Ancam Habisi Penyerbu Area 51, Unit Militer AS Minta Maaf

Minggu, 22 September 2019 - 09:25 WIB
Ancam Habisi Penyerbu Area 51, Unit Militer AS Minta Maaf
Ancam Habisi Penyerbu Area 51, Unit Militer AS Minta Maaf
A A A
WASHINGTON - Satuan militer Amerika Serikat (AS) meminta maaf dan menghapus tweet yang menggunakan momok sebuah pembom siluman yang dikerahkan untuk menghadapi setiap anak muda yang mencoba masuk ke pangkalan militer rahasia AS, Area 51, di gurun Nevada.

Tweet itu, yang diposting pada hari Jumat di akun Twitter dari Layanan Distribusi Informasi Visual (DVIDS), dengan sasaran para penggemar UFO dan mereka yang penasaran yang menyerbu gurun Nevada pada minggu ini. Mereka mendatangi gurun Nevada memenuhi ajakan untuk menyerbu pangkalan militer rahasia itu yang telah lama dikabarkan menyimpan rahasia pemerintah AS tentang keberadaan kehidupan di luar angkasa dan pesawat ruang angkasa.

Di samping foto pria dan wanita militer berdiri dengan berseragam di depan sebuah pembom siluman B-2, tertulis pesan: "Hal terakhir #Millennials akan lihat jika mereka mencoba #area51raid pada hari ini." (Baca juga: Ancam Habisi Penyerbu Area 51, Departemen Pertahanan AS Dikecam )

“Departemen Pertahanan sama sekali tidak mendukung cara seperti itu. Itu tidak pantas dan kami mohon maaf atas kesalahan ini,” bunyi tweet perminataan maaf dari DVIDS seperti dikutip darai Reuters, Minggu (22/9/2019).

Di Nevada, kekhawatiran tentang upaya serius untuk menyerbu Area 51 tampaknya tidak berdasar. Sekitar 150 orang, beberapa mengenakan pakaian alien, berkumpul di dekat pangkalan pada hari Jumat dalam suasana yang meriah dengan hanya terjadi beberapa penangkapan.

Ini bukan pertama kalinya militer AS mengeluarkan cuitan kontroversial yang dikritik sebagai ancaman atau tidak sensitif.

Pada 31 Desember, Komando Strategis AS, yang mengawasi persenjataan nuklir negara itu, meminta maaf atas pesan Twitter yang mengatakan siap jika perlu untuk menjatuhkan sesuatu "jauh, jauh lebih besar" daripada bola Malam Tahun Baru di New York.

Dan tahun lalu Angkatan Udara AS meminta maaf atas sebuah tweet yang bermaksud bercanda dalam membunuh para militan Taliban di Afghanistan dengan mengajukan debat viral internet tentang apakah sebuah file audio mengatakan kata-kata "Laurel" atau "Yanny."
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3421 seconds (0.1#10.140)