Umbar Kemarahan Depan Wartawan, Trump Sebut Penyelidikan Pemakzulan Hoaks

Kamis, 03 Oktober 2019 - 10:13 WIB
Umbar Kemarahan Depan...
Umbar Kemarahan Depan Wartawan, Trump Sebut Penyelidikan Pemakzulan Hoaks
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumbar kemarahannya terhadap penyelidikan pemakzulan saat konferensi pers bersama dengan Presiden Finlandia. Trump mengecam wartawan yang bertanya tentang penyelidikan itu, dengan menyebutnya sebagai hoaks dan penipuan.

Suara Trump meninggi karena marah saat wartawan Reuters Jeff Mason menanyakan apa yang diinginkannya agara Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy lakukan ketika ia menyinggung masalah bisnis Hunter Biden, putra calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden, dengan Ukraina.

"Ini semua hoaks, dan Anda tahu siapa yang bermain-main dengan tipuan itu? Orang-orang seperti Anda dan media berita palsu yang kita miliki di negara ini," jawabnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (3/10/2019).

Namun Trump mengungkapkan bahwa tujuannya adalah korupsi di Ukraina, dengan mengatakan AS memberi negara itu banyak uang.

"Saya tidak suka memberikan uang kepada negara yang korup. Saya tidak suka menjadi negara pengisap," ujarnya.

Meski begitu, Trump mengatakan dia akan bekerja sama dengan penyelidikan. "Saya selalu bekerja sama," ucapnya.

DPR AS meluncurkan penyelidikan pemakzulan menyusul pengaduan yang dibawa oleh whistleblower dalam komunitas intelijen AS terkait permintaan Trump kepada Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy.

Whistleblower itu melaporkan bahwa Trump mengajukan permohonan kepada Zelenskiy tak lama setelah ia membekukan hampir USD400 juta dana bantuan untuk Ukraina. Zelenskiy menyetujui permintaan itu, dan bantuan itu kemudian diberikan.

Menurut ringkasan panggilan telepon bulan Juli yang dikeluarkan oleh Gedung Putih, Trump meminta Zelenskiy untuk menyelidiki Biden dan putranya, Hunter, berkoordinasi dengan Jaksa Agung AS William Barr dan Giuliani. Hunter Biden duduk di dewan perusahaan gas Ukraina yang sedang diselidiki oleh Kiev.

Partai Demokrat menuduh Trump menekan sekutu AS yang rentan untuk ikut campur dalam pemilihan 2020 demi keuntungan politiknya sendiri.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7928 seconds (0.1#10.140)