Israel Coba Capai Kesepakatan Non-Agresi dengan Negara Arab
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz mengatakan, ia sedang mencari perjanjian "non-agresi" dengan negara-negara Teluk Arab yang tidak secara resmi mengakui negaranya. Dia menyebut, perjanjian ini bisa menjadi dasar untuk kemungkinan kesepakatan perdamaian di masa depan.
"Baru-baru ini, saya telah mempromosikan, di bawah dukungan Amerika Serikat (AS), sebuah inisiatif politik untuk menandatangani 'perjanjian non-agresi' dengan negara-negara Teluk Arab," kata Katz.
"Langkah bersejarah ini akan mengakhiri konflik dan memungkinkan kerjasama sipil sampai perjanjian damai ditandatangani," sambungnya, dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Arab News pada Senin (7/10/2019).
Katz mengatakan, dia telah membahas inisiatif tersebut dengan sejumlah Menteri Luar Negeri negara Arab dan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt di sea-sela Sidang Majelis Umum PBB pada akhir September.
Rincian proposal itu tidak dipublikasikan. Tetapi, pernyataan Katz adalah tanda terbaru dari dorongan Israel untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Teluk Arab yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina telah lama menjadi faktor utama yang mencegah perjanjian damai dengan negara-negara Arab. Tetapi, kekhawatiran terhadap ancaman Iran sdipandang telah membawa mereka lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir.
"Baru-baru ini, saya telah mempromosikan, di bawah dukungan Amerika Serikat (AS), sebuah inisiatif politik untuk menandatangani 'perjanjian non-agresi' dengan negara-negara Teluk Arab," kata Katz.
"Langkah bersejarah ini akan mengakhiri konflik dan memungkinkan kerjasama sipil sampai perjanjian damai ditandatangani," sambungnya, dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya, seperti dilansir Arab News pada Senin (7/10/2019).
Katz mengatakan, dia telah membahas inisiatif tersebut dengan sejumlah Menteri Luar Negeri negara Arab dan utusan khusus AS untuk Timur Tengah, Jason Greenblatt di sea-sela Sidang Majelis Umum PBB pada akhir September.
Rincian proposal itu tidak dipublikasikan. Tetapi, pernyataan Katz adalah tanda terbaru dari dorongan Israel untuk meningkatkan hubungan dengan negara-negara Teluk Arab yang belum memiliki hubungan diplomatik dengan Tel Aviv.
Pendudukan Israel atas wilayah Palestina telah lama menjadi faktor utama yang mencegah perjanjian damai dengan negara-negara Arab. Tetapi, kekhawatiran terhadap ancaman Iran sdipandang telah membawa mereka lebih dekat dalam beberapa tahun terakhir.
(esn)