Turki Invasi Suriah, Norwegia Hentikan Penjualan Senjata
A
A
A
OSLO - Norwegia mengumumkan menghentikan semua ekspor senjata baru ke Turki. Pengumuman itu dikeluarkan setelah Ankara melancarkan serangan militer terhadap pasukan Kurdi di Suriah utara.
"Mengingat situasinya kompleks dan berubah dengan cepat, Kementerian Luar Negeri sebagai langkah pencegahan tidak akan menangani permintaan baru untuk ekspor bahan pertahanan atau bahan untuk penggunaan ganda ke Turki," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soreide seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (11/10/2019).
Ia menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri Norwegia juga akan meninjau semua lisensi untuk ekspor senjata yang telah dikeluarkan.
Sebelumnya, Finlandia, yang bukan anggota aliansi NATO, juga mengumumkan menghentikan semua ekspor senjata baru ke Turki atau negara lain yang terlibat dalam pertempuran.
Kurdi Suriah, yang merupakan sekutu Barat dalam perang melawan ISIS, bertempur untuk menahan invasi Turki ketika ribuan warga sipil melarikan diri dari serangan udara dan tembakan yang memperdalam ketakutan akan krisis kemanusiaan serta meningkatkan alarm internasional.
Operasi mmiliter Turki di Suriah dimulai beberapa hari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) mundur dari perbatasan. Pejabat senior AS mengecam keputusan Presiden Donald Trump karena meninggalkan Kurdi Suriah, sekutu setia Washington dalam perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
"Mengingat situasinya kompleks dan berubah dengan cepat, Kementerian Luar Negeri sebagai langkah pencegahan tidak akan menangani permintaan baru untuk ekspor bahan pertahanan atau bahan untuk penggunaan ganda ke Turki," kata Menteri Luar Negeri Norwegia Ine Eriksen Soreide seperti dikutip dari Al Arabiya, Jumat (11/10/2019).
Ia menambahkan bahwa Kementerian Luar Negeri Norwegia juga akan meninjau semua lisensi untuk ekspor senjata yang telah dikeluarkan.
Sebelumnya, Finlandia, yang bukan anggota aliansi NATO, juga mengumumkan menghentikan semua ekspor senjata baru ke Turki atau negara lain yang terlibat dalam pertempuran.
Kurdi Suriah, yang merupakan sekutu Barat dalam perang melawan ISIS, bertempur untuk menahan invasi Turki ketika ribuan warga sipil melarikan diri dari serangan udara dan tembakan yang memperdalam ketakutan akan krisis kemanusiaan serta meningkatkan alarm internasional.
Operasi mmiliter Turki di Suriah dimulai beberapa hari setelah pasukan Amerika Serikat (AS) mundur dari perbatasan. Pejabat senior AS mengecam keputusan Presiden Donald Trump karena meninggalkan Kurdi Suriah, sekutu setia Washington dalam perang melawan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah.
(ian)