Seoul, Kota dengan 16.359 Gedung Pencakar Langit

Kamis, 26 September 2019 - 07:10 WIB
Seoul, Kota dengan 16.359...
Seoul, Kota dengan 16.359 Gedung Pencakar Langit
A A A
HAMBURG - Kota Seoul, Korea Selatan (Korsel) menjadi kota dengan jumlah gedung tinggi terbanyak di dunia. Berdasarkan hasil studi Emporis, sampai tahun ini, kota seluas 605,2 kilometer persegi tersebut memiliki 16.359 gedung tinggi, lebih banyak dari Moskow, Rusia 12.317 gedung dan Hong Kong, China memiliki 7.913 gedung pencakar langit.

Emporis mendefinisikan gedung tinggi sedikitnya memiliki ketinggian 35 meter atau 12 lantai. Dalam kategori lain, Burj Khalifa yang menjulang 828 meter menjadi gedung tertinggi di dunia. Saat ini, Dubai, Uni Emirates Arab (UEA) juga sedang membangun 50 gedung pencakar langit, proyek terbanyak di seluruh dunia.

Dubai Creek Tower yang memiliki tinggi 1.300 meter dan direncanakan rampung pada 2020 akan menyalip Burj Khalifa sebagai gedung tertinggi di dunia. Sementara itu, Shenzhen, China, menjadi kota dengan jumlah gedung pencakar langit baru terbanyak di dunia, yakni sebanyak 14 gedung pada tahun lalu.

“Dari sudut pandang praktis, saat ini kita dapat memfasilitasi pembangunan gedung hingga 2.000 meter, tapi biaya konstruksinya sangat mahal,” ujar Daniel Safarik dari Council on Tall Building and Urban Habitat (CTBUH), dikutip The Guardian. “Tapi, interaksi antar-manusia harus menjadi pertimbangan utama,”

Beberapa arsitek dan ahli tata kota, terutama Vertical City, menginginkan inovasi dan capaian baru di dunia konstruksi. Mereka berharap di masa yang akan datang tower akan terhubung dan manusia hidup serta berinteraksi di atas langit. Setiap tower memiliki semua kebutuhan sehingga penghuni tidak perlu turun.

Arsitek Kenneth King dan Kellogg Wong mengatakan kota vertikal akan menjadi solusi kehidupan yang lebih baik bagi manusia. “Tempat itu akan memiliki kapasitas tinggi, efisien, dan bebas kendaraan. Semuanya memiliki fitur berkelanjutan, mulai dari infrastruktur, bangunan, fasilitas, dan layanan,” kata Wong.

Senada dengan Wong, Safarik juga memperkirakan konsep tersebut tampaknya akan diadopsi beberapa wilayah perkotaan, terutama yang sudah kekurangan lahan. Chongqing, China, juga sedang membangun komplek perkotaan skybridge Raffles City. Jika sudah rampung, skybridge itu akan menjadi yang tertinggi.

Arsitek kelahiran Hong Kong Lap-chi Kwong bersama temannya Alison Von Glinow meyakini konsep Tower within Tower itu akan menjadi solusi dalam membantu menghadapi rendahnya interaksi sosial anatar penghuni gedung pencakar langit. Bangunan apartemennya disusun secara vertikal, bukan horizontal.

“Kami kira konsep ini perlu diterapkan di Hong Kong karena Hong Kong merupakan salah satu kota vertikal,” ujar Von Glinow. “Warga Hong Kong dapat merasakan hidup di lebih dari satu lantai. Kami menciptakan tipologi ini untuk menghapus koridor sehingga penghuni dapat saling berinteraksi seperti biasa.”

Sejauh ini, ide tersebut masih tertulis di atas kertas karena tidak ada perusahaan konstruksi yang berniat menggarapnya serius. Maklum, pengerjaan Tower withing Tower memerlukan ruang kerja dan waktu yang lebih banyak dibanding bangunan pada umumnya. Meski demikian, Kwong dan Von Glinow tetap optimis.

Dengan bertambahnya penduduk dan menyusutnya luas lahan, kota vertikal akan terus mengalami tren dalam beberapa dekade ke depan. Dubai dan China merupakan kawasan yang paling aktif membangun gedung pencakar langit. Sejauh ini, Hong Kong menjadi kota dengan gedung pencakar langit terbanyak di dunia.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.2717 seconds (0.1#10.140)