Biro Travel Tertua Dunia Thomas Cook Kolaps, Ratusan Ribu Pelancong Telantar
A
A
A
LONDON - Thomas Cook, biro travel tertua di dunia, kolaps pada Senin (23/2019). Lantaran gulung tikar itulah, ratusan ribu wisatawan di seluruh dunia telantar dan memicu upaya repatriasi masa damai terbesar dalam sejarah Inggris.
Kepala Eksekutif Thomas Cook, Peter Fankhauser, menyampaikan penyesalan yang mendalam karena perusahaan telah gulung tikar setelah gagal mengamankan paket penyelamatan dari para kreditornya.
Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Inggris mengatakan Thomas Cook sekarang telah berhenti berdagang dan regulator serta pemerintah akan bekerja sama untuk membawa lebih dari 150.000 pelanggan Inggris pulang selama dua minggu ke depan.
"Saya ingin meminta maaf kepada jutaan pelanggan kami, dan ribuan karyawan, pemasok, dan mitra yang telah mendukung kami selama bertahun-tahun," kata Fankhauser dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin dini hari.
"Ini adalah masalah penyesalan yang mendalam kepada saya dan anggota dewan lainnya bahwa kami tidak berhasil," ujarnya, dikutip Reuters.
Pemerintah dan regulator penerbangan mengatakan bahwa karena skala situasinya, beberapa gangguan tidak dapat dihindari.
"Thomas Cook telah menghentikan perdagangan sehingga semua penerbangan Thomas Cook sekarang dibatalkan," kata CAA.
Runtuhnya biro travel Thomas Cook menandai berakhirnya salah satu perusahaan tertua di Inggris yang memulai kehidupannya pada tahun 1841 dengan menjalankan perjalanan kereta api lokal sebelum selamat dari dua perang dunia untuk merintis paket liburan pertama di Eropa dan kemudian lebih jauh.
Perusahaan ini sekarang mengelola hotel, resor, dan maskapai penerbangan untuk 19 juta orang per tahun di 16 negara. Saat ini, biro travel itu memiliki 600.000 orang di luar negeri, dan memaksa pemerintah dan perusahaan asuransi untuk mengoordinasikan operasi penyelamatan besar.
Gambar yang di-posting di media sosial menunjukkan pesawat Thomas Cook dialihkan dari tribun normal, dan ditinggalkan begitu pesawat mendarat.
Perusahaan runtuh oleh utang sebesar £1,7 miliar. Thomas Cook telah dilanda persaingan online, pasar travel yang terus berubah, dan peristiwa geopolitik yang dapat mengakhiri musim panasnya.
Gelombang panas Eropa tahun lalu juga menghantam perusahaan karena pelanggan menunda pemesanan pada menit-menit terakhir.
Keruntuhan perusahaan memiliki potensi untuk memicu adegan kacau di seluruh dunia, dengan wisatawan terjebak di hotel-hotel yang belum dibayar di lokasi yang jauh seperti Goa, Gambia dan Yunani.
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, ini juga dapat menekan ekonomi tujuan terbesarnya, seperti Spanyol dan Turki, meninggalkan pemasok bahan bakar, dan memaksa penutupan ratusan agen perjalanannya di jalan-jalan raya Inggris.
Pemerintah Inggris dan regulator penerbangan telah menyusun rencana untuk menggunakan maskapai penerbangan lain guna membawa pulang orang Inggris.
Di Jerman—salah satu pasar pelanggan terbesar untuk Thomas Cook—perusahaan asuransi akan mengambil alih.
Kepala Eksekutif Thomas Cook, Peter Fankhauser, menyampaikan penyesalan yang mendalam karena perusahaan telah gulung tikar setelah gagal mengamankan paket penyelamatan dari para kreditornya.
Otoritas Penerbangan Sipil (CAA) Inggris mengatakan Thomas Cook sekarang telah berhenti berdagang dan regulator serta pemerintah akan bekerja sama untuk membawa lebih dari 150.000 pelanggan Inggris pulang selama dua minggu ke depan.
"Saya ingin meminta maaf kepada jutaan pelanggan kami, dan ribuan karyawan, pemasok, dan mitra yang telah mendukung kami selama bertahun-tahun," kata Fankhauser dalam sebuah pernyataan yang dirilis Senin dini hari.
"Ini adalah masalah penyesalan yang mendalam kepada saya dan anggota dewan lainnya bahwa kami tidak berhasil," ujarnya, dikutip Reuters.
Pemerintah dan regulator penerbangan mengatakan bahwa karena skala situasinya, beberapa gangguan tidak dapat dihindari.
"Thomas Cook telah menghentikan perdagangan sehingga semua penerbangan Thomas Cook sekarang dibatalkan," kata CAA.
Runtuhnya biro travel Thomas Cook menandai berakhirnya salah satu perusahaan tertua di Inggris yang memulai kehidupannya pada tahun 1841 dengan menjalankan perjalanan kereta api lokal sebelum selamat dari dua perang dunia untuk merintis paket liburan pertama di Eropa dan kemudian lebih jauh.
Perusahaan ini sekarang mengelola hotel, resor, dan maskapai penerbangan untuk 19 juta orang per tahun di 16 negara. Saat ini, biro travel itu memiliki 600.000 orang di luar negeri, dan memaksa pemerintah dan perusahaan asuransi untuk mengoordinasikan operasi penyelamatan besar.
Gambar yang di-posting di media sosial menunjukkan pesawat Thomas Cook dialihkan dari tribun normal, dan ditinggalkan begitu pesawat mendarat.
Perusahaan runtuh oleh utang sebesar £1,7 miliar. Thomas Cook telah dilanda persaingan online, pasar travel yang terus berubah, dan peristiwa geopolitik yang dapat mengakhiri musim panasnya.
Gelombang panas Eropa tahun lalu juga menghantam perusahaan karena pelanggan menunda pemesanan pada menit-menit terakhir.
Keruntuhan perusahaan memiliki potensi untuk memicu adegan kacau di seluruh dunia, dengan wisatawan terjebak di hotel-hotel yang belum dibayar di lokasi yang jauh seperti Goa, Gambia dan Yunani.
Dalam jangka waktu yang lebih panjang, ini juga dapat menekan ekonomi tujuan terbesarnya, seperti Spanyol dan Turki, meninggalkan pemasok bahan bakar, dan memaksa penutupan ratusan agen perjalanannya di jalan-jalan raya Inggris.
Pemerintah Inggris dan regulator penerbangan telah menyusun rencana untuk menggunakan maskapai penerbangan lain guna membawa pulang orang Inggris.
Di Jerman—salah satu pasar pelanggan terbesar untuk Thomas Cook—perusahaan asuransi akan mengambil alih.
(mas)