ini Indonesia dan Maroko dapat menandatangani kesepakatan mengenai penanggulangan terorisme dan kesepakatan mengenai informasi intelijen keuangan terkait pencucian uang dan pendanaan terorisme," ucap Retno.
"Sebagai dua negara Muslim, kita berkomitmen untuk mempromosikan wajah Islam yang moderat, yang toleran dan Islam yang Rahamatan Lil Alamin," sambungnya.
Sementara itu,kepala BNPT, Suhardi Alius menuturkan bahwa banyak bidang yang menjadi bidang kerjsama Indonesia dan Maroko dalam bidang penanggulangan terorisme.
"Proses penindakan dan pencegahan yang bisa kita kerjasamakan dengan pemerintah Maroko, yang kita tahu mereka cukup banyak permasalahan yang dialami yang kaitanya dengan terorisme dan radikalisme, bahkan mereka punya sekitar lebih 700 anggota teroris di Suriah, kalau kita sekitar 500, jadi mereka ingin berbagi dengan kita dan kita akan kerjasamakan untuk program-program yang bisa kita kerjasamakan termasuk masalah berbagi data intelijen," ucapnya.
"Nanti Kementerian Dalam Negeri akan kita Kementerian Dalam Negeri Maroko, kaitanya dengan program apa yang sudah dikerjakan Indonesia dan program apa yang telah dikerjakan Maroko. Masing-masing punya kekurangan dan kelebihan, disinilah kita akan berkontribusi, akan bertukar langkah-langkah yang ditetapkan," tukas Suhardi.Selain kerjasama dalam penanggulangan terorisme, Indonesia dan Maroko juga meneken dua MoU lainnya, yakni pertamaMoU tentang Kerja Sama Kelautan dan Perikanan. Kedua adalah MoUKementerian Perindustrian Indonesia dan Kementerian Perindustrian, Investasi, Perdagangan dan Ekonomi Digital Kerajaan Maroko mengenai Kerja Sama Industri.
(esn)