Dalam 2 Hari Harta Bos Louis Vuitton Bertambah Rp72 Triliun

Senin, 14 Oktober 2019 - 06:43 WIB
Dalam 2 Hari Harta Bos...
Dalam 2 Hari Harta Bos Louis Vuitton Bertambah Rp72 Triliun
A A A
PARIS - Kekayaan Bernard Arnault, chairman dan CEO LVMH, bertambah USD5,1 miliar (Rp72 triliun) pada Rabu malam (9/10) lalu setelah penjualan produk brand mewah di perusahaannya mengalami peningkatan tajam dalam waktu 48 jam atau dua hari. LVMH, perusahaan yang memiliki 75 brand dari Christian Dior hingga Veuve Clicquot, dilaporkan mengalami peningkatan penjualan pada kuartal ketiga tahun ini.

Peningkatan harta Arnault juga didukung penuh dengan kenaikan saham LVMH sebesar 5,6% pada Rabu lalu sehingga total kekayaannya mencapai USD99,2 miliar. Sebagaimana dilansir Forbes, Arnault merupakan orang terkaya ketiga di belakang Jeff Bezos dengan kekayaan USD107,5 miliar dan Bill Gates dengan USD105,1 miliar.

Konglomerasi berbasis di Paris, LVMH, dilaporkan mengalami kenaikan penjualan di seluruh dunia, termasuk di Asia, meskipun banyak demonstrasi di Hong Kong. “LVMH mengalami peningkatan sebesar 5% hingga 10% penjualan barang mewah (di dunia),” demikian keterangan firma manajemen keuangan Bernstein Research.

Khusus di Asia, peningkatan penjualan LVMH meningkat 12% pada kuartal ketiga, tidak termasuk Jepang. Perusahaan itu juga mencatat sejumlah kenaikan yang signifikan di China dan telah membuka butik Sephora di Hong Kong bulan lalu. Sebelumnya Arnault mengungkapkan bahwa berbagai peluncuran produknya memang mengalami kesuksesan.

“Peluncuran produk saat ini secara global harus sukses,” kata Arnault kepada Forbes pada 2017. Dia mengungkapkan, peluncuran produk tersebut membutuhkan investasi yang sangat tinggi. “Tapi itu sangat menguntungkan. Kita menciptakan produk baru yang diinginkan dan menjualnya di seluruh dunia. Itulah yang dilakukan LVMH,” katanya.

Arnault menjadi orang terkaya ketiga di dunia pada Juni lalu setelah kekayaan bersihnya mencapai USD100,4 miliar. Saham perusahaannya pernah mengalami penurunan sehingga kekayaan bersihnya pernah di bawah USD100 miliar. Namun statusnya menjadi centibillionaire kini kembali alias menjadi miliarder dengan nilai kekayaan di atas USD100 miliar.

Arnault juga dikenal sebagai miliarder yang kerap aktif dalam dunia filantropi. Pada April lalu dia berjanji akan memberikan bantuan untuk upaya renovasi Gereja Notre Dame. Gereja berusia 800 tahun itu terbakar pada April lalu. Miliarder asal Prancis ini berjanji akan memberikan bantuan USD450 juta. Hingga Juni, bantuan tersebut belum kunjung diberikan.

Pada akhir September lalu, lima bulan setelah kebakaran, Arnault menandatangani kontrak bantuan senilai USD219 juta untuk Notre Dame. Pengusaha berusia 70 tahun itu menjadi CEO LVMH sejak 1989. LVMH merupakan perusahaan yang memproduksi barang mewah terbesar di dunia. Bisnis itu dikelola keluarganya. Empat dari lima anak Arnault memegang posisi penting di LVMH.

LVMH mendapatkan penghasilan lebih dari USD53 miliar pada 2018. Hal itu diperoleh dari 70 perusahaan yang menjual berbagai produk, termasuk Louis Vuitton yang menjadi produk barang mewah dari kulit. Arnault, pria asal Roubaix, Prancis utara, awalnya belajar teknik di Ecole Polytechnique, salah satu sekolah elite di Paris yang menghasilkan empat mantan presiden Prancis dan tiga alumni Nobel.

Setelah lulus, Arnault bekerja di perusahaan konstruksi milik ayahnya, Ferret-Savinel, hingga kemudian dia masuk ke industri produk mewah dan menjadi CEO perusahaan brand mewah, Financiere Agache, pada 1984. Dia lantas mengakuisisi kelompok bisnis tekstil Boussac, pemilik Christian Dior, dan supermarket Le Bon Marche yang hampir bangkrut pada 1984.

Pada 1989 Arnault menjadi pemegang saham terbesar di LVMH yang memproduksi barang mewah. Dia pun menjadi chairman dan CEO perusahaan tersebut sejak saat itu. Sebelas tahun kemudian, nilai LVMH meningkat 15 kali lipat, penjualan serta keuntungannya naik lima kali lipat. Salah satu kunci sukses Arnault adalah program desentralisasi dan upayanya untuk fokus mengeksplorasi heritage setiap brand.

Arnault bukan sebagai miliarder semata. Dia juga vokal dalam berbagai isu. Pada akhir September lalu dia melancarkan kritik terhadap Greta Thunberg, aktivis lingkungan yang menjadi simbol dan pemimpin gerakan perubahan iklim. “Dia (Thunberg) merupakan gadis muda yang dinamik, tetapi dia menyerah kepada bencana,” kata Arnault. Dia melihat pandangan Thunberg justru mendorong demoralisasi anak muda.

Pernyataan Arnault itu diungkapkan dua hari setelah Thunberg melancarkan kritik kepada para pemimpin negara di KTT PBB di New York mengenai perang melawan pemanasan global. Arnault mengungkapkan selama beberapa dekade pertumbuhan ekonomi telah mengangkat banyak orang dari kemiskinan dan kesehatan yang memburuk di seluruh dunia.

“Jika kita tidak ingin mundur, kita harus terus tumbuh,” paparnya. Arnault mengaku mengintegrasikan kepedulian lingkungan dan rencana bisnisnya. Dia membuktikan bahwa bisnisnya bisa mengurangi kerugian lingkungan dan memberlakukan aturan ketat bagi supplier. LVMH menyatakan akan mengurangi emisi karbon hingga 25% pada 2020.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0716 seconds (0.1#10.140)