Rusia Kerahkan Sistem Rudal S-400 ke Serbia untuk Latihan Militer

Jum'at, 25 Oktober 2019 - 00:02 WIB
Rusia Kerahkan Sistem...
Rusia Kerahkan Sistem Rudal S-400 ke Serbia untuk Latihan Militer
A A A
MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia , pada hari Kamis (24/10/2019), mengumumkan bahwa sistem sistem pertahanan rudal S-400 telah dikerahkan ke Serbia untuk ambil bagian dalam latihan militer gabungan.

Latihan militer ini sebagai penegasan dari keinginan Moskow untuk mempertahankan sekutu lamanya bahkan ketika Beograd mengejar hubungan dengan NATO dan pihak Uni Eropa.

Menurut kementerian tersebut, ini akan menjadi yang pertama kalinya S-400 yang canggih bersama dengan sistem rudal Pantsir akan berpartisipasi dalam latihan militer di luar negeri.

Sedangkan Kementerian Pertahanan Serbia mengatakan latihan militer yang dijuluki "Slavic Shield 2019" bertujuan untuk mensimulasikan penggunaan kelompok tempur gabungan dalam mempertahankan dan melawan pengintaian dan tindakan ofensif musuh.

"Terlepas dari sistem rudal anti-pesawat yang digunakan di tentara Serbia, sistem rudal yang digunakan oleh Angkatan Udara Rusia juga akan digunakan dalam latihan penembakan langsung yang akan dijalankan hingga 29 Oktober," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Reuters.

Latihan dimulai pada hari Rabu tetapi tidak diumumkan sebelumnya.

Serbia pada 2006 menyatakan netralitas militer dan bergabung dengan program Kemitraan untuk Perdamaian NATO pada 2015. Negara itu mengklaim tidak mencari keanggotaan penuh dalam aliansi militer yang dipimpin Amerika Serikat tersebut. Serbia juga ingin membuka pembicaraan tentang keanggotaan Uni Eropa.

Tetapi, Rusia berpacu untuk menjaga sesama komunitas Kristen Ortodoks, Slavia Serbia dalam lingkup pengaruh geopolitiknya.

Serbia, yang militernya didasarkan pada teknologi senjata bekas Soviet, telah membeli jet tempur MiG-29 serta helikopter, tank, dan pengangkut personel lapis baja dari Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

Kedua negara juga meningkatkan kerja sama intelijen. Pada hari Rabu, kepala Dinas Intelijen Luar Negeri Rusia (SVR) Sergey Naryshkin mengatakan kepada stasiun televisi RTS yang dikelola pemerintah Serbia bahwa kedua negara melakukan "operasi timbal balik yang rumit" untuk melindungi kepentingan eksternal mereka.

Serbia bergantung pada Rusia untuk dukungan dalam penolakannya yang terus-menerus untuk mengakui kemerdekaan bekas provinsi selatan, Kosovo, yang memisahkan diri pada 2008 setelah pemberontakan berdarah. Pasukan penjaga perdamaian NATO tetap di Kosovo.

Serbia juga bergantung pada Rusia untuk pasokan gas alam dan perusahaan minyak lokal terbesar, Naftna Industrija Srbije, yang dimiliki secara mayoritas oleh Gazprom Rusia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1358 seconds (0.1#10.140)